Mohon tunggu...
Popie Susanty
Popie Susanty Mohon Tunggu... wiraswasta -

Seorang ibu empat anak yang ingin menulis kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Korban Nafsu

14 Maret 2018   09:22 Diperbarui: 14 Maret 2018   10:20 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

 

 "Saya adalah korban. Seorang istri yang ditinggalkan oleh suami karena suami tergoda dengan perempuan lain ditempat kerjanya."

 "Kamu tahu apa alasan suami saya menceraikan saya saat ia mau nikahi  perempuan itu?  Katanya saya sudah gila, saya sudah tidak waras dan saya  sudah hilang akal serta pikiran."

 "Usia pernikahan 15 tahun tak  ia anggap dan tak ia ingat sama sekali. Ia tinggalkan saya bersama 3  anaknya yang masih usia sekolah. Ia ambil rumah saya, warisan orang tua  saya. Saya dan anak anak hanya ditinggalkan di rumah kontrakan petak  yang sangat sempit dan tanpa diberikan yang sama sekali."

  "Padahal ia tau kalau saya sedang dalam keadaan sakit parah. Sakit  karena kehilangan putri keempat yang meninggal karena diare hebat dan  tak tertolong nyawanya karena kehabisan cairan. Saya sakit fisik.  Ditambah ia menceraikan saya dalam keadaan saya tidak berdaya dan tidak  bisa berbuat apa apa."

 "Di saat saya sekarat, ia menikmati bulan  madu nya yang ia umbar di media sosial. Saya dan anak anak hanya bisa  menangis menahan rasa lapar karena tak ada lagi makanan dan uang."

 "Kamu tahu, saya anak yatim piatu. Mau kemana saya lari dalam keadaan  saya seperti ini. Saya perantauan. Keluarga orang tua pun tidak peduli  dengan saya. Saya hanya meminta dan mengadu sama Allah. Beruntung saya  masih ada sahabat yang masih menyisihkan sebagian uang nya untuk kami  belikan makan sehari hari. Anak anak sudah tak bersekolah. Bahu membahu  mengerjakan pekerjaan rumah sambil merawat saya. Sungguh kasian kalian  nak, harus menanggung beban karena pernyataan bapaknya."

 "Saya  yakin Allah tidak pernah tidur. Saya yakin kalau Allah Maha Penyayang.  Saya serahkan semuanya. Pasti kelak akan ada jalan kemudahan"

 Huuuuuuhhhhhh.....
Sesak nafas rasanya menuliskannya. Semoga Allah SWT memberikan kekuatan kepada sahabat tercinta. Kesabaran yang tak terputus. 

 Derita kehidupan yang menerpa sesorang di luar sana, semoga bisa  memberikan kita sebuah kekuatan saat menjalani rumah tangga yang penuh  dengan masalah, derita, onak duri, hantaman, tantangan, ujian.

  Bukan kah untuk mendapatkan baju yang siap pakai man harum serta bersih  perlu perjuangan yang luar biasa. Pertama di rendam dengan deterjen.  Lalu disikat bagian bagian yang terlihat kotor. Baru setelah hilang  kotorannya dibilas dengan deterjen sampai semua bagian bersih. Lalu  bilas dengan air dan terakhir bilas sekali lagi agar terlihat kembali  bersih. Lalu proses selanjutnya adalah penjemuran di bawah sinar  matahari yang panas agar kering selama beberapa jam yang panjang.  Setelah itu disetrika dengan derajat panas yang luar biasa agar baju  steril dari kuman dan rapi. Barulah bisa dipakai untuk keseharian kita.

 Begitulah hidup.....

 Semoga kelak semua nya akan Allah SWT balas dengan syurga firdaus

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun