Mohon tunggu...
Simon Constantine Manalu
Simon Constantine Manalu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Tulisan ini bisa disempurnakan atau di edit sewaktu-waktu. siapapun yang belum pernah menulis, tapi punya pendidikan tinggi silahkan menulis dikompasiana, bagi ilmu anda ke masyarakat. dan siapapun yang tidak punya pendidikan yang tinggi tapi punya niat dan hobi menulis, salurkanlah dikompasiana. serta siapapun yang kerjanya hanya bisa berkomentar ria untuk membully tanpa pernah menulis, belajarlah untuk menulis dan jangan hanya berkomentar ria untuk membully. Catatan: 1. Menulis itu tidak gampang..., apalagi menulis dikompasiana...!!! buktikan saja dulu...!!! 2. Buang Titel S2 dan S3 MU jika kau tak mau membagi ilmumu untuk masyarakat dalam bentuk tulisan dikoran cetak dan online...!!! 3. Titel S2 dan S3 bukan untuk gaya-gayaan bro sista. 4. Bagi Pemilik Titel S2 dan S3 tanya dosenmu: "apakah yang bergelar S2 dan S3 wajib membagi ilmunya ke masyarakat dalam bentuk tulisan meski sudah dapat gelar?." 5. STOP BULLY

Selanjutnya

Tutup

Money

Kebijakan Impor Beras Khusus, Definsi Swasembada dan Secuil Sejarah Swasembada di Indonesia, Dan Nawacita Yang Gagal

20 Januari 2018   00:58 Diperbarui: 20 Agustus 2018   15:11 2536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebijakan Impor Beras Khusus

Berdasarkan data kementerian pertanian dalam outlook padi 2015, produksi beras Indonesia pada tahun 2017 mencapai 46,16 juta ton beras. Sedangkan konsumsi beras pada tahun yang sama mencapai 32,7 juta ton beras dan neraca beras nasional mencatat surplus sebesar 11,9 juta ton beras, angka tersebut setelah dikurangi penggunaan non pangan.

Untuk tahun 2018 ini, produksi beras diperkirakan mencapai 47,7 juta ton dengan konsumsi beras sebesar 33,1 juta ton dan terjadi surplus sebanyak 12,7 juta ton beras. Dan hal ini tidak terlepas dari pengaruh panen raya padi selama tahun 2018. Lalu pada tahun 2019, produksi beras diperkirakan meningkat menjadi 48,6 juta ton dengan konsumsi 33,5 juta ton beras, dan dipastikan terjadi surplus sebesar 13,5 juta ton beras.

Meskipun tercatat dalam data kementerian pertanian terjadi surplus beras,  kemendag melalui menteri perdagangan ternyata memutuskan melakukan impor beras sebesar 500.000 ton dari Vietnam dan Thailand lewat PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia Persero (PT.PPI). Impor beras diperkirakan akan tiba pada akhir bulan Januari 2018.

Menteri Perdagangan menyatakan bahwa beras yang diimpor sebesar 500.000 ton dari Vietnam dan Thailand lewat PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia Persero (PT.PPI) ialah beras khusus atau beras yang tidak ditanam di Indonesia.

Adapun beras khusus yang di impor ialah beras ponni, jasmine, dan lainnya.

Menteri Perdagangan juga menyatakan bahwa kebijakan mengimpor beras khusus bertujuan untuk kepentingan konsumsi hotel, kepentingan restoran lokal dan restoran asing di indonesia, serta kepentingan catering, sekaligus demi menjaga stok beras nasional dan mengendalikan harga beras medium yang saat ini melonjak di pasaran.

Beras medium adalah beras yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat umum.

Dengan adanya kebijakan impor beras khusus ini, para petani menjadi merasa khawatir dikarenakan harga beras lokal di pasaran pada musim panen pasti mengalami penurunan.

Sedangkan, efek kebijakan impor beras khusus ini berpotensi merusak harga beras medium dipasaran dikarenakan beras khusus akan dijual seharga beras medium dipasaran.

Gandhi (2018) berpendapat bahwa pengendalian harga beras medium bukanlah melalui impor melainkan melakukan hal-hal  sebagai berikut:

  • Operasi pasar secara masif bukan setengah hati.
  • Percepat penyaluran beras rastra.
  • Perlancar arus distribusi dan logistik beras dengan intensifkan Satgas Pangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun