Mohon tunggu...
Pradini Aulia Dewi
Pradini Aulia Dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa yang gemar membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa Universitas Diponegoro Mengikuti Kegiatan Pejuang Muda Kementerian Sosial RI, Begini Kisah Lengkapnya

26 Juni 2022   16:11 Diperbarui: 26 Juni 2022   16:29 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahasiswa Universitas Universitas Diponegoro (Undip) Semarang melakukan kegiatan verifikasi dan validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Ia adalah Pradini Aulia Dewi dari Program Studi S-1 Matematika Fakultas Sains dan Matematika (FSM) yang diterjunkan dalam Program Pejuang Muda Kementerian Sosial RI 2021. Pradini ditempatkan di Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung selama dua bulan lebih.

Program Kementerian Sosial RI ini diadakan karena data Bantuan Sosial (Bansos) masih belum terdata secara rapi. Selain itu, terdapat indikator kemiskinan yang harus diperbarui datanya. Kemudian, banyak juga data masyarakat yang sebenarnya layak menerima Bansos tetapi tidak dapat dan yang tidak layak justru tercantum dalam daftar penerima Bansos.

Selain itu, ada beberapa orang penerima bantuan yang sudah meninggal tetapi bantuan sosialnya masih masuk sehingga harus diverifikasi. Mahasiswa program studi Matematika itu melakukan verifikasi dan validasi data penerima bantuan sosial PKH dan BPNT beserta irisannya dengan mengisikan kuesioner indikator-indikator kemiskinan ke aplikasi SAGIS (Social Affair Geographic Information System) milik Kementerian Sosial RI. 

Nantinya, data yang telah diinput oleh peserta akan langsung diterima Kementerian Sosial RI dalam hal ini Pusdatin akan menilai apakah orang yang menjadi target tersebut masih layak atau tidak untuk menerima Bantuan Sosial. 

Dalam melakukan pendataan, Pradini sebagai peserta pejuang muda harus berpindah dari satu desa ke desa lainnya sesuai dengan daerah penempatannya dengan jarak yang cukup jauh dan medan yang berbeda-beda. Ia dan rekan-rekannya juga kerap berangkat di pagi buta dan kembali saat maghrib ketika  menjalankan program tersebut karena jarak lokasi yang jauh.

Menurut Pradini, tantangan dalam program ini adalah perbedaan latar belakang, baik suku, budaya, dan bahasa. Walaupun terlahir dan besar di Kabupaten Lampung Selatan, namun karena Lampung Selatan terdiri dari berbagai suku bangsa pradini kerap kali kesulitan dalam menggunakan bahasa. 

Selain itu juga wilayah yang sangat luas dan jalannya yang berliku membuat pradini dan rekan-rekan kesulitan saat melakukan kegiatan verifikasi dan validasi DTKS. Hal ini juga kian menjadi masalah ketika tidak seluruh tempat didukung dengan sinyal yang stabil. 

"Latar belakang pendidikan saya Matematika, mungkin sedikit bertentangan dengan apa yang saya lakukan disini namun saya percaya kalau semua dari kita dipilih untuk memberikan manfaat. Jadi selama ngejalanin kegiatan verifikasi dan validasi data enjoy aja ketemu banyak orang baru setiap harinya". Ujar pradini ketika bercerita tentang kegiatannya.

Selain melakukan kegiatan verifikasi dan validasi data DTKS, Pradini dan rekan-rekannya juga merancang sebuah sistem dini peringatan tsunami yang disebut PUMMA atau Perangkat Ukur Murah Muka Air Laut. PUMMA adalah sebuah sistem yang mampu mendeteksi ketinggian air laut ketika sampai di darat sehingga ketika ketinggian air laut diatas rata-rata dapat mengirimkan radar dan membunyikan sirine yang dipasang di kantor desa dan masjid. 

Desa Way Muli dan Desa Canti adalah dua desa yang menjadi daerah terparah ketika terjadi tsunami pada Desember 2018, hal inilah yang menjadi pertimbangan pejuang Muda Kabupaten Lampung Selatan untuk memasang alat di kedua wilayah tersebut. 

Seperti yang kita ketahui, tsunami yang terjadi pada akhir 2018 bukan berasal dari gempa bumi maupun letusan gunung Anak Krakatau melainkan karena runtuhan badan gunung, maka hal ini tidak dapat dideteksi oleh sistem buoy yang terpasang. Oleh karena itu, pemasangan PUMMA yang mendeteksi ketinggian air laut dirasa penting dan akan sangat membantu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun