Desember kelabu, judul lagu yang pernah menjadi hits di tangga papan atas blantika musik Indonesia. Selain, Badai Bulan Desember, dari albumnya group band AKA yang dirilis era 70-an.
Bulan penghujung tahun diperhitungan masehi ini memang kerap diwarnai guyuran hujan. Sehingga, romansa pilu, gulana dan sendu acap dipersandingkan pada bulan desember.
Selain perayaan Milad GAM dan peringatan Tsunami bagi bangsa Aceh. Desember juga makna tersendiri bagi Komunitas Baleum Syedara. Kenapa? Karena di bulan ini mereka menembus batas.
Gerakan sosial yang biasa dilakukan di seputaran Kota Langsa. Kini merambah ke kabupaten tetangga Aceh Tamiang. Bukan tanpa alasan kuat, ekspansi sosial itu terjadi.
Bermula dari terenyuhnya Agus Setiawan, Koordinator Komunitas Baleum Syedara. Ia melihat postingan netizen di sosial media Facebook, tentang seorang remaja penderita tumor.
Remaja itu bernama Muammar Khadafi. Hampir sama dengan nama mantan pemimpin Libya yang dieksekusi mati pasukan Amerika Serikat.
Muammar Khadafi masih berusia 17 tahun. Sweet seventeen, bila merujuk istilah milenial. Usia yang sunggug belia. Baru meranjak remaja. Biasanya penuh wangi bunga.
Tapi malang, Muammar Khadafi harus berjuang melawan tumor yang menggerogoti hidupnya. Sebuah benjilan di kepalanya kian membesar.Â
Remaja ini berdomilisi di Gampong Lhok Medang Ara, Kecamatan Manyak Payed, Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh.
Meski, kedua orangtuanya, pernah membawa Muammar Khadafi berobat sampai lakoni operasi di RS Murni Teguh, Medan, Sumatera Utara, medio maret silam.