Mohon tunggu...
P Joko Purwanto
P Joko Purwanto Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Becoming added value for individual and institute, deeply having awareness of personal branding, being healthy in learning and growth, internal, external perspective in order to reach my vision in life, and increasingly becoming enthusiastic (passion), empathy, creative, innovative, and highly-motivated.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru sebagai Nurturer Potensi Siswa Melalui DISC Personality di Ruang Kelas

2 Februari 2024   23:59 Diperbarui: 12 Februari 2024   22:28 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Guru sebagai Nurturer Potensi Siswa Melalui DISC Personality di Ruang Kelas/https://www.powersresourcecenter.com/an-intro-to-disc-assessments/)

"True education goes beyond imparting knowledge; it involves nurturing the individual in all aspects - mind, body, and spirit. Cura Personalis is the compass guiding educators to tailor their approach to the unique needs and potential of each student." - Dr. Maria Montessori

Dalam dinamika ruang kelas inklusif, peran guru tidak hanya terbatas pada penyampaian materi pelajaran, tetapi juga mencakup kepekaan terhadap keberagaman gaya kepribadian siswa. Setiap siswa membawa ke dalam kelasnya karakteristik unik yang dipengaruhi oleh gaya kepribadian mereka, dan salah satu kerangka kerja yang dapat membantu memahami dan merespons perbedaan ini adalah model DISC Personality. Dengan empat dimensi utama, yaitu Dominance, Influence, Steadiness, dan Conscientiousness, DISC Personality memberikan wawasan mendalam tentang preferensi dan kecenderungan individu.

Artikel ini menekankan betapa pentingnya bagi guru untuk memperhatikan satu-persatu keunikan setiap siswa berdasarkan DISC Personality. Memahami gaya kepribadian siswa tidak hanya memperkaya proses pengajaran, tetapi juga membuka pintu menuju pendekatan yang lebih inklusif. Dengan memfokuskan perhatian pada preferensi dominan masing-masing siswa, guru dapat menciptakan lingkungan yang mendukung, memotivasi, dan memandu perkembangan pribadi serta akademis setiap individu.

Melalui keterlibatan yang mendalam dengan karakteristik Dominance, guru dapat membimbing siswa yang cenderung mengambil inisiatif dan berorientasi pada hasil. Pemahaman akan gaya Influence membantu menciptakan kegiatan sosial dan kolaboratif yang membangun hubungan, sementara fokus pada Steadiness mengarah pada pengembangan lingkungan yang tenang dan stabil. Sementara itu, penyelidikan terhadap Conscientiousness memungkinkan guru memberikan tugas dengan rinci dan kualitas, memenuhi kebutuhan siswa yang cenderung memiliki standar tinggi.

Dengan merawat satu-persatu berdasarkan DISC Personality, guru dapat merancang pembelajaran yang lebih responsif, meminimalkan konflik, dan merangsang potensi penuh setiap siswa. Dalam arus inklusi pendidikan modern, pengamatan detil terhadap gaya kepribadian menjadi kunci menuju kelas yang tidak hanya beragam secara budaya, tetapi juga menghargai keunikan dan perbedaan setiap siswa dalam perjalanan pendidikan mereka.

DISC Personality dan Pentingnya Pemahaan tersebut bagi Guru Kelas 


"In the pursuit of academic excellence, let us not forget the essence of education lies in fostering character, resilience, and a sense of purpose. Cura Personalis ensures that education is a transformative journey that shapes the whole person." - Dr. Howard Gardner

DISC Personality merupakan model psikometri yang dikembangkan oleh psikolog Amerika bernama William Moulton Marston pada tahun 1928. Sejarah singkat DISC Personality dimulai dari pemikiran Marston tentang bagaimana perilaku manusia dapat diklasifikasikan menjadi empat gaya dominan, yang kemudian dikenal sebagai Dominance (Dominan), Influence (Pengaruh), Steadiness (Keteguhan), dan Conscientiousness (Kepedulian).

Dalam konteks pendidikan, penerapan DISC Personality dapat membantu guru memahami perbedaan gaya belajar dan perilaku siswa. Berikut adalah penjelasan singkat tentang setiap gaya dalam konteks kelas:

  1. Dominance (Dominan): Siswa dengan gaya ini cenderung proaktif, suka mengambil inisiatif, dan mendominasi dalam keputusan. Mereka menyukai tantangan dan ingin mengontrol situasi.

  2. Influence (Pengaruh): Siswa yang cenderung ekstrovert dan bersemangat, suka berkomunikasi, dan bersosialisasi. Mereka dapat menjadi pemimpin dalam kolaborasi kelompok dan berfokus pada hubungan interpersonal.

  3. Steadiness (Keteguhan): Siswa dengan gaya ini cenderung tenang, sabar, dan dapat diandalkan. Mereka mencari stabilitas dalam hubungan dan pekerjaan, serta memiliki kemampuan berempati yang tinggi.

  4. Conscientiousness (Kepedulian): Siswa yang cenderung detail-oriented, analitis, dan berfokus pada kualitas. Mereka suka merencanakan dengan cermat dan memiliki standar yang tinggi dalam pekerjaan mereka.

Pentingnya pemahaman DISC Personality bagi guru kelas terletak pada kemampuan untuk:

  • Menyesuaikan Metode Pengajaran: Guru dapat menyusun strategi pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar dominan siswa.
  • Meningkatkan Komunikasi: Pemahaman tentang gaya komunikasi siswa memungkinkan guru untuk berinteraksi secara efektif dan memotivasi mereka.
  • Membangun Kolaborasi: Dengan mengetahui gaya bekerja siswa, guru dapat membentuk kelompok kerja yang seimbang dan produktif.
  • Mengelola Konflik: Pemahaman tentang gaya konflik siswa membantu guru mengelola situasi konflik dalam kelas dengan lebih efektif.

Dengan mengaplikasikan konsep DISC Personality, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan mendukung perkembangan siswa secara holistik.

Bagaimana pemahaman terhadap gaya kepribadian Dominance (Dominan) dapat membantu guru mendukung siswa dengan kebutuhan khusus dalam konteks pendidikan inklusi?

"The heart of effective teaching is the personal connection between educators and students. Cura Personalis reminds us that education is not just about filling minds with facts, but about nurturing hearts and souls to thrive in an ever-evolving world." - Dr. Rita Pierson

Sebelum menjawab pertanyaan, mari kita jelaskan 10 ciri-ciri kepribadian Dominance (Dominan) yang paling menonjol pada siswa di kelas:

  1. Inisiatif Tinggi: Siswa dengan kepribadian Dominance cenderung mengambil inisiatif secara aktif dalam kegiatan kelas dan proyek.

  2. Orientasi pada Hasil: Mereka fokus pada hasil dan mencari cara untuk mencapai tujuan mereka dengan efisien.

  3. Pemimpin Alami: Siswa dominan seringkali muncul sebagai pemimpin dalam kelompok, dengan kemampuan memimpin dan mengambil keputusan dengan cepat.

  4. Kompetitif: Mereka memiliki semangat kompetitif yang kuat dan suka menantang diri mereka sendiri untuk mencapai yang terbaik.

  5. Ekspresif dan Langsung: Berbicara secara terus terang dan ekspresif, mereka tidak ragu menyampaikan pendapat dan ide mereka.

  6. Tidak Takut Menghadapi Konflik: Siswa dengan kepribadian Dominance cenderung menghadapi konflik dengan keberanian dan berusaha mencari solusi.

  7. Mencari Kontrol: Mereka memiliki keinginan untuk mengontrol situasi dan mengambil peran utama dalam aktivitas kelas.

  8. Cepat dalam Pengambilan Keputusan: Kepribadian ini cenderung membuat keputusan cepat tanpa banyak pertimbangan.

  9. Tidak Suka Terhambat oleh Detail: Mereka cenderung fokus pada gambaran besar dan tidak terlalu tertarik pada detail kecil.

  10. Berorientasi pada Tantangan: Siswa dengan dominan menyukai tantangan dan merespon positif terhadap situasi yang menantang.

Dengan pemahaman ini, guru dapat merespon pertanyaan, "Bagaimana pemahaman terhadap gaya kepribadian Dominance (Dominan) dapat membantu guru mendukung siswa dengan kebutuhan khusus dalam konteks pendidikan inklusi?" dengan lebih rinci:

  1. Dukungan pada Inisiatif: Memotivasi siswa dominan dengan memberikan ruang untuk mengambil inisiatif dan menjadi pemimpin dalam proyek inklusif.

  2. Fasilitasi Kompetisi yang Sehat: Mengarahkan semangat kompetitif mereka ke arah yang positif, seperti dalam kegiatan belajar yang bersifat kompetitif secara konstruktif.

  3. Mengelola Konflik dengan Efektif: Memanfaatkan kemampuan siswa dominan dalam menghadapi konflik dengan membimbing mereka untuk mengelola konflik secara konstruktif dan mengembangkan keterampilan kepemimpinan bersama.

  4. Memberikan Ruang untuk Pengambilan Keputusan: Memberikan kesempatan kepada siswa dominan untuk terlibat dalam pengambilan keputusan dalam lingkungan inklusif.

  5. Menyesuaikan Tugas dengan Tantangan: Merancang tugas dan proyek yang menantang agar siswa dominan tetap termotivasi dan terlibat aktif dalam pembelajaran inklusif.

Dengan memahami ciri-ciri ini, guru dapat menciptakan lingkungan yang mendukung siswa dengan gaya kepribadian Dominance, sambil memastikan inklusi dan keterlibatan semua siswa dalam proses pembelajaran.

Bagaimana gaya kepribadian Influence (Pengaruh) dapat mempengaruhi dinamika kelompok dalam kelas inklusif, dan apa langkah konkret yang dapat guru ambil untuk memastikan inklusi yang efektif bagi siswa dengan gaya ini?

"As educators, we are not just shaping minds; we are molding lives. Cura Personalis calls us to recognize and celebrate the individuality of each student, fostering an environment where they can truly flourish and become their best selves." - Sir Ken Robinson

Sebelum menjawab pertanyaan, mari kita jelaskan 10 ciri-ciri kepribadian Influence (Pengaruh) yang paling menonjol pada siswa di kelas:

  1. Ekstrovert dan Bersosialisasi: Siswa ini cenderung ekstrovert, suka berbicara, dan bersosialisasi dengan teman sekelas.

  2. Penuh Semangat: Mereka memiliki semangat yang tinggi, energik, dan dapat menginspirasi orang lain.

  3. Kemampuan Berbicara yang Baik: Siswa ini memiliki kemampuan berbicara yang baik dan dapat mempengaruhi orang lain melalui kata-kata mereka.

  4. Berorientasi pada Hubungan: Mereka fokus pada pembentukan hubungan sosial dan dapat membina kerjasama dalam kelompok.

  5. Senang Berada di Pusat Perhatian: Siswa Influence cenderung nyaman menjadi pusat perhatian dan tampil di depan umum.

  6. Optimis dan Penuh Ide: Mereka optimis, penuh ide kreatif, dan suka berpartisipasi dalam kegiatan yang menantang.

  7. Fleksibel dan Beradaptasi: Siswa ini fleksibel, mudah beradaptasi dengan perubahan, dan dapat berkontribusi dalam situasi yang dinamis.

  8. Rendah dalam Pengambilan Risiko: Mereka dapat mengambil risiko, tetapi seringkali risiko yang cenderung rendah dan dapat diterima oleh sebagian besar orang.

  9. Pandai Memotivasi Orang Lain: Mereka memiliki kemampuan untuk memotivasi dan menginspirasi teman sekelas untuk mencapai tujuan bersama.

  10. Kurang Tertarik pada Detail: Cenderung kurang tertarik pada detail dan lebih fokus pada gambaran besar.

Dengan pemahaman ini, kita dapat menjawab pertanyaan, "Bagaimana gaya kepribadian Influence (Pengaruh) dapat mempengaruhi dinamika kelompok dalam kelas inklusif, dan apa langkah konkret yang dapat guru ambil untuk memastikan inklusi yang efektif bagi siswa dengan gaya ini?" dengan lebih rinci:

  1. Memfasilitasi Kolaborasi Sosial: Memanfaatkan kecenderungan sosial dan hubungan interpersonal siswa Influence untuk memfasilitasi kolaborasi dan hubungan positif di antara seluruh siswa inklusif.

  2. Memberikan Ruang untuk Ekspresi Kreativitas: Mendorong siswa Influence untuk berbagi ide dan kreativitas mereka, menciptakan lingkungan di mana setiap siswa merasa dihargai.

  3. Memberikan Peran Pemimpin: Memberikan kesempatan bagi siswa Influence untuk mengambil peran kepemimpinan dalam proyek kelompok atau aktivitas kelas untuk memanfaatkan kemampuan mereka dalam memotivasi dan memimpin.

  4. Memahami Kebutuhan Interaksi Sosial: Memahami bahwa siswa Influence membutuhkan interaksi sosial, dan menciptakan situasi di kelas yang memungkinkan mereka berinteraksi dan berkontribusi dengan cara yang positif.

  5. Menyesuaikan Evaluasi dan Umpan Balik: Menyesuaikan metode evaluasi dan memberikan umpan balik dengan mempertimbangkan preferensi siswa Influence, seperti melalui diskusi kelompok atau presentasi.

Dengan langkah-langkah ini, guru dapat memastikan inklusi yang efektif bagi siswa dengan gaya kepribadian Influence, menciptakan lingkungan di mana kekuatan mereka dihargai dan dikembangkan untuk mendukung perkembangan siswa secara optimal.

Sejauh mana guru dapat mengidentifikasi dan merespons gaya kepribadian Steadiness (Keteguhan) pada siswa, terutama dalam hal membangun hubungan yang stabil dan mendukung perkembangan mereka dalam lingkungan inklusif?

"The essence of education lies in the relationships we build with our students. Cura Personalis is a commitment to understanding, guiding, and supporting each learner on their unique educational journey, recognizing the importance of the person in the process of learning." - Dr. Howard Fuller

Sebelum menjawab pertanyaan, mari kita jelaskan 10 ciri-ciri kepribadian Steadiness (Keteguhan) yang paling menonjol pada siswa di kelas:

  1. Kesabaran: Siswa dengan kepribadian Steadiness cenderung memiliki tingkat kesabaran yang tinggi dalam menghadapi situasi dan orang lain.

  2. Kehangatan: Mereka bersifat ramah, hangat, dan peduli terhadap kebutuhan dan perasaan orang lain.

  3. Kerjasama: Siswa ini mendukung kerjasama dan berusaha menciptakan lingkungan kerja sama di antara teman-teman sekelas.

  4. Ketertarikan pada Orang Lain: Mereka cenderung peka terhadap perasaan orang lain dan bersedia mendengarkan masalah serta pengalaman teman-teman sekelas.

  5. Keteguhan dan Konsistensi: Siswa dengan kepribadian ini dapat diandalkan, konsisten, dan stabil dalam tindakan dan respons mereka.

  6. Hindari Konflik: Mereka cenderung menghindari konflik dan mencari solusi yang damai dalam situasi sulit.

  7. Menghargai Keseimbangan: Menempatkan nilai pada keseimbangan hidup, pekerjaan, dan hubungan interpersonal.

  8. Setia dan Dapat Diandalkan: Kepribadian Steadiness menunjukkan setia pada teman dan dapat diandalkan dalam situasi sulit.

  9. Menilai Kedamaian: Siswa ini cenderung mencari kedamaian dan stabilitas dalam hubungan dan lingkungan belajar.

  10. Ketidakmampuan Menahan Tekanan Tinggi: Meskipun tenang, mereka mungkin kesulitan menanggapi tekanan tinggi atau situasi yang mendesak.

Dengan pemahaman ini, kita dapat menjawab pertanyaan, "Sejauh mana guru dapat mengidentifikasi dan merespons gaya kepribadian Steadiness (Keteguhan) pada siswa, terutama dalam hal membangun hubungan yang stabil dan mendukung perkembangan mereka dalam lingkungan inklusif?" dengan lebih rinci:

  1. Mendengarkan dengan Empati: Mengidentifikasi siswa dengan kepribadian Steadiness dengan mendengarkan aktif, menunjukkan empati, dan menghargai kebutuhan emosional mereka.

  2. Menghargai Keseimbangan: Memberikan kebijakan yang mendukung keseimbangan antara tugas akademis dan kehidupan sosial, memperhatikan beban kerja yang wajar.

  3. Fasilitasi Kerjasama: Mendorong kerjasama di antara siswa dengan memanfaatkan kecenderungan Steadiness mereka untuk bekerja sama dalam kelompok.

  4. Mengatasi Konflik dengan Sensitif: Mendekati konflik dengan kelembutan, memberikan dukungan untuk mengatasi ketidaknyamanan, dan mencari solusi yang menciptakan harmoni.

  5. Menciptakan Lingkungan yang Stabil: Menyusun lingkungan kelas yang konsisten dan stabil untuk mendukung kesejahteraan siswa dengan kepribadian Steadiness.

Dengan memahami dan merespons gaya kepribadian Steadiness, guru dapat membangun hubungan yang kuat dengan siswa, menciptakan lingkungan inklusif yang mendukung perkembangan mereka dengan optimal.

Dalam mendukung siswa dengan gaya kepribadian Conscientiousness (Kepedulian), bagaimana guru dapat memberikan tugas dan instruksi yang mendukung kebutuhan mereka akan rinci dan kualitas, sambil mempertahankan lingkungan inklusif? 

"As educators, we are entrusted with the task of cultivating not just knowledge, but character. Cura Personalis reminds us that our impact goes beyond the classroom, influencing the lives of our students in profound ways." - Dr. Nel Noddings

Sebelum menjawab pertanyaan, mari kita jelaskan 10 ciri-ciri kepribadian Conscientiousness (Kepedulian) yang paling menonjol pada siswa di kelas:

  1. Ketelitian Tinggi: Siswa ini cenderung sangat memperhatikan detail dan bekerja dengan ketelitian tinggi.

  2. Orientasi pada Kualitas: Mereka memiliki standar kualitas yang tinggi dan berusaha mencapai hasil yang berkualitas dalam pekerjaan mereka.

  3. Rencana yang Teratur: Siswa Kepedulian suka merencanakan dengan cermat, membuat jadwal, dan memastikan segala sesuatunya terorganisir.

  4. Bertanggung Jawab: Mereka merasa bertanggung jawab terhadap tugas dan pekerjaan mereka, serta serius dalam menyelesaikan kewajiban.

  5. Kesabaran dan Konsistensi: Siswa ini memiliki kesabaran dalam menyelesaikan tugas, bekerja dengan konsistensi, dan tidak terburu-buru.

  6. Motivasi Intrinsik: Mereka cenderung termotivasi secara intrinsik, mengejar pencapaian dan keberhasilan dalam pekerjaan mereka.

  7. Rendah dalam Ambiguitas: Siswa Conscientiousness kurang nyaman dengan situasi yang ambigu dan lebih suka memiliki instruksi yang jelas.

  8. Kritikal terhadap Diri Sendiri: Mereka dapat menjadi kritikal terhadap diri sendiri, selalu mencari cara untuk meningkatkan kinerja mereka.

  9. Kemampuan Merencanakan Masa Depan: Mereka cenderung memiliki visi dan rencana jangka panjang untuk masa depan mereka.

  10. Bertahan terhadap Tekanan: Meskipun cenderung perfeksionis, mereka mampu bertahan di bawah tekanan dan tetap fokus pada tujuan.

Dengan pemahaman ini, kita dapat menjawab pertanyaan, "Dalam mendukung siswa dengan gaya kepribadian Conscientiousness (Kepedulian), bagaimana guru dapat memberikan tugas dan instruksi yang mendukung kebutuhan mereka akan rinci dan kualitas, sambil mempertahankan lingkungan inklusif?" dengan lebih rinci:

  1. Memberikan Petunjuk yang Jelas: Menyajikan instruksi dengan jelas dan terstruktur, memberikan panduan yang rinci untuk tugas atau proyek yang diberikan.

  2. Mendorong Perencanaan dan Organisasi: Memberikan dukungan untuk perencanaan dan organisasi dengan memberikan waktu yang cukup untuk perencanaan sebelum tugas dimulai.

  3. Memberikan Ruang untuk Kreativitas Terstruktur: Menciptakan tugas yang memungkinkan ekspresi kreativitas tetapi tetap terstruktur, memberikan kesempatan untuk inovasi dalam batas-batas yang diberikan.

  4. Memberikan Waktu yang Cukup: Memberikan waktu yang cukup untuk menyelesaikan tugas, mempertimbangkan kebutuhan siswa Kepedulian yang mungkin memerlukan waktu ekstra untuk menyelesaikan pekerjaan dengan ketelitian.

  5. Memberikan Umpan Balik yang Konstruktif: Memberikan umpan balik yang konstruktif dan rinci untuk membantu siswa meningkatkan kualitas pekerjaan mereka.

  6. Menghargai Kualitas Lebih dari Kuantitas: Menekankan pentingnya kualitas pekerjaan daripada kuantitas, memberikan apresiasi pada upaya mereka dalam mencapai standar yang tinggi.

  7. Fasilitasi Kolaborasi yang Terencana: Jika ada tugas kelompok, memfasilitasi kolaborasi yang terencana dengan memperjelas peran dan tanggung jawab masing-masing anggota.

  8. Memberikan Opsi untuk Refleksi: Memberikan kesempatan untuk refleksi dan evaluasi diri, memungkinkan siswa Kepedulian untuk merenungkan dan meningkatkan kinerja mereka.

  9. Adaptasi terhadap Kebutuhan Individu: Mengakomodasi kebutuhan individual siswa Conscientiousness dalam hal waktu dan instruksi, jika diperlukan, untuk memastikan pemahaman dan kualitas pekerjaan yang optimal.

