"Melindungi Anak Lewat Ilmu: Mahasiswa PMM UMM 2025 Sosialisasikan Pendidikan Seksual secara Interaktif dan Edukatif di Madrasah Himmatul Ulya dan SDN Negeri Tlasih, Desa Tlasih"
Pendidikan seksual merupakan bagian penting dalam proses tumbuh kembang anak. Sayangnya, topik ini masih sering dianggap tabu untuk dibicarakan secara terbuka. Padahal, pemahaman yang tepat mengenai pendidikan seksual justru menjadi bekal krusial bagi anak untuk memahami perubahan pada tubuh mereka serta melindungi diri dari situasi yang tidak aman.Â
Sebagai wujud kontribusi dalam meningkatkan literasi pendidikan seksual sejak dini, mahasiswa Program Pengabdian Mahasiswa kepada Masyarakat (PMM) menggelar kegiatan psikoedukasi seksual Dengan mengusung jargon "Kenali Tubuhmu, Lindungi Segenap Hati", program ini hadir untuk membekali anak-anak dengan pemahaman yang tepat tentang bagaimana menjaga tubuh mereka, proses pubertas, hingga cara menghadapi situasi yang berisiko. karena pentingnya PEMAHAMAN SEKSUALITAS diberikan sesuai tahapan usia anak baru ada PENGALAMAN terkait SEKSUALITAS agar anak lebih siap dalam menghadapinya.
Materi yang disampaikan oleh mahasiswa PMM desa Tlasih meliputi pengertian pendidikan seksual, bagian-bagian tubuh yang bersifat pribadi, perbedaan sentuhan yang aman dan tidak aman, cara menolak ajakan orang asing, serta pengenalan masa pubertas dan cara menghadapinya. Penyampaian materi dilakukan dengan pendekatan yang ramah, melalui media PowerPoint, games, serta pemutaran video edukatif seperti "Senam Sentuhan Boleh dan Tidak Boleh". Kegiatan Psikoedukasi berlangsung selama 4 hari di 2 sekolah yaitu SDN Tlasih dan MI Himmatul Ulya. Psikoedukasi yang di selenggarakan mendapatkan persetujuan dari kepala sekolah SDN Tlasih dapat diberikan kepada kelas 4 dan 5 dan di  sekolah MI Himmatul Ulya di berikan pada tingkat kelas 4 hingga kelas 6.
Siswa - siswi SDN Tlasih dan MI Himmatul Ulya, menunjukkan antusias yang tinggi selama psikoedukasi berlangsung. Mereka aktif bertanya dan menjawab pertanyaan seputar Edukasi Seksual. hal ini ditunjukkan ketika kegiatan Psikoedukasi berlangsung maupun selesai sesi edukasi mereka mengimplementasikannya dengan mengajarkan tepuk 3T (Teriak, Tinggalkan, Tidak) kepada temannya di kelas lain. Dan juga mereka mengajarkan kepada teman temanya mengenai sentuhan aman dan tidak nyaman.Â
Melalui kegiatan ini, anak-anak tidak hanya mendapatkan pengetahuan baru, tetapi juga dibekali dengan keterampilan dasar untuk menjaga diri, memahami perubahan tubuh secara positif, serta berani bersuara jika menghadapi situasi yang tidak nyaman. Para guru dan wali kelas pun memberikan dukungan penuh terhadap program ini sebagai bentuk kolaborasi penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mendukung perkembangan anak secara holistik. Diharapkan, kegiatan psikoedukasi ini dapat menjadi awal dari pendekatan pendidikan seksual yang lebih terbuka, mendidik, dan sesuai perkembangan anak, serta menginspirasi lembaga pendidikan lainnya untuk turut mengambil peran dalam perlindungan dan pemberdayaan anak sejak dini.Â
Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk kontribusi nyata Mahasiswa PMM UMM dalam mencerdaskan generasi muda. Melalui Psikoedukasi ini, diharapkan siswa SDN Tlasih dan MI Himmatul Ulya dapat mengetahui ilmu pendidikan seksual sesuai dengan usianya. Mahasiswa PMM UMM Kelompok Desa Tlasih akan terus melanjutkan program-program edukatif serupa di masa mendatang sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat melalui program Bhaktiku Negeri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI