KLATEN-kompasiana.com
Desa Wisata Rintisan Tjokro akan mencatat momen bersejarah pada 13 Juli 2025 mendatang, lewat sebuah perhelatan atraksi seni dan budaya yang dirancang matang oleh Pemerintah Desa dibantu Amigo Group, Pojok Kreatif Project dan PPM 12 KKN UNNES Semarang, serta seluruh elemen Pentahelix. Acara ini bukan sekadar kegiatan budaya biasa, melainkan sebuah wujud kolaborasi strategis antara pemerintah, akademisi, pelaku usaha, komunitas seni, hingga generasi muda kreatif. Sinergi tersebut menjanjikan pengalaman yang kaya makna, edukatif, sekaligus menghibur, dengan menonjolkan potensi lokal Desa Tjokro (10/07/2025).
Kolaborasi lintas sektor Pentahelix, pemerintah, akademisi, masyarakat, pelaku usaha, dan media, menjadi pondasi utama suksesnya rangkaian kegiatan. UNNES Semarang hadir mendampingi tim organizer Pojok Kreatif Project yang terdiri dari anak-anak muda pelaku pariwisata dan pegiat seni budaya. Peran akademisi tidak hanya sebagai partner kerjasama, tetapi juga fasilitator riset lapangan, sehingga program yang disusun berdasarkan pemetaan kebutuhan dan keunikan Desa Tjokro.
Wadah independen Pojok Kreatif Project merumuskan konsep acara yang holistik, mencakup edukasi, hiburan, pelestarian tradisi, kesehatan, lingkungan, teknologi, kuliner, dan pariwisata. Pembekalan dan koordinasi intensif pra event memastikan setiap elemen tersinkronisasi, mulai tata panggung hingga strategi dokumentasi dan publikasi. Kolaborasi ini juga membuka peluang riset partisipatif bagi mahasiswa KKN PPM 12 UNNES untuk terlibat langsung dalam implementasi program.
Kegiatan senam pagi massal bersama ibu-ibu dan masyarakat yang dipandu mahasiswi KKN PPM 12 UNNES, membangkitkan semangat sehat dan rencananya sudah dimulai sejak pagi hari, "Kesehatan fisik mencerminkan kekuatan mental masyarakat. Dari senam pagi, kita belajar saling mendukung," papar Budi Kepala Desa Cokro. Sesi ini menjadi bukti bahwa kesehatan dan pariwisata bisa berjalan beriringan.
Sementara Ritual bancaan adat dipimpin sesepuh desa, memanjatkan doa semoga rangkaian acara berjalan lancar dan membawa keberkahan, juga turut mengukuhkan peran keberlangsungan tradisi di Desa Tjokro. Pelepasan benih ikan di Hulu DAS Kali Pusur, sebagai simbol komitmen pelestarian ekosistem dan ketahanan pangan lokal. Prosesi ritual bancaan adat yang dipimpin para sesepuh menegaskan betapa pentingnya meminta restu kepada Tuhan YME sebelum memulai setiap langkah pembangunan. Heru Budi menekankan bahwa modernisasi desa tidak boleh meminggirkan tradisi. "Kita wajib menghormati leluhur dan kearifan lokal. Doa para sesepuh memberi landasan spiritual bagi perkembangan desa," tuturnya.
Kegiatan pelepasan benih ikan di hulu DAS Kali Pusur menjadi momen simbolis komitmen terhadap kelestarian ekosistem. Kepala Desa melihat ini sebagai upaya memperkuat ketahanan pangan sekaligus menjaga keseimbangan alam. Ia berharap bahwa gerakan konservasi sederhana ini dapat menular ke desa-desa tetangga, menciptakan jaringan desa sadar lingkungan di Klaten.
Setelah itu, upacara pembukaan lomba mewarnai untuk anak TK dan SD menandai dimulainya kreativitas si kecil. Ruang lomba dirancang edukatif, mengangkat tema kekayaan alam dan budaya Tjokro.Â