Mohon tunggu...
Prameswari Salsabilla Fourit
Prameswari Salsabilla Fourit Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa Akuntansi

Perkenalkan, nama saya Prameswari Salsabilla Fourit yang biasa dipanggil dengan sebutan Ames. Saya mahasiswa dari Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi. Selain saya menyukai hal-hal yang berbau Akuntansi, saya juga menyukai menulis. Sehingga saya mencoba untuk menulis disini untuk berbagi banyak informasi yang dapat saya berikan terutama yang sedang ramai diperbincangkan.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Boikot Masih Berlanjut? Bagaimana Perekonomian Indonesia?

15 Januari 2024   21:07 Diperbarui: 16 Januari 2024   17:56 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Boikot dapat didefinisikan sebagai penolakkan terhadap sesuatu yang dianggap tidak sesuai, tidak adil, atau sesuatu yang dianggap bermasalah. Selain itu, boikot juga dapat didefinisikan sebagai protes dari sekelompok orang terhadap sebuah isu, kebijakan, aturan, ataupun situasi tertentu dengan cara tidak menggunakan lagi atau tidak membeli kembali serta menolak semua kebijakan yang berurusan dengan suatu bisnis tersebut (yang diboikotkan) sebagai tindakan untuk memprotes atau unjuk rasa. Dan sebenarnya, tindakan boikot ini telah lama ada dalam sejarah perjuangan masyarakat untuk melawan ketidakadilan.

Akuntansi lingkungan merupakan sebuah sarana untuk melaporkan aktivitas-aktivitas atau operasional dalam suatu perusahaan atau organisasi yang dikaitkan dengan lingkungan ekonomi maupun lingkungan bisnis. Tujuan dari akuntansi lingkungan adalah untuk memberikan informasi tentang bagaimana aktivitas atau operasi lingkungan dari suatu perusahaan itu berjalan. Perusahaan yang hanya mementingkan profit dan tidak peduli pada lingkungan akan terkena eksternalitas yang berupa boikot dari para pelanggan, protes dari aktivis lingkungan hidup, protes dari para pemegang saham, dan bahkan karyawannya itu sendiri. Tidak dapat dipungkiri kalau pasti ada sedikit-banyaknya perusahaan yang merekayasa tindakan serta laporan keuangan mereka dengan tujuan untuk menunjukkan bahwa mereka telah ikut berpartisipasi dalam upaya aksi lingkungan. Perusahaan yang berperilaku tidak etis tersebut tersebut pada akhirnya akan ketahuan dan akibatnya akan dijauhi oleh masyarakat. Perusahaan yang dijauhi masyarakat dapat berakibat bangkrut dikarenakan penururnan baik penjualan maupun saham yang sangat drastis.

Dan sudah dari bulan Oktober tahun 2023 lalu, tidak hanya Warga Negara Indonesia (WNI) yang melakukan boikot massal, tetapi juga warga negara dari seluruh dunia melakukan boikot secara massal sebagai upaya menekan genosida di Gaza, Palestina. Dan seperti definisi boikot yang sudah dijelaskan sebelumnya, adanya boikot massal ini dengan tujuan sebagai unjuk rasa yang berupa kemanusiaan terhadap saudara kita yang berada di sana. Produk-produk yang diboikotkan merupakan produk yang memang sudah terbukti mendukung adanya genosida yang terjadi di Gaza, Palestina. Dan sempat ramai bahwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa bahwa haram hukumnya jika 'membeli' produk-produk yang mendukung adanya genosida tersebut. Namun nyatanya, informasi tersebut salah atau merupakan suatu berita hoax. Majelis Ulama Indonesia (MUI) hanya mengharamkan jika kita mendukung adanya genosida tersebut. Namun, jika membeli produk-produk yang diboikotkan tersebut, sama aja kita mendukung pergerakan mereka untuk melakukan genosida terhadap Palestina.

Sudah ada produk yang diboikotkan dengan memiliki nama yang sangat besar mengaku akan dampak dari boikot massal ini. Produk-produk ternama tersebut mengalami penurunan yang sangat drastis dan salah satunya yaitu produk yang mendukung dan mensponsori tim sepak bola nasional Israel atau Israel Football Association (IFA), yaitu Puma, Sports Brand yang berasal dari Jerman yang sangat terkenal dan memiliki nama yang besar. Puma merupakan sebuah produsen yang mengeluarkan baik dari pakaian olahraga hingga peralatan alas kaki seperti sepatu, sendal, maupun kaus kaki yang termuka di dunia. Tidak ada yang tidak mengenali Sports Brand yang berasal dari Jerman tersebut, Puma mendukung berbagai bisnis di Israel dan merupakan sponsor utama dari Israel Football Association (IFA) sehingga Puma diboikotkan habis-habisan oleh masyarakat dunia. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa Puma sendiri sudah lama diboikotkan karena menjadi sponsor utama dalam Israel Football Association (IFA), karena dukungan Puma terhadap Israel Football Association (IFA) tersebut merupakan termasuk tindakan yang mendukung pelanggaran terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) serta mendukung Israel untuk terus berkembang. Dan seruan boikot semakin meningkat semenjak mulai terjadi kembali pembantaian yang sangat besar-besaran atau sebuah genosida besar-besaran yang terjadi karena ulah Israel di Gaza. Dan tidak lama dari gemparnya berita genosida besar-besaran ini, juru bicara dari Puma mengatakan bahwa Puma akan berhenti menandatangani lanjut kontrak bersama dengan Israel Football Association (IFA) dan berhenti mensponsori tim sepak bola nasional tersebut mulai dari awal tahun 2024 ini. Dan dikabarkan bahwa Puma akan mensponsori tim sepak bola nasional dari Selandia Baru yaitu New Zealand Football Federation di tahun 2024.

