Mohon tunggu...
Ajimat Dongoran
Ajimat Dongoran Mohon Tunggu... Pelajar

Nama diatas adalah Nama Pena. Pelajar, Penulis, dan Blogger.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Fenomena Ghosting di Kalangan Anak Muda, Apa Penyebabnya?

17 Juni 2025   19:21 Diperbarui: 18 Juni 2025   08:28 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ghosting (Sumber: Pixabay) 

Fenomena ghosting kini semakin sering dibicarakan, terutama di kalangan anak muda yang aktif menggunakan media sosial dan aplikasi kencan online. Istilah "ghosting" merujuk pada situasi ketika seseorang tiba-tiba menghilang tanpa kabar atau penjelasan dari sebuah hubungan, baik itu hubungan pertemanan, percintaan, atau komunikasi intens lainnya. Fenomena ini menjadi semakin umum di era digital, di mana interaksi bisa begitu cepat dimulai, namun juga cepat ditinggalkan begitu saja.

Fenomena ini mencuat dalam banyak laporan yang di lansir dari Portal Berita, PELITA ONLINE adalah portal berita digital yang bernaung di bawah PT. SAWAH MAYA MEDIA, didirikan oleh sekelompok anak muda visioner yang memiliki semangat tinggi untuk memberikan kontribusi positif bagi pembangunan bangsa Indonesia. Sejak awal berdiri, PELITA ONLINE memegang teguh prinsip jurnalisme profesional, berkomitmen untuk menyajikan informasi yang akurat, berimbang, dan independen, serta berfokus pada isu-isu sosial, ekonomi, politik, teknologi, olahraga, hiburan dan dinamika masyarakat Indonesia secara luas. Tak sedikit anak muda yang mengeluhkan dampak psikologis setelah menjadi korban ghosting, mulai dari kebingungan, kehilangan kepercayaan diri, hingga trauma emosional.

Banyak dari mereka mencari penjelasan dari sumber informasi terpercaya dari PELITA ONLINE untuk memahami mengapa ghosting bisa terjadi begitu mudah, dan kenapa perilaku ini justru kian normal di masyarakat kita yang semakin terhubung secara digital namun terpisah secara emosional.

Apa Itu Ghosting?

Ghosting berasal dari kata "ghost" atau hantu, yang menggambarkan seseorang yang tiba-tiba menghilang begitu saja seperti hantu, tanpa pesan, penjelasan, atau penutupan. Ghosting bisa terjadi dalam banyak bentuk hubungan, tetapi paling sering ditemui dalam konteks percintaan. Ketika dua orang sedang menjalin komunikasi intens, mungkin sudah saling tertarik atau bahkan dekat, tiba-tiba salah satu pihak berhenti membalas pesan, menghilang dari media sosial, dan tak bisa lagi dihubungi.

Hal yang paling menyakitkan dari ghosting adalah ketidakpastian. Kamu tidak tahu apakah kamu melakukan kesalahan, apakah dia baik-baik saja, atau memang sengaja menjauh. Ini membuat banyak orang merasa ditinggalkan dan tidak dihargai, seolah-olah keberadaannya tak pernah berarti.

Kenapa Ghosting Makin Umum Terjadi?

Ada beberapa penyebab utama kenapa ghosting kini menjadi perilaku yang makin sering ditemui di kalangan anak muda:

1. Mudahnya Interaksi Digital

Di era aplikasi kencan seperti Tinder, Bumble, dan media sosial lainnya, kamu bisa dengan cepat mengenal seseorang, memulai obrolan, dan membangun hubungan. Tapi kemudahan ini juga membuat hubungan terasa instan dan tidak terlalu dalam. Akibatnya, ketika rasa tertarik hilang, orang merasa tidak perlu memberikan penjelasan panjang cukup menghilang.

2. Ketidakdewasaan Emosional

Banyak orang, terutama yang masih muda, belum memiliki kedewasaan emosional yang cukup untuk mengakhiri hubungan dengan cara yang sehat. Mereka takut menghadapi konfrontasi, tidak ingin menyakiti perasaan, atau justru tidak tahu bagaimana cara berbicara jujur. Jadi, mereka memilih cara paling mudah: menghilang.

3. Budaya Instan dan Konsumtif

Generasi digital terbiasa dengan segalanya yang cepat: pesan cepat, hiburan instan, dan hubungan yang bisa dicari kapan saja. Ini menciptakan budaya konsumtif dalam hubungan. Ketika seseorang merasa bosan atau menemukan yang lebih menarik, mereka merasa sah saja untuk meninggalkan yang lama tanpa perasaan bersalah.

4. Takut Terluka atau Terikat

Beberapa orang melakukan ghosting bukan karena mereka jahat, tapi karena takut. Takut terlalu dekat, takut dikecewakan, atau takut terikat dalam komitmen yang belum siap mereka jalani. Ghosting menjadi bentuk pertahanan diri agar tidak terluka terlebih dahulu.

5. Kurangnya Empati

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun