Mohon tunggu...
Santrov Tamba
Santrov Tamba Mohon Tunggu... lainnya -

Bekerja di Lembaga Kemanusiaan dan sangat mencintai Budaya dan Kultur. Pemerhati dan Pegiat Perjuangan Pemenuhan Hak Anak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kunjungan Jokowi ke Tao Toba vs Masa Depan Danau Toba

3 Maret 2016   14:14 Diperbarui: 3 Maret 2016   14:30 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kunjungan Jokowi ke Tao Toba vs Masa Depan Tao Toba

Ahhhh sok kalilah judulnya itu ya...

Hanya sedikit berpikir dan mencoba menuliskannya.
Yang saya maksud di atas adalah
Kepedulian Pemerintah terhadap Masyarakat sekitar Danau Toba. Yang terutama selalu dan selalu adalah manusianya.

Sudah sangat amat banyak orang orang pintar dan ahli, berdiskusi tentang konsep pengembangan Danau Toba. Entah itu dari sisi Ekonomi, Wisata, Pelestarian Alam, Pelestarian Budaya, Perbaikan sarana/prasarana, Religiusitas/Spiritualitas dan lainnya.

Kunjungan Mr President Jokowi ke Tao Toba, tentu bermakna posistif bagi masyarakat Sumatera Utara, khususnya 7 Kabupaten yang mengitari Danau Toba. (setidaknya hal ini kubaca dari berbagai media). Setidaknya memicu harapan untuk lebih baik lagi. Jalan-jalan yang rusak bisa diperbaiki secara kilat. Sampah yang bertebaran dimana- mana seketika bersih. Bukankah ini makna positif atas kedatangan Pak Presiden?

Artinya, betapa mudah sebenarnya kembali kepada hakikinya manusia, bersih dan berkarya.

Dengan adanya signal yang sangat kuat untuk membangun Danau Toba menjadi tujuan wisata dengan rencana atau bahkan sudah ada pembentukan Badan Otorita Danau Toba, betapa bangga menjadi warga yang lahir besar di sekitaran Danau Toba. Tetapi cukupkah dengan bangga? Lalu Apa yang akan saya lakukan, Bagaimana melakukannya? Mengapa saya harus ikut terlibat? Dimana keterlibatan saya? Siapa saja yang harus terlibat? Kapan keterlibatn saya harus terjadi? Inilah yang menjadi pertanyaan saya dan mungkin ribuan masyarakat sekitaran Danau Toba tentang rencana itu.

Presiden Joko Widodo mengatakan, badan tersebut nantinya akan diberikan kewenangan untuk mengurusi izin investasi di kawasan wisata Danau Toba. "Lingkup kewenangannya sudah ditentukan, sebesar 500 hektare akan jadi kewenangan badan otoritas, selainnya itu akan jadi kewenangan pemda," katanya dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Sukardi Rinakit, Tim Komunikasi Kepresidenan Selasa (1/3). Kutipan dari http://nasional.kontan.co.id/…/badan-otoritas-kawasan-danau….

Saya berharap, pembangunan yang akan dilakukan disana berbasis masyarakat. Apa pun rencana pembangaunannya, libatkanlah segala lapisan masyarakat di daerah sekitar Danau Toba. Secanggih-canggih perencanaan, sebanyak banyak investasi, sehebat-hebat orang yang akan melakukan pembangunan disana, tidak akan berhasil jika suatu saat penduduk setempat tersingkir dari pembangunan itu sendiri. Pahamilah bahwa masyarakat yang berada disana memiliki kemampuan untuk turut serta membangun dirinya sendiri.

Tentu dengan dukungan dari berbagai mitra termasuk pemerintah pusat dan daerah. Segala lapisan masyarakat yang saya maksud adalah terutama anak-anak, masyarakat daerah terpencil, masyarakat sederhana, masyarakat yang seoleh olah mereka hanya terlihat sebagai objek pembangunan. Libatkanlah mereka dalam merencanakan dan mewujudkan mimpi mereka untuk Danau Toba 10, 20, 50, 100 atau 1000 tahun ke depan. 

Pembangunan sangat dibutuhkan. Dan kekayaan Danau Toba dan sekitarnya adalah amat sangat luar biasa. Budaya, Pertanian, Wisata, Alam, Religi/Spiritual dan lain-lain sangat menjanjikan untuk dilestarikan dan dikembangkan. Tetapi hendaknya bukan untuk Ekonomi semata, bukan untuk Wisata semata, melainkan untuk manusianya, masyarakatnya, membuat mereka bangga, sejahtera dengan diri mereka sendiri, sejahtera dengan alam mereka, sejahtera dengan Budayanya dan menjadi Tuan Rumah bagi Rumahnya sendiri yakni Danau Toba dan sekitarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun