Mengikuti acara Nangkring Kompasiana dengan tema: "Thousand Portrait of Macao, A Combination of World, Cultural Heritage and Culinary",di The Hook, Senopati, Jalan Cikatomas II no 35, Kebayoran Baru, tidak hanya harus memperhatikan materi tentang keistimewaan Macao yang termasuk Daerah Administrasi Khusus Republik Rakyat Tiongkok, tetapi juga harus memperhatikan tingkah laku kompasianer-kompasianer yang terlibat di dalamnya.
Wajah-wajah 'jaim' di awal-awal sebelum acara dimulai tanggal 9 Desember 2017 pukul 11.32 WIB, berubah mencair saat sudah saling bertemu yang dikenal dan mulai cengengesan serta bercanda ria penuh riuh saat rasa sungkan telah sirna dan "image" santun ala priyayi yang teramat dipelihara sudah dibuang ke laut aja.
Jadi ada transportasi gratis di Macao untuk daerah-daerah tertentu dilarang untuk dimasuki anak-anak, itu menurut istri saya yang sudah mencari-cari informasi kesana dan suka daerah yang ada angkutan gratisnya.
Tetapi untuk orang yang sudah dewasa, Macao sih aman-aman saja. Bagi yang tidak suka Kasino dan tempat hiburan yang tidak disukai, boleh mencari tempat wisata lain yang mengedepankan keindahan alam, tempat bersejarah dan kuliner. Tempat makan halal pun tersedia disini, karena perpaduan budaya, negara dan agama sudah terjalin baik di Macao.
Kabar baiknya adalah sudah ada penerbangan langsung dari Jakarta ke Macao empat kali seminggu dengan sebuah maskapai ini membuat kesempatan kesana lebih banyak, apalagi bebas visa. Sayangnya penerbangan dari Palembang ke Macao belum ada, padahal banyak orang Palembang yang senang jalan-jalan, lho seperti saya.
Nah, kembali ke judul, kalau kompasianer muka tegang dan muka cengengesan dapat dilihat di foto serta video diatas, siapa pula kompasianer yang sampai terjongkok-jongkok di acara nangkring ini? Dialah seorang "blogger" sejati yang dalam meliput pasti mengambil semua sudut yang menarik dengan segala upaya, bahkan dalam kondisi tersulit sekalipun. Siapakah dia? Ada yang kenal?