Mungkin banyak orang yang berpikir kalau adanya boikot ini akan menambah jumlah pengangguran dan hanya menyusahkan ekonomi di Indonesia saja. Namun, jika kita coba berpikir secara jauh, adanya boikot ini sebenarnya memiliki dampak yang sangat baik di Indonesia jika kita semua dapat menyukseskannya. Berikut diantaranya yaitu:

  • Meningkatkan Peminat Produk Lokal (UMKM di Indonesia)

Hampir semua produk-produk yang diboikotkan merupakan produk luar negeri yang sangat terkenal dan sudah lama di Indonesia. Banyaknya pelanggan setia yang menggunakan produk luar negeri yang terkenal tersebut membuat UMKM atau produk lokal tidak begitu terlihat di mata para warga Indonesia. Namun kini, sudah saatnya para UMKM atau produk lokal memunculkan diri dan berbondong-bondong untuk menunjukkan kualitas yang mereka miliki.

Sedikit-banyaknya pelanggan setia dari UMKM atau produk lokal tersebut mengakui bahwa kualitas produk lokal sebenarnya tidaklah kalah saing dengan produk luar negeri. Seperti halnya dengan merek produk lokal yaitu PVN dan Aerostreet. Para pelanggan dari merek tersebut mengakui kualitas yang tidak kalah bagus dan memiliki motif yang tidak kalah unik. Hanya saja, peminat dari produk lokal tidaklah begitu tinggi, karena Warga Negara Indonesia (WNI) selalu mengagung-agungkan produk luar negeri yang terus menerus. Sehingga pemasaran dari para UMKM di Indonesia ini atau produk lokal tidak begitu menarik untuk mereka.

  • Dapat Menambah Lowongan Pekerjaan

Mungkin banyak yang mengira kalau adanya boikot massal ini tidak memikirkan para pekerja di Indonesia karena dapat membuat semakin banyaknya pengangguran. Produk-produk yang diboikotkan mendapatkan kerugian yang sangat besar dan membuat perusahaan dari produk-produk yang diboikotkan tersebut terpaksa melakukan PHK massal.

Tapi nyatanya, jika kita terus menerus mendukung UMKM atau produk lokal dalam negeri ini dan perlahan-lahan menghilangkan minat kita ke produk luar negeri dapat membuat UMKM atau para produk lokal tersebut menjadi besar sehingga banyak lowongan yang dapat ditawarkan ke para pengangguran yang ada di Indonesia.

Jika kita telah menyukseskan untuk meningkatkan peminat UMKM atau produk lokal dalam negeri ini yang sehingga dapat membuka banyak lowongan pekerjaan bagi para pengangguran di Indonesia yang dapat terbilang cukup tinggi. Kita secara tidak langsung dapat meningkatkan ekonomi di Indonesia.

Jika kita membeli dan menggunakan produk lokal, ini berarti kita membantu meningkatkan devisa di negara ini. Dapat dikatakan kalau semakin kita sukses dalam memperbanyak peminat terhadap UMKM atau produk dalam negeri, maka kita semakin ikut andil dalam memajukan perekonomian di Indonesia.

Dan jumlah pengangguran juga sangat berdampak pada kehidupan perekonomian dan kehidupan sosial masyarakat. Karena semakin sedikitnya jumlah pengangguran, maka semakin meningkat pertumbuhan ekonomi di Indonesia, dan bahkan dapat meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat di Indonesia.

Kesimpulan yang dapat disimpulkan yaitu, barang-barang yang sudah dibeli tidaklah dibuang atau memubazirkannya, tetapi konsep dari boikot ini hanyalah tidak membeli kembali dari produk-produk yang sudah ada bukti yang nyata dalam mendukung sesuatu yang tidak rasionalis. Adanya boikot itu tidak semata-mata melakukan hanya karena menjatuhkan sebuah produk, melainkan sebagai unjuk rasa terutama pada kasus yang sekarang ini, yang merupakan unjuk rasa tentang kemanusiaan. Kasus ini bukanlah karena agama, tetapi murni tentang kemanusiaan. Diadakannya boikot massal ini untuk menekan genosida yang terjadi di Gaza, Palestina. Dan jika kita melihat dari skala prioritas, kita perlu memprioritaskan nyawa terlebih dahulu, setelah itu barulah pekerjaan. Karena pekerjaan dapat dicari kembali, tetapi nyawa tidak dapat diganti.

Banyaknya orang yang berpikir, mengapa hanya produk saja yang diboikotkan, tetapi tidak dengan aplikasi terutama sosial media yang mendukung adanya genosida? Mungkin kita perlu berpikir secara jauh dan logis mengapa kita perlu adanya aplikasi-aplikasi ini dan tidak diboikotkan. Dengan adanya aplikasi-aplikasi ini kita dapat memberikan informasi atau berita terkini tentang saudara kita yang berada di Gaza, Palestina, dan dapat menghindarkan salah persepsi dari kebenaran yang ada. Adanya aplikasi ini juga memberikan kemudahan bagi kita untuk informasi tentang donasi yang dapat disalurkan untuk mereka. Dan sekarangpun, aplikasi-aplikasi sosial media ini menjadi "senjata makan tuannya"-nya mereka karena dari aplikasi ini, banyaknya netizen dari Indonesia menyebarkan komentar pedas yang membuat mental para tentara genosida goyah karena komentar-komentar dari netizen Indonesia tersebut. Jadi, dapat dikatakan, kita dapat memanfaatkan banyak keuntungan dan membantu para pahlawan Palestina untuk menyerang mereka walaupun tidak secara langsung.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun