Mohon tunggu...
Pramono Dwi  Susetyo
Pramono Dwi Susetyo Mohon Tunggu... Insinyur - Pensiunan Rimbawan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Lulusan Terbaik, Sudah Puaskah?

27 Januari 2020   10:55 Diperbarui: 27 Januari 2020   11:03 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

LULUSAN TERBAIK :  SUDAH  PUASKAH ?

Sebagai orang tua, saya diberi kesempatan Tuhan untuk dapat menghadiri wisuda ketiga putri saya  di Universitas Trisakti  Jakarta, Universitas Gajah Mada (UGM) Jogyakarta dan Institut Pertanian Bogor (IPB) Bogor. Meskipun SD dan SMP nya mereka banyak dihabiskan diluar Jawa, karena mengikuti tugas orangtua sebagai aparatur sipil negara (dulu PNS) yang selalu dimutasi dari satu kota kekota lain atau dari  satu provinsi keprovinsi lainnya (SD  berturut turut di Ujung Pandang, Kendari dan Palangkaraya sedangkan SMP di Kendari, Palangkaraya dan Bogor), namun sejak masuk SMA (SMA Stella Duce 1 Jogyakarta, SMA Taruna Nusantara Magelang dan SMA 3 Kota Bogor) saya wajibkan harus di pulau Jawa agar mudah dan sudah  beradaptasi lebih dahulu dengan lingkungan guna melanjutkan kuliah di perguruan tinggi. 

Dalam tiga kali wisuda tersebut, saya disuguhi pengumuman dan pemberian penghargaan wisudawan terbaik , predikat lulus dengan pujian (cumlaude).  Indeks Prestasi (IP) diatas 3,5 dengan skala 0 sampai 4. Sudah tentu bagi orang tua yang mempunyai putra putri dapat meraih predikat terbaik akan sangat bangga dengan prestasi tersebut. Tapi puaskah para wisudawan dan orang tua menyandang gelar lulusan terbaik ? Jawabannya belum tentu. Ini baru satu tahap dan ada tahapan berikutnya yang lebih penting dan tidak dapat diprediksi (unpredictable) kedepannya  yaitu mendapat lapangan pekerjaan yang baik, memadai dan menjanjikan .

Persaingan Ketat dan Keras

Dalam mencari lapangan pekerjaan , nampaknya persyaratan lulusan terbaik (cumlaude) tidak pernah dicantumkan , biasanya hanya diminta indeks prestasinya (IP) nya  minimal 3.0 saja dengan segala macam persyaratan administrasi yang harus dipenuhi. Disinilah persaingan yang sesungguhnya, lulusan terbaik hanyalah sekedar lolos dari passing grade administrasi saja untuk melangkah pada tahapan test-test yang sesungguhnya. Predikat cumlaude tidak dapat dijadikan privelege apa apa dalam mendapatkan lapangan pekerjaan. 

Kenapa demikian ? Cumlaude antar perguruan tinggi negeri mutunya tidak sama satu dengan yang lain, demikian pula antar perguruan tinggi swasta , apalagi antara perguruan tinggi negeri dengan swasta. Belum lagi, lulusan perguruan tinggi luar negeri yang sudah banyak jumlahnya sekarang, ikut bersaing untuk mendapatkan lapangan pekerjaan ditanah air.

Secara empiris dalam  hunting pekerjaan baru, terdapat 2 (dua) tipe pekerjaan yang  tidak/kurang  atau memadai dan menjanjikan masa depan. Pertama, kurang  memadai atau menjanjikan. Pekerjaan model begini, biasanya adalah pekerjaan yang kurang ada persaingan dalam rekruitmen pegawainya . Kalau seandainya terdapat persainganpun jumlah pesertanya yang ikut seleksi tidak banyak jumlahnya paling puluhan orang. Proses rekruitmennya terbilang cepat karena mekanisme dan tahapan test tertulis jarang dilakukan dan hanya berdasarkan latar belakang pendidikan, indeks prestasi, test kesehatan  dan wawancara (interview) saja.

Jenis pekerjaan ini biasanya dilakukan oleh perusahaan swasta yang bergerak dipenjualan barang/jasa. Mereka membutuhkan banyak tenaga pemasaran (marketing/salesman) untuk menjual produknya. Biasanya perusahaan semacam ini, selalu membuka lowongan pekerjaan di media massa maupun media digital karena untuk mengganti pegawainya yang sering keluar masuk perusahaan. Gaji yang ditawarkan memang sesuai dengan tingkat pendidikan sarjana pada umumnya, hanya jenjang kariernya kurang  jelas dan jam kerjanya sering melebihi batas waktu yang ditentukan peraturan perundangan ( satu hari kerja/ delapan jam). Mereka hanya mengejar target penjualan saja. Kelebihan jam kerja tidak diperhitungkan sebagai jam kerja lembur. 

Kondisi macam ini yang menyebabkan pegawainya tidak bertahan lama di perusahaan tersebut. Pekerjaan lain yang kurang memadai dan menjanjikan adalah perusahaan outsourcing (alih daya) yang mendompleng nama perusahaan besar atau BUMN. Calon pelamar dijanjikan untuk menjadi pegawai tetap pada perusahaan yang didomplenginya setelah mengabdi dalam jangka waktu sekian tahun. Padahal pada kenyataannya tidak ada kerja sama yang mencantumkan seperti itu. 

Para pelamar yang diterima hanya menyandang status sebagai pegawai alih daya saja. Bila kontraknya dengan perusahaan besar dan BUMN selesai. Selesai pula "status pegawai"  perusahaan atau BUMN yang didomplenginya.  Kalau seandainya, memang perusahaan besar atau BUMN tersebut membutuhkan pegawai tetap, mereka akan membuka sendiri lowongan pekerjaan secara resmi, tidak melalui perusahan alih daya tersebut.

Kedua, pekerjaan yang memadai dan menjanjikan. Pekerjaan yang mempunyai jenjang karier jelas, jam kerjanya jelas dan jumlah pegawainya banyak dan tersebar luas diseluruh Indonesia. Pekerjaan model begini adalah pekerjaan yang persaingannya keras dan amat ketat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun