Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengajar di Kelas 4 SD Ini Membuat Darah Saya Tinggi, Dok!

20 Maret 2018   23:21 Diperbarui: 20 Maret 2018   23:35 699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pusing darah tinggi (Dokumentasi Pribadi)

"Memang muridnya nakal-nakal, Bu?"Tanya Saya penasaran, karena dahulu waktu SD Saya sih baik-baik saja.

"Wah, banyak yang tidak mau nurut. Otaknya mau main saja, lebih percaya sama tontonan di televisi dan iklan. Belajarnya kurang..."Keluhnya.

Tapi sepertinya Ibu Guru berusia 50 tahunan ini mengajar di sekolah pinggiran dan tidak mengeluhkan ada muridnya yang sudah mulai pakai "gadget". Kenakalan anak-anak muridnya masih sebatas terpengaruh televisi saja.

"Ibu tekanan darahnya 210/130 mmHg dan ada nyeri dada, mau dirawat atau tidak?"Tanya Saya, karena selain mengeluh pusing dan agak nyeri dada, mulut dan lipatan kulit di cuping hidung ke arah bibirnya tidak simetris antara kanan dan kiri, ini sudah mengarah ke "stroke" ringan.

"Waduh, masih banyak pekerjaan, Dok. Kurikulum baru sekarang banyak yang harus diurusi, mengajarnya pakai tematik......" Si Bu Guru bercerita panjang tentang keluhannya dan intinya masih tetap mau mengajar karena ada target tertentu yang harus dia capai.

Akhirnya Saya minta surat pernyataan menolak rawat oleh si Pasien, karena ada kemungkinan kasusnya berlanjut ke "stroke" yang lebih berat atau serangan jantung dan bukan tidak mungkin ada keluarga yang marah dan menuntut dokter atau rumah sakit yang baru saja didatangi berobat, dengan alasan kenapa tidak menyarankan rawat.

Walaupun si Pasien tidak mau dirawat, tetap diberikan obat darah tinggi yang kuat 1 bulan, pengencer darah, obat pelonggar pembuluh darah jantung, obat pelancar kencing untuk menurunkan beban jantung, obat anti kolesterol dan vitamin untuk syarafnya serta pesan untuk banyak istirahat di rumah dan kurangi marah/ kesal dengan murid-muridnya.

Yang menarik si Ibu Guru berpikir bahwa dia darah tinggi gara-gara muridnya yang membuat kesal, padahal seiring waktu memang pembuluh darah dapat saja berkurang elastisitasnya, si Pasien berat badannya naik dan makanannya mungkin banyak mengandung lemak serta garam, sehingga tahanan perifer meningkat dan jantung terpaksa memompa lebih kuat.

Stress dapat saja membuat tubuh memproduksi hormon yang menaikkan tekanan darah, tetapi itu sifatnya sementara saja. Bila tekanan darah sudah diatas 200, biasanya memang pembuluh darah di seluruh tubuh sudah menyempit dan tidak lentur lagi. Untuk itu obat darah tinggi tidak boleh ditawar lagi, harus dimakan tiap hari.

Kalau teman-teman punya anak kelas 4-6 SD atau SMP dan SMA, sebaiknya sarankan jangan buat emosi guru-gurunya, karena dapatkah dibayangkan guru mereka pingsan di kelas gara-gara tekanan darahnya yang terbiasa diatas 200, tidak makan obat darah tinggi, lalu naik jadi 250-an karena marah-marah? Seumur hidup mereka akan trauma merasa bersalah kalau mengalami gurunya mengalami hal-hal yang parah seperti itu.

Guru adalah tokoh yang harusnya digugu dan ditiru, kedisiplinan menjaga kesehatan, memakan obat kronis yang wajib dimakan, juga seharusnya dicontohkan pada murid-muridnya.

Kompal
Kompal

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun