"Capek, ma. Pagi papa kerja di kantor sampai jam 2, langsung ngojek "online" cari tambahan sampai jam 7 malam. Mau tidur dulu...."Pak Alonalon yang sudah menjelang 60 tahun menolak ajakan istrinya untuk "begituan" di pukul 9 malam, saat anak-anak yang SMP dan SMA sudah masuk ke kamar masing-masing tidur.
"Dulu waktu pengantin baru, bapak mau lima kali, enam kali, malah sampai setiap dua jam sekali minta "berhubungan" mama selalu ladeni. Ini minta dua kali seminggu saja alasan bapak banyak sekali. Capek kerja, lagi pilek, sakit prostatnya kambuh, jantungnya sedang tersumbat. Sebal. Awas, ya. Saya nanti mau usulkan revisi undang-undang, akan ada hukuman suami yang menolak berhubungan sama istri!"Ancam bu Kelonani sewot.Â
Keduanya menikah 17 tahun lalu dengan selisih umur 17 tahun, karena pak Alonalon baru mau menikah kalau sudah punya rumah dan motor dahulu dan itu baru tercapai di usianya ke 42 dimana teman temannya seumuran malah sudah mengalami pubertas kedua.Â
"Lon, jadi "itumu" selama 41 tahun cuma dipakai buat kencing saja?" Canda teman-temannya satu SMA saat dia pesta pernikahan.Â
"Enggaklah, sesekali juga dipakai buat angkat barbel," jawab si pengantin tua sekenanya. Disambut tawa para tamu.Â
Nah, bu Kelonani di usia yang masih 43 tahun dan sudah ikut kelas yoga serta fitness selama 6 bulan justru sedang gairah-gairahnya urusan ranjang, namun sang suami malah terkesan menghindar.Â
Kebetulan ada 500-an ibu-ibu usia 30-50-an tahun di kota itu memiliki masalah yang sama: suami mereka lebih tua dan ogah-ogahan urusan ranjang sementara si istri aktif olahraga dan ingin tetap kehidupan seksualnya seperti masa pengantin baru lagi.
Mereka pun sepakat berdemo untuk revisi undang-undang pidana, kalau suami tidak meladeni istrinya walau dipaksa, maka si suami harus membayar denda 1 juta ke si istri sebagai ganti sakit hati.Â
"Lho, kok tuntutannya aneh, ma? Kalau suami memaksa istri berhubungan badan malah bisa dipenjara. Eh, kalau istri maksa suaminya lalu si suami menolak, tetap si suami yang bayar denda. Kenapa selalu istri yang menang, toh?" tanya pak Alonalon ke istrinya, sepulang demonstrasi.Â
"Mumpung ketua dewannya wanita, pa. Kalau ketua dewannya laki-laki, mungkin usulan kami ditanggapinya berbeda lagi," kata istrinya dengan manis.
"Ya, sudah. Daripada bayar 1 juta mendingan kita berhubungan saja sekarang. Gak usah dipaksa," ajak si bapak sambil kedap-kedip genit.
"Ah, enggak "mood" pa. Kayaknya ikut demonstrasi tadi, aku sudah mencapai kepuasan sendiri. Tinggal capeknya. Aku tidur saja, ya... "
Tinggal pak Alonalon melongo. Kok jadi begini, sih?
