Dalam laporan terbaru CNBC, muncul temuan menarik: sebagian orang Amerika percaya bahwa investasi terbaik jangka panjang adalah real estate dan emas. Meski terdengar masuk akal, banyak penasihat keuangan justru menilai keyakinan ini sebagai bentuk kesalahan umum, terjebak pada persepsi, bukan kenyataan.
Lee Baker, perencana keuangan bersertifikat sekaligus pendiri Claris Financial Advisors, menjelaskan bahwa kecenderungan ini lebih banyak didorong oleh sensasi dan romantisme dibanding fundamental investasi. Dengan kata lain, banyak orang lebih memilih investasi yang terlihat meyakinkan, bukan yang secara statistik dan rasional paling menguntungkan.
Pernyataan Lee Baker, bahwa "banyak orang terjebak sensasi," terasa sangat relevan, bahkan di Indonesia.
Saya bukan seorang ekonom, bukan seorang ahli perencanaan keuangan. Tetapi setelah saya baca laporan CNBC dan pernyataan tersebut di atas, saya pikir hal itu sangat menarik dan saya tertarik untuk memaparkannya.
Real Estate dan Emas: Kenapa Disukai?
Baik di Amerika maupun Indonesia, real estate dan emas punya daya tarik emosional yang kuat, karena real estate memberi rasa aman karena berwujud nyata, bisa diwariskan, dan tampak stabil, sedangkan emas dianggap sebagai "safe haven", pelindung nilai saat inflasi atau krisis ekonomi.
Namun dalam praktiknya, kedua instrumen ini bukan tanpa kelemahan, karena real estate membutuhkan modal besar, biaya perawatan tinggi, serta tidak likuid. Harga bisa stagnan bertahun-tahun, tergantung lokasi dan siklus properti, dan emas tidak memberikan pendapatan pasif (seperti dividen saham), dan dalam jangka panjang kenaikannya sering kalah dari instrumen berbasis pasar modal.
Apa Kata Data?
Di Amerika, indeks S&P 500 (yang mewakili 500 perusahaan terbesar) secara historis memberikan return rata-rata sekitar 7--10% per tahun setelah inflasi. Bandingkan dengan emas yang hanya menghasilkan sekitar 1--2% pertumbuhan riil jangka panjang.
Begitu pula di Indonesia: IHSG sejak tahun 2000 mencatatkan kenaikan signifikan, jauh mengungguli rata-rata pertumbuhan harga properti dan emas.