Ada rasa bahagia sesekali bersilahturahmi seperti ini. Â Sampai ayahnya Pringadi sempat bertanya, "Kompasiana Palembang itu kantornya dimana? " Mungkin karena beliau berpikir silahturahmi seperti ini hanya terjadi kalau teman sekantor atau satu alumni.Â
Padahal,  pemersatu kita hanyalah suka menulis  lalu "terjebak" di Kompasiana dan suka "nyampah" di "WAG Kompal" walaupun tetap dibatasi oleh syarat dan ketentuan yang berlaku.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!