Dengan cara ini, guru dapat menciptakan tugas dan instruksi yang mendukung siswa dengan gaya kepribadian Conscientiousness, sambil tetap menjaga lingkungan kelas yang inklusif dan mendukung bagi semua

Bagaimana pemahaman guru tentang variasi gaya kepribadian dapat membantu guru mengelola konflik antara siswa dengan gaya yang berbeda, dan bagaimana pendekatan ini mendukung tujuan inklusi dalam kelas?

"Education is not a one-size-fits-all journey. Cura Personalis challenges educators to tailor their methods to the diverse needs of students, ensuring that the learning experience is meaningful, relevant, and transformative for each individual." - Sir Anthony Seldon

Sebelum menjawab pertanyaan, mari kita jelaskan 10 ciri-ciri variasi gaya kepribadian siswa di kelas, mencakup berbagai gaya Dominance (Dominan), Influence (Pengaruh), Steadiness (Keteguhan), dan Conscientiousness (Kepedulian):

  1. Ekstrovert dan Aktif: Siswa dengan gaya ekstrovert cenderung lebih terbuka, suka berbicara, dan aktif dalam interaksi sosial.

  2. Introvert dan Kontemplatif: Siswa dengan gaya introvert lebih tertutup, cenderung merenung, dan merasa nyaman dalam situasi yang lebih tenang.

  3. Dominan dan Tegas: Beberapa siswa memiliki gaya dominan yang kuat, suka mengambil inisiatif dan mengejar keberhasilan.

  4. Pengaruh dan Ramah: Siswa dengan gaya pengaruh cenderung ramah, energetik, dan berorientasi pada hubungan sosial.

  5. Keteguhan dan Sabar: Siswa dengan gaya keteguhan menonjol dengan kesabaran, konsistensi, dan kemampuan bekerja dengan stabil.

  6. Kreatif dan Inovatif: Beberapa siswa memiliki gaya kreatif yang kuat, suka berpikir out-of-the-box, dan mencari solusi inovatif.

  7. Perhatian Terhadap Detail: Siswa dengan gaya conscientiousness cenderung memperhatikan detail dan berusaha mencapai standar kualitas tinggi.

  8. Sensitif terhadap Perasaan Orang Lain: Beberapa siswa mungkin lebih peka terhadap perasaan orang lain, menunjukkan empati dan perhatian.

  9. Fleksibel dan Beradaptasi: Siswa dengan gaya fleksibel dapat dengan mudah beradaptasi dengan perubahan dan memiliki toleransi yang tinggi terhadap ambiguitas.

  10. Bertanggung Jawab dan Kritis terhadap Diri Sendiri: Beberapa siswa menunjukkan tingkat tanggung jawab yang tinggi terhadap tugas dan kritis terhadap diri sendiri.

Dengan pemahaman ini, kita dapat menjawab pertanyaan, "Bagaimana pemahaman guru tentang variasi gaya kepribadian dapat membantu guru mengelola konflik antara siswa dengan gaya yang berbeda, dan bagaimana pendekatan ini mendukung tujuan inklusi dalam kelas?" dengan lebih rinci:

  1. Mengidentifikasi Sumber Konflik: Memahami variasi gaya kepribadian membantu guru mengidentifikasi akar penyebab konflik antara siswa, baik itu terkait dengan gaya komunikasi, gaya belajar, atau preferensi interpersonal.

  2. Menciptakan Kesadaran dan Penerimaan: Guru dapat membimbing siswa untuk memahami perbedaan dalam gaya kepribadian, menciptakan kesadaran dan penerimaan terhadap keragaman dalam kelas.

  3. Memfasilitasi Komunikasi Efektif: Dengan memahami cara berkomunikasi yang berbeda, guru dapat memfasilitasi komunikasi yang efektif antara siswa, mendorong pengertian dan penghormatan.

  4. Merancang Kegiatan Kolaboratif: Mengintegrasikan kegiatan dan proyek yang memerlukan kerjasama, memungkinkan siswa dengan berbagai gaya bekerja bersama dan menghargai kontribusi masing-masing.

  5. Memberikan Fleksibilitas dalam Pembelajaran: Merancang strategi pembelajaran yang fleksibel, memungkinkan setiap siswa mengakses materi dan mengekspresikan pemahaman mereka sesuai dengan gaya masing-masing.

  6. Mengembangkan Keterampilan Manajemen Konflik: Membantu siswa mengembangkan keterampilan manajemen konflik, termasuk pemahaman tentang perbedaan gaya kepribadian, untuk memecahkan masalah dengan cara yang konstruktif.

  7. Mendorong Toleransi dan Keterbukaan: Melalui pendekatan yang memahami variasi gaya kepribadian, guru dapat mendorong toleransi, keterbukaan, dan penghargaan terhadap perbedaan sebagai bagian dari budaya inklusif dalam kelas.

  8. Pembimbingan Individual: Guru dapat memberikan bimbingan individual, memahami kebutuhan dan preferensi siswa, dan menyediakan dukungan yang sesuai dengan perkembangan kepribadian mereka.

Dengan mengelola konflik melalui pemahaman variasi gaya kepribadian, pendekatan inklusif dapat diperkuat, menciptakan lingkungan kelas yang mendukung setiap siswa untuk berkembang secara optimal sesuai dengan keunikan mereka.

40 Item Pernyataan Reflektif tentang DISC Personality 

"Cura Personalis is the cornerstone of effective teaching, reminding educators that they are not just instructors but mentors who play a crucial role in shaping the character and holistic development of their students." - Dr. Angela Duckworth

Berikut adalah contoh kuesioner dengan 40 item pernyataan reflektif tentang DISC Personality dalam konteks pendidikan, dengan setiap kepribadian (Dominance, Influence, Steadiness, dan Conscientiousness) diwakili oleh 10 item. Guru dapat menggunakannya untuk assessment DISC Personality siswanya.

Dominance (Dominan):

  1. Saya senang mengambil inisiatif dalam kegiatan kelompok. (1 2 3 4 5)
  2. Saya cenderung membuat keputusan dengan cepat dan tegas. (1 2 3 4 5)
  3. Saya suka mengendalikan situasi di kelas. (1 2 3 4 5)
  4. Saya merasa nyaman menjadi pemimpin dalam proyek kelompok. (1 2 3 4 5)
  5. Saya lebih suka bekerja sendiri daripada dalam kelompok. (1 2 3 4 5)
  6. Saya cenderung mengambil risiko untuk mencapai tujuan. (1 2 3 4 5)
  7. Saya senang menghadapi tantangan dalam belajar. (1 2 3 4 5)
  8. Saya berpikir bahwa kejelasan dan struktur dalam tugas itu penting. (1 2 3 4 5)
  9. Saya menyukai situasi yang membutuhkan keputusan cepat. (1 2 3 4 5)
  10. Saya berusaha untuk mencapai tujuan dengan cara apa pun. (1 2 3 4 5)

Influence (Pengaruh):

  1. Saya merasa senang berbicara di depan umum. (1 2 3 4 5)
  2. Saya suka berinteraksi dan bersosialisasi dengan teman sekelas. (1 2 3 4 5)
  3. Saya cenderung menjadi pusat perhatian dalam kelompok. (1 2 3 4 5)
  4. Saya sering berpartisipasi dalam kegiatan sosial di sekolah. (1 2 3 4 5)
  5. Saya merasa nyaman menjadi bagian dari kelompok belajar. (1 2 3 4 5)
  6. Saya senang memberikan inspirasi kepada teman-teman sekelas. (1 2 3 4 5)
  7. Saya cenderung memotivasi orang lain dengan kata-kata saya. (1 2 3 4 5)
  8. Saya merasa senang menjadi pemimpin dalam presentasi kelompok. (1 2 3 4 5)
  9. Saya berpikir bahwa hubungan sosial itu penting dalam belajar. (1 2 3 4 5)
  10. Saya suka menciptakan ide-ide kreatif dalam proyek kelompok. (1 2 3 4 5)

Steadiness (Keteguhan):

  1. Saya cenderung bekerja dengan kesabaran dan konsistensi. (1 2 3 4 5)
  2. Saya merasa nyaman dalam situasi yang tenang dan terorganisir. (1 2 3 4 5)
  3. Saya suka membantu teman-teman sekelas ketika mereka membutuhkan. (1 2 3 4 5)
  4. Saya lebih suka berkontribusi secara konsisten dalam kelompok. (1 2 3 4 5)
  5. Saya merasa nyaman dalam lingkungan belajar yang stabil. (1 2 3 4 5)
  6. Saya senang bekerja dengan rencana dan jadwal yang terstruktur. (1 2 3 4 5)
  7. Saya cenderung menghindari konflik dan mencari solusi damai. (1 2 3 4 5)
  8. Saya suka menjaga keseimbangan dalam kehidupan sekolah. (1 2 3 4 5)
  9. Saya merasa senang bekerja dengan orang-orang yang dapat diandalkan. (1 2 3 4 5)
  10. Saya cenderung menjadi pendengar yang baik bagi teman-teman sekelas. (1 2 3 4 5)

Conscientiousness (Kepedulian):

  1. Saya selalu memperhatikan detail dalam tugas. (1 2 3 4 5)
  2. Saya berusaha mencapai standar kualitas yang tinggi. (1 2 3 4 5)
  3. Saya suka merencanakan dengan cermat sebelum memulai proyek. (1 2 3 4 5)
  4. Saya merasa bertanggung jawab terhadap tugas dan pekerjaan. (1 2 3 4 5)
  5. Saya lebih suka bekerja dengan cara yang terorganisir. (1 2 3 4 5)
  6. Saya cenderung membuat daftar prioritas untuk tugas-tugas saya. (1 2 3 4 5)
  7. Saya senang menyelesaikan tugas-tugas dengan ketelitian. (1 2 3 4 5)
  8. Saya selalu mencari cara untuk meningkatkan kinerja saya. (1 2 3 4 5)
  9. Saya merasa nyaman dengan situasi yang terstruktur. (1 2 3 4 5)
  10. Saya berpikir bahwa kualitas pekerjaan lebih penting daripada jumlah pekerjaan. (1 2 3 4 5)

Berikan skor untuk setiap pernyataan dengan menggunakan skala Likert, di mana 1 = Sangat Tidak Setuju, 2 = Tidak Setuju, 3 = Netral, 4 = Setuju, dan 5 = Sangat Setuju. Gunakan hasil skor untuk merespons dan merenung tentang preferensi gaya kepribadian siswa dalam konteks pendidikan inklusif.

"In the realm of education, Cura Personalis is the art of recognizing and nourishing the unique potential within each student. It is a commitment to fostering an environment where learners not only excel academically but also thrive personally and socially." - Dr. Linda Darling-Hammond 

Dalam mengejar visi inklusi dan kesetaraan di ruang kelas, perhatian terhadap keberagaman gaya kepribadian siswa menjadi landasan yang tak tergantikan. Artikel ini menyoroti pentingnya guru memperhatikan satu-persatu siswanya berdasarkan DISC Personality sebagai kunci utama untuk merintis perjalanan pendidikan yang lebih efektif dan inklusif.

Dengan memahami bahwa setiap siswa membawa ke dalam kelasnya preferensi dan kecenderungan unik, guru menjadi lebih mampu menyesuaikan pendekatan pengajaran mereka. Ketelitian dalam memperhatikan karakteristik Dominance membuka pintu untuk membimbing pemimpin potensial, sementara kepekaan terhadap gaya Influence menciptakan kelas yang didorong oleh kolaborasi dan semangat positif. Keberhasilan menciptakan lingkungan inklusif juga bergantung pada penerapan strategi yang sesuai untuk siswa dengan gaya Steadiness, yang cenderung menghargai ketenangan dan kestabilan. Pemahaman mendalam terhadap Conscientiousness memungkinkan guru memberikan dukungan yang terfokus pada rinci dan kualitas, merangsang pertumbuhan siswa yang memiliki standar tinggi.

Dengan memperhatikan satu-persatu berdasarkan DISC Personality, guru memberdayakan setiap siswa untuk mencapai potensi penuh mereka, tanpa terkecuali. Pendekatan ini tidak hanya menciptakan pengalaman belajar yang lebih bermakna, tetapi juga meresapi nilai-nilai inklusi, penghargaan, dan penerimaan di seluruh kelas. Oleh karena itu, menjadi esensial bagi setiap guru untuk memandang setiap siswa sebagai individu yang unik, memberikan perhatian yang mendalam terhadap gaya kepribadian mereka, dan membimbing mereka menuju kesuksesan dengan cara yang paling mendukung.

Dengan mengadopsi pandangan ini, guru tidak hanya menjadi fasilitator pembelajaran, tetapi juga arsitek pembentukan karakter yang dapat membawa dampak positif jangka panjang dalam perjalanan pendidikan siswa. Dalam menciptakan ruang kelas yang memelihara potensi unik setiap siswa, perhatian satu-persatu berdasarkan DISC Personality menjadi fondasi yang mendukung bagi kesuksesan pendidikan inklusif di masa depan.

Diinspirasikan dari:

The Personality Code Unlock the Secret to Understanding Your Boss, Your Colleagues, Your Friends, and Yourself oleh Travis Bradberry  (2007) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun