Mohon tunggu...
Pramono Dwi  Susetyo
Pramono Dwi Susetyo Mohon Tunggu... Insinyur - Pensiunan Rimbawan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pengalaman Mengurus Anak Sekolah dan Kuliah

8 Februari 2020   22:59 Diperbarui: 8 Februari 2020   23:05 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya puas dan cukup tenang karena putri saya cepat beradaptasi dengan teman temannya diasrama dan sekolahnya. Prestasinyapun cukup bagus karena selalu masuk dalam sepuluh besar meskipun berasal dari SMP nun jauh di ujung tenggara pulau Sulawesi. 

Saya berikan motivasi dan dorongan semangat, kalau lulus dari SMA silahkan memilih melanjutkan diperguruan tinggi negeri  atau swasta terbaik yang ada di Jawa. 

Kedua putri saya yang bersekolah di Palangkaraya, kami motivasi juga bila dapat mencapai rangking atau tiga besar disekolahnya boleh menyusul kakaknya sekolah SMA di Jawa. Mereka berdua semangat belajar dan selalu mendapat rangking tiga besar disekolahnya baik yang di SMP maupun di SD.

Tahun 2003, tiba giliran anak pertama lulus SMA dengan peringkat lima besar dan anak kedua lulus SMP dengan peringkat pertama. Sesuai dengan janji saya sebelumnya, putri sulung  saya memilih kuliah di Fakultas Teknik Lingkungan dan Arsitektur, jurusan teknik lingkungan Universitas Trisakti di Jakarta. 

Sementara adiknya yang tadinya telah diterima di SMA Stella Duce 1 Jogya untuk mengikuti jejak kakaknya, terpaksa saya batalkan karena hasil test sewaktu masih  di Palangkaraya untuk seleksi penerimaan di SMA Taruna Nusantara, lolos dan dipanggil di Magelang. Pilihan terbaik jelas di Magelang. 

Syukurnya, anak kami mampu beradaptasi dan mengikuti pelajaran di SMA favorit bagi anak anak Indonesia, yang rata rata punya latar belakang prestasi yang luar biasa di SMPnya.

Meskipun yang bekerja mencari nafkah hanya saya seorang, namun kami tidak khawatir dalam mengelola tiga dapur (Jakarta, Magelang dan Palangkaraya), karena sudah kami atur dan rencankan sebelumnya dengan cara menabung dari sejak mereka masih balita. Kami berani habis habisan (all out), karena percaya benar bahwa hanya dengan pendidikan yang baiklah yang akan merubah nasib hidup seseorang akan lebih baik lagi kelak dikemudian hari.

Tahun 2006, putri kami yang kedua lulus dari SMA Taruna Nusantara dan melenggang dengan mudah masuk di Universitas Gajah Mada (UGM), jurusan Teknik Pertanian. Sementara itu, setahun kemudian (2007), kakaknya lulus dari Universitas Trisakti dengan indeks prestasi diatas 3,0  dari skala 1- 4. 

Selang tidak berapa lama putri sulung kami, diterima bekerja di perusahaan air minum Palyja di Jakarta hingga sampai sekarang. Sedangkan adiknya, lulus di UGM tahun 2011, dengan prestasi yang kurang lebih sama yaitu indeks prestasi diatas 3,0 dan tiga bulan kemudian diterima bekerja di PT. Nestle Indonesia selama dua tahun dan berhenti karena menikah dengan anggota TNI lulusan AAU Jogya.

Perjuangan Sibungsu

Tahun 2004, saya pribadi minta dimutasi ke pusat di Kementerian Kehutanan Jakarata (sekarang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) agar dapat lebih fokus mengurus anak anak untuk menyelesaikan kuliahnya, sementara sibungsu baru saja menyelesaikan SDnya di Palangkaraya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun