"Menjalani hari demi hari adalah pekerjaan yang berat. Tidak ada hal apapun yang terjadi"
Salah satu dialog yang ditampilkan dalam drakor My Liberation Notes. Berkisah tentang  kehidupan sebuah keluarga di pinggiran kota Seoul Bernama Sanpo yang terdiri dari Ayah, Ibu, serta ketiga anak-anaknya. Anak pertama seorang perempuan bernama Yeom Gi-jeong, dia sangat fokus terhadap pekerjaannya namun sering mengeluhkannya juga. Di sisi lain, dia sangat mengharapakan bisa menemukan seseorang yang mencintainya mengingat usianya hampir 40 tahun namun masih jomblo. Anak kedua seorang laki-laki bernama Yeom Chang-hee, tokoh digambarkan sebagai  orang tanpa tujuan hanya menghabiskan hidupnya tanpa arti bakan dia sampai putus dengan pacarnya gara-gara jarak tempuh di antara keduanya. Sebenarnya Chang-hee ini adalah orang yang ambisius namun setiap kali mencoba untuk naik jabatan selalu gagal. Anak ketiga seorang perempuan bernama Yeom Mi-Jeong. Walaupun cantik, dia selalu merasa kesepian dalam menjalani hidupnya karena karakternya yang pemalu juga pendiam.
Permasalahan yang dialami oleh ketiga tokoh utamanya pasti pernah kita alami juga, dari mulai ingin punya pasangan apalagi jika umur sudah tidak lagi muda, ingin punya karir cemerlang namun tak kunjung didapatkan padahal sudah berupaya tinggi, ataupun hanya sekedar ingin punya rumah di dekat kantor agar tidak banyak waktu terbuang di perjalanan. Mengapa judulnya My Liberation Notes? Jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi "Catatan Pembebasanku" Maksud apa? Para tokoh dalam cerita mencoba untuk merubah nasibnya dengan harapan bisa terbebas dari kondisi yang membelenggunya itu.
Selain menggambarkan desa kecil yang sangat asri jauh berbeda dengan drakor-drakor biasanya. Dalam drama ini pula banyak quote yang mewakili para generasi-generasi quarter life crisis. Contohnya "Hidupku tidak amat sengsara tapi juga tidak amat Bahagia." Jujur saja saya pun pernah beberapa kali merasa cocok dengan dialog itu. Entah kenapa rasanya seperti hambar, tidak menderita namun bahagia juga tidak bisa.
Seperti tokoh-tokoh dalam drama ini, sudah siapkah kita pun untuk memperjuangkan kebebasan?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI