Selanjutnya, hutan sebagai ibu dari kita karena ia memilihara dan menjaga kita. Sebagai ibu, hutan sudah selayaknya juga kita jaga dan rawat. Sebab, hutan tanpa pamrih memberi kita manfaat yang tidak terhingga sepanjang waktu.
Dengan demikian pula, hutan yang kita jaga dan lestarikan adalah nafas hidup bagi semua. Apabila luasan tutupan hutan terjaga maka semua nafas hidup termasuk kita manusia dan hutan bisa terus berlanjut. Tidak hanya itu, jika semua terjaga maka akan tercipta keharmonisan antara kita dan alam semesta.
Berharap antara kita dan konservasi tidak hanya slogan semata, tapi tindakan nyata yang mampu menjadi contoh bagi siapa saja dengan memulai hal-hal kecil dari diri kita masing-masing pula lingkungan yang terkecil misalnya menanam, menjaga, memilihara tanaman di lingkungan rumah tangga kita.
Bukankah, apabila kita menjaga alam lingkungan kita maka ia (alam lingkungan) pun akan terus menjadi sahabat dan memberi kita dengan tanpa paksa. Semoga saja kita boleh kiranya mulai saat ini dengan tanpa terpaksa (tulus) menanam, menjaga, dan merawat yang tersisa.
Petrus Kanisius-Yayasan Palung