Mohon tunggu...
Petrus Kanisius
Petrus Kanisius Mohon Tunggu... Wiraswasta - Belajar Menulis

Belajar menulis dan suka membaca. Saat ini bekerja di Yayasan Palung

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Bukit Batu Daya yang Indah Itu Kini Kian Terhimpit

12 Agustus 2016   17:17 Diperbarui: 12 Agustus 2016   20:29 1315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bukit Batu daya mirip Onta. Foto dok. M. Adon

Menjulang tinggi berdiri kokoh mungkin itu yang cocok untuk dikatakan ketika melihat bukit batu daya apabila kita mengunjungi Kecamatan Sungai Laur. Hampir dipastikan akan bisa melihat pemandangan langsung dari kejauhan terlihat berdiri kokohnya Bukit Batu Daya yang lokasinya di Dusun Keranji, Desa Batu Daya, Kecamatan Simpang Dua, Ketapang Kalimantan Barat. Namun sayangnya nasib dari Bukit tersebut kian terhimpit namun juga menangis karena beberapa sebab.

Jika boleh dikata kian terhimpit dan menangisnya Bukit Batu Daya ini tidak kurang karena banyak sebab. Salah satunya akibat masih adanya perluasan lahan untuk perkebunan kelapa sawit di wilayah itu. Menangisnya adalah tentang keberadaan hutan yang tidak tersisa  kian terkikis habis.

Bukit Batu Daya yang mirip kura-kura. Foto dok. M. Adon
Bukit Batu Daya yang mirip kura-kura. Foto dok. M. Adon
Marcus Adon, yang merupakan salah seorang masyarakat dusun Keranji, Desa Batu Daya  menngungkapkan kekhawatirannya tentang nasib dan keberadaan dari Bukit Batu Daya saat ini. Menurutnya, nasib batu daya kini sudah semakin terhimpit namun juga menangis karena penopang di kiri dan kanan berupa hutan disekitaran Bukit Onta atau ada pula yang menyebutnya Bukit Gantang. Kondisinya saat ini hampir dipastikan sudah semakin berkurang menjelang habis.

Mengingat hutan di sekitar wilayah tersebut sebagai hutan yang dikeramatkan oleh masyarakat. Dengan kata lain hutan yang ada di wilayah tersebut merupakan salah satu sumber hidup masyarakat setempat. Lebih lanjut menurut cerita Marcus Adon, perluasan areal oleh perusahaan untuk perkebunan belum juga berhenti. Apalagi wilayah tersebut oleh pemerintah Kabupaten Ketapang direncanakan (diwacanakan) sebagai desa budaya, lanjutnya lagi.

Lebih lanjut, pria yang akrab di sapa Adon tersebut mengungkapkan kesedihannya apabila nantinya bagaimana bila hutan di wilayah tersebut semakin tidak tersisa. Tentunya berimbas pada masyarakat banyak salah satunya banjir bila musim penghujan tiba dan ketersidaan air yang tidak banyak lagi ketika musim kemarau datang.

Sejujurnya, di Bukit Batu Daya merupakan salah satu kekayaan, potensi dan aset daerah bila nantinya sungguh-sungguh diperhatikan dan dijaga keberadaan sumber kekayaan berupa adat tradisi, budaya serta obyek wisata alam lingkungannya yang tak ternilai harganya. Sayang apabila tidak dijaga dan terus terhimpit. Keindahan Bukit Batu Daya acap kali  juga menjadi tempat yang baik bagi para penyuka olahraga panjat tebing (rock climbing).  

Batu Daya dapat dilihat keindahannya di dua kecamatan, Kecamatan Sungai Laur dan Simpang Dua Karena Bukit Batu Daya ini berada persis di tengah-tengah dua kecamatan tersebut. Selain juga di wilayah tersebut merupakan batas wilayah Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Kayong Utara (KKU). Sedangkan di Wilayah KKU, Bukit Batu Daya dapat terlihat juga di Desa Matan Jaya.

Pontik (Kayu mirip muka manusia) yang merupakan Tapal Batas di Desa Batu Daya, Batas Wilayah Kabupaten Ketapang dan Kayong Utara. Foto Dok. M. Adon
Pontik (Kayu mirip muka manusia) yang merupakan Tapal Batas di Desa Batu Daya, Batas Wilayah Kabupaten Ketapang dan Kayong Utara. Foto Dok. M. Adon
Untuk menjangkau Bukit Batu Daya dapat dijangkau dari Ketapang sekitar 6 jam perjalanan, sedangkan dari perbatasan KKU dan Ketapang diperlukan waktu kurang lebih 30 menit. Sedangkan dari Kecamatan Simpang Dua menuju Desa Batu Daya memerlukan waktu 1,5 jam dan dari Kecamatan Laur menuju Batu Daya sekitar 1 jam perjalanan menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat.

Seperti Diketahui hal yang menarik dari Bukit Batu Daya tidak lain adalah karena keindahannya. Tidak hanya indah tetapi unik dan menarik. menariknya adalah dari setiap sudut pandang (arah kita memandang) atau dengan kata lain apabila kita melihat di tempat lain misalnya di lain arah saat pengambilan gambarnya bisa berbeda-beda. Bila kita melihat dari Arah Laur sekilas bentuknya seperti Gantang (alat ukur atau takaran padi atau beras zaman dulu, tapi bukan timbangan, 1 gantang berisi sekitar 35.24 liter.) dan di lihat dari dekat mirip seperti Onta. Selain itu ada yang menyebutnya mirip kura-kura, jika di ambil gambarnya di arah yang lain tanpak seperti tunggul kayu (kayu patah).

Bukit Batu daya yang mirip tunggul kayu. Foto dok. M. Adon
Bukit Batu daya yang mirip tunggul kayu. Foto dok. M. Adon
Bukit Batu Daya yang dilihat di sudut lain mirip Gantang. Foto dok. M. Adon
Bukit Batu Daya yang dilihat di sudut lain mirip Gantang. Foto dok. M. Adon
Bukit Batu Daya atau Bukit Gantang/Bukit Onta yang indah tersebut, saat ini kondisinya terus terhimpit kondisinya, bila boleh dikata hutan semakin kalah berdiri, terus tergerus oleh investasi. Berharap ada realisasi nyata dari pemerintah untuk menetapkan Batu Daya untuk menjadi desa budaya dan wisata, dengan demikian Bukit Batu Daya masih bisa tetap berdiri kokoh bersama hutan dan bisa menjadi penopang hidup masyarakat secara berkelanjutan yang lestari.

By : Petrus Kanisius-Yayasan Palung

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun