Sudah jelas sekali semua orang tahu bahwa Jacaerys (Harry Collett) dan Lucerys bukan anak Laenor Velaryon dan tidak memiliki darah Velaryon. Semua orang hanya mengabaikan fakta tersebut karena Raja Viserys (Paddy Considine) memilih untuk mengabaikan fakta tersebut. Karena Rhaenyra mengabaikan fakta tersebut.
Kemudian mengenai Rhaenys. Di depan muka penghuni istana Red Keep ia mungkin menunjukkan dukungannya terhadap Rhaenyra dan Lucerys, tetapi kemudian kita melihat ia beradu dengan pikirannya sendiri ketika berada di sisi pembaringan mayat Vaemond.
Argumen mengenai "nama" dan "darah" seperti kembali lagi ke ingatan Rhaenys ketika ia menyaksikan tubuh Vaemond yang terbujur kaku.Â
Kita bisa berspekulasi bahwa Rhaenys merencanakan sesuatu bagi Rhaenyra, tetapi perlu diingat juga bahwa keluarga Velaryon--Rhaenys dan Corlys--adalah pendukung Rhaenyra di perang saudara Targaryen (Dance of the Dragons).Â
Mungkin serial ini akan membawa jalan cerita baru bagi Rhaenys dan keluarga Velaryon, seperti yang kita saksikan minggu lalu dengan plot twist Laenor (John MacMillan) yang tidak disebutkan di buku Fire & Blood.Â
Dari keluarga Velaryon, kita beralih ke keluarga Targaryen. Raja Viserys I pada akhirnya menghembuskan nafas terakhir di episode 8. Sebuah akhir yang emosional di episode yang sangat emosional juga.
Namun, saya rasa saya tidak sendirian jika saya mengatakan bahwa ending episode 8 berhasil menyulut amarah di dalam diri saya. Miskomunikasi. Satu hal yang paling saya benci di setiap alur cerita baik di buku maupun film.
Viserys mengira Alicent (Olivia Cooke) adalah Rhaenyra.Â
Kita tahu bahwa sebelum Viserys berniat untuk menamakan Rhaenyra sebagai pewaris The Iron Throne, ia menceritakan mimpi Aegon sang Penakluk yang diberi nama "The Song of Ice and Fire."Â