KLATEN-kompasiana.com
Siang ini, Ngantilalicaraneturu Tour Guide Community memandu rombongan ibu-ibu senam sehat Lun Lovers Klaten. Berjumlah sekitar dua puluh orang, mereka antusias menjajal wahana river tubing di Sungai Pusur yang alirannya tenang di awal namun menyimpan tantangan memacu adrenalin. Hari cerah menemani petualangan siang itu. Peserta bersiap memakai pelampung dan helm keselamatan (23/08/2025).
Mereka memilih wahana River Care Cokro 18 karena memiliki rute terpanjang, mencapai dua setengah kilometer, berujung di pintu air sungai Pusur belakang pabrik Aqua Kuwel. Lintasan itu mempertemukan panorama hutan riparian dan pemandangan aktivitas pabrik yang kontras. Panjang rute dan variasi medan menjanjikan pengalaman berbeda dibanding tubing biasa. Setiap peserta penasaran ingin menikmati petualangan itu.
Di sepanjang lintasan, peserta menghadapi sekitar kurang lebih lima belas tantangan medan beragam yang memacu adrenalin. Dimulai dari kelokan tenang yang tiba-tiba arusnya berputar, hingga cekungan tajam yang membuat tubuh terkejut jika tak menjaga keseimbangan. Arus deras di antara tubing baru menambah intensitas, menciptakan sensasi mendebarkan setiap detik. Beberapa tantangan terasa ringan, namun yang lain membutuhkan kewaspadaan ekstra. Instruksi pemandu sangat krusial untuk menghadapi setiap titik gelombang.
Atmosfer di River Care Cokro 18 berbeda dari wahana serupa di tempat lain. Suara gemuruh air berpadu dengan riuh tawa dan sorakan peserta. Hembusan angin dari tepi sungai membawa aroma tanah lembap dan dedaunan basah. Warna hijau rimbun di kanan-kiri menambah kesan petualangan alam liar. Keindahan tersebut menyatu sempurna dengan aspek tantangan, menghasilkan pengalaman yang menyeimbangkan adrenalin dan ketenangan hati.
Sebelum memulai river tubing, tim pemandu memberikan briefing keselamatan yang detail. Setiap peserta diberikan informasi protokol keamanan dan kesehatan diajarkan teknik mendirikan tubing, menjaga posisi tubuh, dan membaca tanda-tanda aliran air. Pemandu lokal juga menjelaskan rute kritis dan cara berkomunikasi tanda darurat. Perlengkapan cadangan sudah disiapkan di beberapa titik tergantung level tantangan. Sangat jelas bahwa keamanan menjadi prioritas utama selama kegiatan berlangsung.
Rombongan memulai petualangan dari titik nol dekat dermaga kecil dengan dekorasi perahu bambu dan jembatan kayu. Mereka melewati bebatuan licin yang tersebar di dasar sungai dangkal. Pada kilometer pertama, arus relatif tenang dan memungkinkan peserta saling membantu. Memasuki kilometer kedua, tantangan semakin berat dengan jeram kecil dan arus berputar. Saat hampir mencapai garis akhir, peserta harus menavigasi cekungan tajam dengan arus tercepat.