Mohon tunggu...
Tenny Ariani
Tenny Ariani Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

AKU TAK MAU JADI GURU BIASA TAPI AKU MAU MENJADI GURU LUAR BIASA

11 Mei 2015   16:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:09 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

A. Matematika Sebagai Momok

Matematika merupakan salah  satu mata pelajaran yang menduduki peranan penting dalam dunia pendidikan. Kelemahan pelajaran Matematika pada peserta didik Indonesia, karena pelajaran matematika di sekolah ditakuti bahkan dibenci  peserta didik, ketika peserta didik mengikuti proses pembelajaran matematika yang berlangsung di sekolah, mereka merasa jenuh akan pelajaran matematika, sama sekali tidak tertarik, malas belajar karena matematika kumpulan angka-angka dan rumus yang tidak dapat dimanfaatkan dalam kehidupan. Mereka berpandangan bahwa belajar matematika di sekolah  hanya sekedar diajari bagaimana peserta didik dapat menyelesaikan soal dengan baik yang kemudian  menyebabkan munculnya sifat kebencian  terhadap matematika. Begitu juga dengan peserta didikku terutama untuk pogram IPS., matematika membosankan dan berkutat banyak rumus serta angka-angka.

B. Tantanganku Sebagai Guru Matematika yang Luar Biasa

Di sinilah tantanganku sebagai guru Matematika. Menghilangkan rasa takut terhadap pelajaran  matematika bagi peserta didikku. Kupelajari penyebab mengapa matematika jadi momok yang menakutkan bagi peserta didikku. Serta kucarikan penyelesaiannya untuk menghapus rasa ketakutan itu, yaitu :

1.Penanaman Konsep dan Proses

Beberapa contoh materi yang dapat diberikan kepada peserta didik

a.Materi Pecahan untuk peserta didik SD. Biasanya guru langsung ke pokok materi pecahan. Itu terasa sangat sulit. Tapi kalau  kita coba penanaman konsep dan proses untuk mendapatkan pecahan. Peserta didik akan menemukan sendiri proses mendapatkan pecahan tersebut. Sebagai contoh kita beri permasalahan sebuah ilustrasi gambar pizza. Gambar pizza dipotong-potong menjadi sesuai kehendak peserta didik. Di sinilah konsep pecahan kita tanamkan  kepada peserta didik mau dibagi berapa pizza ini. Akhirnya peserta didik  tidak jenuh dan bosan untuk belajar Matematika dan begitu semangat untuk belajar

b.Materi Penjumlahan dan pengurangan kita bisa lakukan seperti seolah-olah permainan sebagai sopir angkot. Beberapa peserta didik sebagai penumpang. Diantara penumpang ada yang turun dan ada lagi yang naik. Dari sini peserta didik bisa mendapatkan proses apa itu penjumlahan dan pengurangan. akibatnya pelajaran Matematika jadi menyenangkan bagi peserta didik.

2.  Menghapus anggapan Matematika menghapal rumus

Pelajaran Matematika terlampau banyak rumus, sehingga mereka benci untuk menghapalnya. Sebagai contoh materi yang dapat diberikan ialah Rumus Phytagoras. Kalau  kita tanamkan bagaimana mendapatkan rumus ini dari segitiga siku-siku. Peserta didik tidak perlu menghapal rumus Phytagoras tersebut.

3. Matematika selalu identik dengan kecepatan berhitung

Berhitung adalah bagian tak terpisahkan dari matematika, terutama pada tingkat SD. Tetapi, kemampuan menghitung secara cepat bukanlah hal terpenting dalam matematika. Yang terpenting adalah pemahaman konsep. Melalui pemahaman konsep, kita akan mampu melakukan analisis (penalaran) terhadap permasalahan (soal) untuk kemudian mentransformasikan ke dalam model dan bentuk persamaan. Akibatnya peserta didik terbentur pada soal cerita. Peserta didik tidak dapat menterjemahkan dari soal cerita ke dalam bahasa matematika karena tidak dapat memahami apa maksud soal tersebut. Dengan melalui media dan alat pembelajaran dapat mengali kreativitas peserta.  Seperti contoh kuberikan poster atau pamlet yang berisi paket menu makanan dari salah satu fast food yang terkenal. Seperti poster paket menu fried chicken. misalnya paket 1 dengan 2 paha ayam goreng dan 1 soft drink dengan harga Rp. 35.000, paket 2 dengan 3 paha ayam goreng dan 2 soft drink dengan harga Rp. 50.000,-.  akibatnya peserta didik harus mencari tahu berapa harga 1 paha ayam goreng dan 1 soft drink. Betapa semangatnya mereka melakukan hal ini untuk mendapatkan ini butuh proses.

4. Menghapus anggapan Matematika yang tidak berhubungan dengan realita

Anggapan ini sangat salah  sekali. Sebelum KBM berlangsung kita sebutkan tujuan pembelajaran kita. Jadi peserta didik tahu untuk apa kita belajar materi hari ini. Seperti kita belajar materi Integral untuk Peserta didik tingkat SMA. Untuk melihat hitungan Integral yang sukar membuat peserta didik ketakutan. Aku ambil beberapa helai daun dengan bermacam-macam bentuk. Aku berikan 1 daun/ 1 orang. Dari daun ini aku beri permasalahn yaitu hitung luas daun yang berada dengan mereka. Mereka begitu bersemangat menghitungnya. Secara tidak langsung mereka dapat menyelesaikan luas daerah pada daun  tersebut. Dengan bentuk yang berbeda-beda. Banyak lagi contoh yang lain untuk membawa peserta didik ke kehidupan sehari-hari.

5. Menghapus anggapan Matematika adalah ilmu yang membosankan dan kaku

Aku menyadari kesalahanku yaitu selalu dengan metode ceramah, bukan membawa peserta didik untuk mencari tahu. Tapi seolah-olah aku paling pintar di antara peserta didikku. Sehingga timbul rasa bosan dan kaku terhadap peserta didikku. Akhirnya kupelajari kesalahanku. Aku mencoba model-model pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didikku. Model pembelajaran yang paling aku sukai adalah Problem Based Learning. Kubimbing mereka untuk mencari tahu atau mendapatkan rumus. Proses mendapatkan ini sangat menyenangkan. Timbul rasa bangga karena mereka bisa mendapatkan rumus tersebut. Aku berikan permasalahan kutuntun dalam Lembar Aktivitas Peserta didik (LAS) bagaimana mereka mendapatkan rumus tersebut. Seperti contoh  Aku berikan kertas 1 lembar kertas dan lembar aktivitas peserta didik. Di LAS tersebut untuk melipat kertas berapa kali. Di sinilah mereka mendapatkan konsep rumus barisan Geometri itu. Mereka senang dengan hanya melipat kertas seperti melakukan permainan tapi mereka mendapatkan rumus barisan Geometri.

Dalam meningkatkan prestasi peserta didik dan pola pikir    peserta didik melalui proses konsep penemuan dengan model-model pembelajaran yang       kontekstual dapat  mengali kreativitas peserta didikku serta aku membuat Lembar             Aktivitas Peserta didik sesuai dengan konsep model-model pembelajaran yang digunakan.

Guru profesional harus terus menerus mengali kreativitas. Supaya dapat meningkatkan prestasi peserta didik. Jangan pernah untuk menyerah demi mencerdaskan anak bangsa dan berguna bagi masyarakat, negara dan bangsa.

" Tulisan ini adalah tugas Diklat Online PPPPTK Matematika"


Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun