Setelah Traveloka, Gojek dan Bukalapak, PT Â Liga Indonesia Baru sukses menggandeng perusahaan e-commerce Shopee asal Singapura ini akhirnya resmi sebagai sponsor resmi utama Liga 1 2019.
Jujur saya agak risih sih melihat logo Liga terhebat di tanah air tercinta ini. Diakui untuk mendapatkan sponsor utama demi bergulirnya kompetisi Liga 1 tahun 2019 tidaklah mudah. PT LIB puyeng  mencari sponsor yang sepadan. Hal ini disebabkan mundurnya sponsor-sponsor sebelumnya.
Hengkangnya sponsor utama sebelumnya bukan tanpa alasan, ini disebabkan kekacauan panggung si kulit bundar, serta karut marutnya event sepakbola yang berbau pengaturan skor serta konspirasi lainnya.
Apa boleh buat gabungnya sponsor Shopee sontak merubah kesan melambai, dimana sponsor Shopee bergambarkan tas cewek ini identik dengan penjualan pakaian, aksesoris cewek, meskipun belakangan menggandeng musisi SLANK dan Via Vallen toh demikian ikon melambai tetap saja melekat. Bagaimana menurut anda?
Disini yang membuat "kurang nyaman" dilihat. Meski demikian harapannya siapapun sponsor sepakbola di tanah air, semoga bisnis kulit bundar bertambah baik dari sebelumnya, tidak ada kabar pengaturan skor, minimalisir wasit tidak adil, kerusuhan antar supporter, apa lagi?.
Selain karut marut tersebut, PT. LIB hanya mampu menggandeng bisnis online Shopee itupun membutuhkan waktu panjang dilakukan untuk bernegosiasi.
Padahal ada beberapa perusahaan e-commer selain Shopee, sebut saja Tokopedia, Lazada, Zilingo, Alibaba itu kalau perusahaan ini berminat teken kontrak untuk menjadi sponsor utama Liga 1.
Kehadiran Shopee setidaknya membuat pencinta sepak bola Indonesia lega. Pasalnya, mundurnya Traveloka, Gojek dan Bukalapak sebagai sponsor utama Liga 1. Membuat PT LIB cukup kesulitan mencari penggantinya.
Hal tersebut dikarenakan jebloknya kompetisi sepakbola Indonesia atas kasus pengaturan skor dan buruknya kinerja juru pengadil.
Mau tidak mau, suka tidak suka hadirnya Shopee menjadi hiburan tersendiri bagi penikmat si kulit bundar. Adanya sponsor baru ke depannya peristiwa kelam itu tidak terulang kembali.
Ini semua demi kemajuaan serta pengembangan sepak bola Indonesia.
