Lebaran Idul Fitri yang biasanya menjadi perayaan paling istimewa dan meriah, kali ini berbeda suasananya, karena pandemi Covid19 belum juga usai dan masih menyebar di negeri tercinta. Hal ini menyebabkan hilangnya beberapa tradisi Idul Fitri berkesan tahun lalu sekarang tidak bisa di ulangi tahun ini.
Wilayah yang dikategorikan merah pandemi Covid19 terpaksa mentiadakan sholat ied berjamaah dan diminta sholat di rumah masing-masing, karena di khawatirkan masyarakat yang beribadah secara bersama-sama dalam satu tempat, berkumpul dengan ratusan hingga ribuan orang bisa berpotensi terjadinya penularan virus. Ini merupakan konsekuensi yang harus kita terima dari anjuran pemerintah untuk menjaga jarak secara fisik.
Tradisi yang hilang untuk sementara lainnya yaitu mudik, karena pelarangan yang diberikan pemerintah untuk tidak kemana-mana dirumah saja dengan maksud mencegah penyebaran virus ke wilayah lain.
Saya dan keluarga setiap Idul Fitri biasanya melakukan mudik, mengunjungi kediaman simbah yang asri. Berkumpul dengan saudara-saudara di kampung halaman juga merupakan hal yang ditunggu-tunggu ketika mudik. Tradisi mudik ini sebetulnya sudah sangat berkesan karena selalu meninggalkan cerita berbeda-beda setiap tahunnya.
 Namun, Idul Fitri di tahun 2020 ini ceritanya berbeda dan paling berkesan bagi saya. Sangat berkesan sekali karena keluarga kecil kami mendapatkan anugerah luar biasa menjelang Idul Fitri. Anugerah luar biasa dari Allah SWT ini bernama Cahaya, bidadari cantik nan mungil buah hati kami.
Selagi Cahaya masih di kandungan teringat tidak mudahnya pergi untuk kontrol kandungan karena adanya protokoler dijalan yang harus di lalui. Begitu juga ketika mau melahirkan, rangkaian tes harus dijalani sebelum operasi caesar di lakukan. Hal-hal diatas yang membuat Idul Fitri tahun ini akan sulit dilupakan sampai kapan pun dan menimbulkan kesan mendalam.
Ada satu lagi yang menambah keistimewaan Idul Fitri tahun ini, yaitu saya ikut menulis di KOMPASIANA dan langsung mengikuti event Samber THR. Event Samber THR yang berlangsung dari tanggal 27 April sampai 24 Mei di tahun 2020 ini ku ikuti setiap hari, entah sudah menghabiskan berapa bungkus kopi selama ini.
Sebagai penulis newbie, mengikuti Samber THR sebetulnya saya sudah cari masalah, karena adanya tema harian yang mengharuskan menulis setiap hari tanpa terputus itu tidak mudah bagi saya. Tapi ini menjadi pengalaman baru yang menarik dan menghibur di kala gerakan dirumah saja.
Akhirnya tema Samber THR sudah di ujungnya dan saya senang sekali sudah menyelesaikan tulisan di tema terakhir ini. Tema terakhir event ini bertepatan dengan hari raya Idul Fitri 1441 H yang menambah kesan berarti lebaran ku tahun ini. Saya ucapkan banyak terimakasih untuk KOMPASIANA dan tak lupa mohon Maaf Lahir dan Batin untuk teman-teman Kompasianer.
Taqabbalallahu Minna wa Minkum Shiyamana wa Shiyamakum