Silahkan pekikkan sekencang-kencangnya "Saya Indonesia, Saya Pancasila!" namun jangan lupa wujudkan dengan tindakan nyata nilai luhur Pancasila dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara
Tepat setiap tanggal 1 Juni seluruh lapisan masyarakat Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila. Sebuah momentum yang baik untuk perenungan diri tentang bagaimana kondisi Indonesia terkini.Â
Lalu munculah pertanyaan, apakah negeri ini sudah benar-benar menerapkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam semua lini berkehidupan, berbangsa, dan bernegara?Â
Jawabanya dapat dilihat dari apa saja dan bagaimana saja yang muncul di permukaan. Menjadi sebuah catatan yang memprihatikan jikalau hanya memekikkan "Saya Indonesia Saya Pancasila!" tanpa ada wujud nyata berupa tindakan yang sesuai dengan nilai-nilai luhur dari Pancasila itu sendiri.
"Ancaman radikalisme, intoleransi, dan korupsi, nyata merongrong bangsa ini baik dari dalam atau dari luar, sebuah harapan bahwasannya kekuatan Pancasila mampu mempersatukan bangsa dalam rangka melibas habis ancaman-ancaman itu semua."
Potret Negeri Tercinta TerkiniÂ
Muncul jelas di permukaan bagaimana kondisi negeri kita tercinta saat ini. Masyarakat Indonesia yang katanya Pancasilais benar-benar diuji, utamanya dalam kondisi pandemi seperti ini.Â
Belum selesai perseteruan dampak pilpres di masyarakat yang masih membekas. Masyarakat seakan terkotak-kotak akibat perbedaan pilihan dan tak jarang pula ditemukan gesekan yang rasanya sangat miris sekali.Â
Sesama anak bangsa berseteru hingga melahirkan korban jiwa. Miris, sedih, ingin rasanya menangis sejadinya. Dalam kondisi carut marut akibat dampak pilpres, muncul kemudian ujian pandemi yang menguji, utamanya kepada seluruh masyarakat Indonesia.Â
Dampak pandemi jelas terasa di semua lini yang menguji seberapa kuat perastuan dan kesatuan bangsa ini. Ekonomi masyarakat benar-benar hancur, banyak perusahaan bangkrut dan harus mengambil keputusan untuk mengurangi bahkan memutus hubungan kerja pekerja-pekerjanya.Â