"Keluhan saya sejak seminggu ini pinggang dan perut kiri sering sakit. Kalau duduk lama tambah sakit."Kata pasien wanita usia dua puluhan tahun dan sudah memiliki anak.
"Ini yang sakit?" Tanya saya saat pemeriksaan fisik dimana pinggang kiri dan perut bawah kirinya ada nyeri ketok dan nyeri tekan serta ada keterangan tambahan si ibu muda suka keputihan, sering nyeri saat berhubungan dengan suami dan mengaku baru sebulan memasang kontrasepsi spiral.
Saya sarankan dironsen perut bawahnya dan didapatlah gambaran seperti diatas, alat KB (keluarga berencana) spiralnya yang berbentuk  "T", letaknya miring ke sisi kiri si pasien.
"Wah, itu apakah salah pasang, dok? Atau spiral saya malah sudah loncat dari rahim?" Tanyanya penasaran.
"Nanti saya konsultasikan ke spesialis kandungan, ya. Yang pasti di perut ibu tidak tampak ada batu saluran kemih, tetapi kemungkinan ada infeksi saluran kencing saja."
Lalu si pasien diberikan antibiotik, antiradang, antinyeri dan obat asam lambung seminggu.
Hasil konsultasi dokter spesialis kandungan (Sp.OG), ternyata posisi rahim si ibu memang miring ke kiri dan spiralnya berada di tempatnya. Tetapi tampaknya suami si pasien agak risih dengan pilihan KB si istri dan menyarankan dilepas saja saat menstruasi nanti.
Memang semua KB ada untung ruginya, baik yang hormonal, spiral, kondom ataupun KB alamiah.
Namun karena keluarga itu tanggung jawab bersama, sebaiknya para suami lebih berperan dalam mengatur kehamilan.
Alangkah susahnya para istri harus mengurus rumah, mengurus anak lalu harus menghadapi berbagai efek samping KB pula.
Kalau dasar rumah tangga itu cinta, maka galakkanlah KB pria, pelajari masa subur istri anda dan cegah pembuahan di masa itu dengan berbagai macam KB pria, antara lain: KB alamiah, kondom dan tehnik lainnya yang baru akan saya jabarkan secara pribadi untuk yang sudah menikah saja,ya...
