SURAKARTA-Kompasiana.com
Djoko Pekik dan Bonyong Munni Ardhi tidak hanya dikenal sebagai seniman, tetapi juga sebagai pemberontak artistik yang membawa perubahan dalam dunia seni rupa Indonesia. Nama mereka mungkin tidak sering muncul dalam perbincangan seniman muda saat ini, tetapi jejak mereka dalam Gerakan Seni Rupa Baru (GSRB) tetap tak bisa dihapus dari sejarah (26/04/2025).
Mereka bukan sekadar pencipta karya seni, tetapi juga penggerak perubahan, menolak estetika yang stagnan dan menghadirkan seni sebagai alat ekspresi yang lebih luas, baik dalam kritik sosial maupun eksplorasi eksperimental. Â
Ketika menyaksikan persiapan pameran lukisan dalam sebuah gallery, tiba-tiba angan teringat pada sosok duo martir Seni rupa (Alm Djoko Pekik dan Bonyong Munni Ardhi ) Â yang sedikit banyak pernah memberikan wawasan dalam berkesenian, baik sebagai dosen pengajar Seni Rupa Murni di ISI Surakarta maupun sesama seniman dalam pengalaman proses kreatif, berkarya dan berpameran bersama.Â
Ruang Gallery ini mengingatkan jejak digital mereka, berupa karya-karya yang masih dipelajari, catatan sejarah, dokumentasi seni, hingga wawancara lama, yang tetap menjadi bagian dari narasi besar Seni Rupa Indonesia. Bahkan jika seniman masa kini tidak mengenal mereka secara langsung, banyak prinsip dan kebebasan berkarya yang mereka perjuangkan masih terasa dalam seni kontemporer saat ini. Â
Gerakan mereka mengajarkan bahwa seni tidak hanya soal keterampilan dan keindahan visual, tetapi juga tentang keberanian untuk bertanya, menggugat, dan menciptakan sesuatu yang baru. Dan di era digital ini, ketika segala sesuatu terdokumentasi, perjuangan mereka akan selalu ada sebagai bagian dari evolusi seni rupa yang terus berkembang. Â
Djoko Pekik dan Bonyong Munni Ardhi: Dua Pemberontak yang Mengubah Wajah Seni Rupa Indonesia.
Seni rupa tidak hanya berbicara soal estetika, tetapi juga tentang perlawanan, ekspresi, dan kritik terhadap sistem. Dua sosok ini adalah bukti bahwa seni tidak hanya soal keindahan visual, tetapi juga medium untuk bersuara dan mengubah cara kita memahami dunia. Â
Mereka hadir dari latar belakang yang berbeda, Alm. Djoko Pekik sebagai seniman dengan narasi sosial yang kuat, dan Bonyong Munni Ardhi sebagai eksperimentalis yang menolak batasan akademis dalam seni, namun mereka bertemu dalam satu gerakan: Gerakan Seni Rupa Baru (GSRB), yang menjadi tonggak perubahan besar dalam dunia seni Indonesia. Â