Mohon tunggu...
Posko106KKN75UINWS
Posko106KKN75UINWS Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa KKN

dikelola mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kesiapan Masyarakat Pedesaan Menghadapi New Normal

25 November 2020   23:52 Diperbarui: 25 November 2020   23:58 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

New normal merupakan suatu suatu perubahan perilaku agar tetap bisa menjalankan aktifitas seperti biasa namun dengan di tambah peratuturan penerapan protocol kesehatan seperti memakai masker,mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan juga menjaga jarak ketika sedang ada di krumunan. Tujuannya sendiri sebenarnya adalah untuk meminimalisir penambahan kasus baru akibat pandemi Covid-19 yang sedang melanda dunia. 

Sekenarion ini juga dilakukan pemerintah dengan tujuan untuk menyetabilkan perekonomian yang terdampak akibat pamdemi gelobal sehingga apabila tidak dilakukan new normal, maka perekonomian di Indonesia khususnya tidak akan berjalan dan pada akhirnya akan mengamami krisis yang sangan parah.

Maka dari itu pemerintah membuat kebijakan new normal namun sanyangnya semua kebijakan tidak akan berjalan dengan yang sudah di recanakan masih bnyak misskomunikasi yang ada di Lingkungan masyarakat salah satunya yaitu persepsi masyakat terhadap kebijakan new normal yaitu masyarakat menganggap bahwasanya new normal adalah Kehidupan sudah menjadi normal seperti sediakala saat sebelum pandemi Covid-19 melanda. 

Sehingga banyak masyarakat yang tidak menerapakan new normal seperti apa yang sudah di rencanakan oleh pemerintah akibatnya angkaa penyabran Covid 19 semakin hari semakin bertambah banyak.

Berbicara terkait masyarakat ada beberapa pembagian golongan masyarakat menurut temapat tinggalnya yaitu masyarakat pedesaan dan juga perkotaan. 

Kehidupan masyarakat pedesaan pada umunya terbalik 180 dari masyarakat perkotaan dimana masyarakat pedesaan hidup jauh dari media sosial sehingga misskomunikasi yang terjadi di tengah-tengah lingkungan yang merekan tinggali dan juga sikap acuh terhadap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah sangatlah tinggi kebnayakan yang sering mereka pikirkan adalah bagaimana caranya agar bisa tetap makan dan kebutuhan keluarganya terpenuhi. 

Berbeda dengan masyarakat perkotaan dimana mereka akan lebih tanggap terhadap kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah karena memang tingkat pendidikan yang mereka dapat jauh lebih tinggi dari pada masyarakat yang hidup di daerah pedesaan. Oleh sebab itu apakah siap masyarakat pedesaan dalam menghadapi new normal ?

Untuk mengetahui seberapa siap masyarakat pedesaan dalam menghadapi New Normal yang telah di canangkan oleh Pemerintah untuk meotong rantai penyebaran Covid-19 dapat di lihat dari bebebrapa sudut diantaranya yaitu :

1. Dari sudut tingkat pendidikan

Pendidikan dapat dijadikan sebagai tolak ukur pengetahuan sesorang, karena semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin baik juga cara berfikir seseorang  oleh karena itu tingkat pendidikan menjadi berperan penting terhadap pola berfikir masyarakat. 

Dilihat dari tingkat pendidikan pada masyarakat pedesaan banyak sekali yang tidak mencapai minimal pendidikan yang di wajibkan oleh pemerintah yaitu SMA bahkan masih banyak masyarakat yang hanya lulusan sekolah dasar bahkan ada juga beberapa yang tidak lulus.

Kebanyakan masyarakat pedesaan lebih memilih untuk menikah muda sehingga pendidikanya menjadi terhambat karena pada hakikatnya ketika sudah menikah hal yang akan menjadi prioritas utama adalah keluarga selain itu juga masyarakat pedaan meiliki pesepsi sekolah tinggi tidak menjamin terhadap kesukseanya selain persepsi yang salah salah satu hal yang menghambat pendidikan masyarakat pedesaan adalah prekonomian karena memang biaya pendidikan yang tidak murah.Sehingga akibat tingkat pendidikan yang rendah sangat berpengaruh dalam pengetahuan dan pola berfikir dalam menanggapi dan menyerapa suatu kebijakan yang di keluarkan oleh pemeintah.

2. Sudut budaya dan adat istiadat

Berbicara budaya pada masyarakat pedesaan sangat kental dengan  ramah tamah dan kepedulian terhadap satu sama lain. Karena ramah tamah yang sangat kental di lingkungan masyarakat pedesaan protokol kesehatan yang seharusnya dilaksnakan pada saat new normal ini tidak di lakukan dengan baik seperti menjaga jarak, social distanching yang dalam prakteknya masih ada masyarakat yang saling berjabat tangan seperti biasanya padahal dengan orang dari luar wilayah yang mungkin berasal dari zona merah dan juga masih banyak yang melakukan perkumpulan dengan tidak menjaga jarak dan memakai masker, karena memang dengan tetangganya sangat rukun dan selalu menjaga silaturahmi.

Bahkan ketika ada keluarga atau tetangga yang beru pulang dari perantauan mereka akan tetap langsung bergabung dengan masyarakat lainya tanpa melakukan karangtina mandiri terlebih dahulu. Berbeda dengan masyarakat perkotaan yang mungkin lebih bersikap individual dan lebih disiplin dalam melakukan peraturan atau kebijakan pemirintah.

3. Sudut kesiapan teknologi

Dalam kondisi pandemic seperti ini teknologi sangat di butuhkan agar kita tetap bisa beraktifitas dengan baik seperti kegiatan belajar mengajar bekerja sampai berbelanja selain itu Industri 4.0 memaksa kita untuk bisa memanfaatkan teknologi yang ada untuk melakukan segala aktifitas sehari hari. Namun akibat pengetahuan yang minim masyarakat pedesaan sangatlah tertinggal dalam bidang teknologi karena tidak di pungkiri ketika mendengan pegunungan hal yang pertama terfikirkan berkaitan dengan teknologi adalah sinyal.

Selain itu masyarakat masih terbiasa hidup tradisonal tanpa mengandalkan teknologi dan juga masih banyak yang gaptek sehingga ketika dipaksa untuk melaukan segala aktifitas dari rumah secara online masyarakat pedsaan akan sangat kesulitan mengikutinya. Sehinga kegiatan harus tetap dilaksankan secara online dan apabila terpaksa tidak bisa dilaksankan secra offlin maka jalan terakhirnya adalah menghentikan aktifitas tersebut. Hal ini sangat bertentangan dengan kebijakan pemerintah yang mewajibkan segala sesuatunya dilakukan secara darring atau online seperti belajar dan juga bekerja yang berjuan untuk memutus rantai penularan Covid-19.

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat pedesaan masih belum benar-benar siap dalam menghadapi new normal walaupun sosialisasi selalu di laksanakan. karena dilihat dari sisi pola fikir juga masyarakat tidak peduli bahkan cenderung tidak percaya terhadap adanya covid-19. selain itu budaya masyarakat pedesaan yang ramah dan juga kekeluargaannya yang sangat erat akan sulit untuk melakukan social distanching dan mnejaga jarak satu sama lainya, dan juga kesiapan teknologi yang sangat kurang memaksakan masyarakat tetap melaksanakan segala kegiatanya secara offline ataupun langsung bertatap muka.

-Pathul Maarip

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun