Mohon tunggu...
Prahasto Wahju Pamungkas
Prahasto Wahju Pamungkas Mohon Tunggu... Advokat, Akademisi, Penerjemah Tersumpah Multi Bahasa (Belanda, Inggris, Perancis dan Indonesia)

Seorang Advokat dan Penerjemah Tersumpah Multi Bahasa dengan pengalaman kerja sejak tahun 1995, yang juga pernah menjadi Dosen Tidak Tetap pada (i) Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan, (ii) Magister Hukum Universitas Pelita Harapan dan (iii) Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Indonesia, yang gemar travelling, membaca, bersepeda, musik klasik, sejarah, geopolitik, sastra, koleksi perangko dan mata uang, serta memasak. https://pwpamungkas.com

Selanjutnya

Tutup

Financial

Mengapa Emas dan Real Estate Tak Selalu Jadi Pilihan Investasi Terbaik

20 Mei 2025   12:50 Diperbarui: 20 Mei 2025   13:55 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
AI-generated image: Investment in Gold and Real Property

Dalam laporan terbaru CNBC, muncul temuan menarik: sebagian orang Amerika percaya bahwa investasi terbaik jangka panjang adalah real estate dan emas. Meski terdengar masuk akal, banyak penasihat keuangan justru menilai keyakinan ini sebagai bentuk kesalahan umum, terjebak pada persepsi, bukan kenyataan.

Lee Baker, perencana keuangan bersertifikat sekaligus pendiri Claris Financial Advisors, menjelaskan bahwa kecenderungan ini lebih banyak didorong oleh sensasi dan romantisme dibanding fundamental investasi. Dengan kata lain, banyak orang lebih memilih investasi yang terlihat meyakinkan, bukan yang secara statistik dan rasional paling menguntungkan.

Pernyataan Lee Baker, bahwa "banyak orang terjebak sensasi," terasa sangat relevan, bahkan di Indonesia.

Saya bukan seorang ekonom, bukan seorang ahli perencanaan keuangan. Tetapi setelah saya baca laporan CNBC dan pernyataan tersebut di atas, saya pikir hal itu sangat menarik dan saya tertarik untuk memaparkannya.

Real Estate dan Emas: Kenapa Disukai?

Baik di Amerika maupun Indonesia, real estate dan emas punya daya tarik emosional yang kuat, karena real estate memberi rasa aman karena berwujud nyata, bisa diwariskan, dan tampak stabil, sedangkan emas dianggap sebagai "safe haven", pelindung nilai saat inflasi atau krisis ekonomi.

Namun dalam praktiknya, kedua instrumen ini bukan tanpa kelemahan, karena real estate membutuhkan modal besar, biaya perawatan tinggi, serta tidak likuid. Harga bisa stagnan bertahun-tahun, tergantung lokasi dan siklus properti, dan emas tidak memberikan pendapatan pasif (seperti dividen saham), dan dalam jangka panjang kenaikannya sering kalah dari instrumen berbasis pasar modal.

Apa Kata Data?

Di Amerika, indeks S&P 500 (yang mewakili 500 perusahaan terbesar) secara historis memberikan return rata-rata sekitar 7--10% per tahun setelah inflasi. Bandingkan dengan emas yang hanya menghasilkan sekitar 1--2% pertumbuhan riil jangka panjang.

Begitu pula di Indonesia: IHSG sejak tahun 2000 mencatatkan kenaikan signifikan, jauh mengungguli rata-rata pertumbuhan harga properti dan emas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun