Tidak sedikit orang menyebut dan mengakui orangutan sebagai petani hutan karena perannya yang besar dalam hal melakukan konservasi hutan.
Mengapa demikian? Orangutan dikenal sebagai si petani hutan karena perannya selalu menyemai hingga tumbuhnya tajuk-tajuk pepohonan sebagai keberlanjutan semua nafas kehidupan, tidak terkecuali kita manusia.
Orangutan dikatakan sebagai petani hutan karena tanpa lelah dan tidak pamrih, setiap hari ia selalu menyemai biji-bijian yang nanti disebut tajuk-tajuk pohon (pohon-pohon baru). Tidak bisa disangkal pula orangutan dan hutan sebagai nafas semua makhluk.
Tidak hanya orangutan, ada pula burung enggang atau rangkong. Si Petani hutan (enggang dan orangutan) ternyata berperan penting untuk meregenerasi (membangun kembali) hutan. Dengan kata lain orangutan dan burung enggang memainkan peran penting dalam menyediakan jasa ekosistem bagi hutan dan bentang alam kita.
Beberapa buah-buah hutan yang menjadi makanan favorit orangutan antara lain buah jantak (Whillughbeia), asam kandis (Garcinia), buah ara/jejawi (Ficus), buah kuning (Artocarpus), Kelembayau (Dacryodes), buah keranji (Dialium), buah mempisang (Polyalthia), durian burung (Durio exleyanus) buah dan daun rengas (Melanochila), Buah sempal hidung (Microcos).
Ada pula buah perut kelik (Alangium sp.), buah teratong (Durio oxleyanus), buah kapol (Baccaurea macrocarpo), buah tampui (Baccaurea edulis), ubah (Syzygium), mahang (Macaranga sp.), buah kembang semangkok (Scaphium sp.), buah menteng (Baccaurea maingayi).
Selain buah, ada juga kulit kayu, daun muda dan rayap yang menjadi makanan kesukaan orangutan.
Berdasarkan hasil penelitian di Stasiun Riset Cabang Panti, Taman Nasional Gunung Palung (Tanagupa); orangutan mengkonsumsi lebih dari 300 jenis tumbuhan yang terdiri dari: 60% terdiri dari buah, 20% bunga, 10% daun muda dan kulit kayu serta 10% serangga (seperti rayap).
Buah-buah dari sisa makanan yang dimakan orangutan tersebutlah yang selanjutnya tumbuh menjadi tajuk-tajuk pepohonan. Singkatnya, orangutan merupakan si petani hutan yang bisa menabur, menyebar dan menyemai benih kembali atau merestorasi (memulihkan kembali hutan).
Kehadiran si petani hutan berfungsi untuk meregenarasi hutan juga sebagai penyeimbang ekosistem sekaligus pula sebagai spesies payung (Apabila mereka hilang maka akan berpengaruh/berdampak pula bagi bagi makhluk lainnya) termasuk kita manusia.