Mohon tunggu...
Pratiwi S Tamrin
Pratiwi S Tamrin Mohon Tunggu... Dosen - Bolang

Tiwi is an English lecturer in UTS. She says : Writing is the best way to be immortal.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Benarkah Perempuan Telat Menikah karena Pendidikan yang Tinggi?

20 Agustus 2019   15:26 Diperbarui: 20 Agustus 2019   15:50 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pertanyaan saya sekarang, apakah karena pendidikannya yang tinggi perempuuan telat menikah? Atau karena kesibukannya perempuan telat menikah? Pertanyaan ini sebenarnya harusnya ditujukan ke laki-laki apa rela mendidik istri yang kelihatannya secara sosial lebih tinggi statusnya tetapi hakikatnya dia hanya perempuan? Perempuan yang ditakdirkan untuk dipilih. Perempuan yang ditakdirkan untuk menjadi partner laki-laki. Apa siap dengan segala konseskuensinya? Karena pada dasarnya tanpa kriteria sholehah pun perempuan yang berakal pasti paham secara naluriah laki-lakilah yang menjadi pemimpin, tentu saya meng-exclude pejuang feminisim.

Dalam pembicaraan kali ini, justru saya ingin bertanya balik. Apa laki-laki milenial sekarang ketakutan mengambil komitmen?. Terlalu menunda-nunda mengambil peran menjadi suami dan ayah serta beralasan dengan ketidaksiapan mental? Hanya laki-laki yang tahu jawabannya.

Tentu terlapas dari pilihan laki-laki yang bisa memilih perempuan muda, kaya dan lebih menarik. Itu naluriah. Itu normal. Munafik jika laki-laki tidak memilih perempuan muda dan lebih kaya. Setiap orang memiliki prinsip, kriteria dan standar masing-masing dalam memilih pasangan hidup. Di tahap awal, masing-masing dari kita tidak ada yang benar-benar yakin seratus persen. Pasti ada keraguan yang menghinggapi namun keyakinan biasanya mengalahkan keraguan tersebut.

Akhirnya, kita sadar seutuhnya bahwa semua memiliki konsekuensi dan resiko masing-masing yang akan dipertanggungjawabkan di hadapan pencipta semesta nantinya. Last but not least, setelah manusia mengambil bagian dengan cara berusaha dan berdoa, takdir Allah selalu penentu setiap masalah. Lima puluh ribu tahun sebelum alam semesta diciptakan. Yang bertakdir tak akan lewat dan yang tidak ditakdirkan pasti lewat. Kamu sudah siap? Mulailah dengan bismillah dan keyakinan yang masih dibayangi keraguan, namun kalahkan dengan usaha dan doa. Yakin Allah tak akan menelantarkan hamnya yang menuju ke Dia dengan cara berjalan apalagi berlari. Semangat.         

 

Sumber: id.wikipedia.org/wiki/Aliyah_Rasyid

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun