Saatnya mengoreksi diri sendiri!
Ini terjadi di dalam sebuah gereja, kala seorang anak berkulit hitam duduk di bangku paling depan yang umumnya diduduki oleh orang-orang berduit, noni-noni, baba-baba, dan istri-istri pejabat, wiraswasta dan lainnya. Waktu itu di Yogyakarta tengah ramai-ramainya kasus pemotongan anak papua terhadap pemuda Jawa.
Pada waktu romo menyuruh untuk lagu Bapa kami dinyanyikan sambil bergandengan tangan, tak ada seorang pun yang mengulurkan tanggannya untuk si hitam itu. Mereka fobia atau apalah. Hal ini membuat saya merasa iba padanya. "siapa suruh dia mengambil tempat itu?" marahku dalam hati.
Saya bermenung, kita seringkali memprotes Islam atas ragamnya diskriminasi yang dipantik dan dipolitisir oleh wacana publik, politisi maupun media konvensional maupun online dengan isu mayoritas-minoritas. Sampai-sampai  kami lupa mengoreksi diri sendiri. semoga masa adven ini menjadi kesempatan berahmat untuk gereja membarui diri. Tidak boleh ada diskriminasi. bela gandong katong sambut Tuhan.                  Â