Mohon tunggu...
Pipit Syafitri
Pipit Syafitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hii, السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ

Mahasiswa Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Palangka Raya 2019

Selanjutnya

Tutup

Financial

Sumber Daya Alamnya yang Menjadi Pemikat Hati Bangsa Lain

9 Juni 2021   08:49 Diperbarui: 26 Juni 2021   08:48 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Indonesia sebagai negara maritim sekaligus negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas lautan 3.273.810 km dan luas daratan sekitar 1.919.440 km . Indonesia dijuluki sebagai negara kepulauan terbesar di dunia karena mamiliki kurang lebih 17.504 pulau dan yang telah disubmisi ke PBB sebanyak 16.056 pulau. Dengan luasnya wilayah Indonesia tentu saja di dalamnya terdapat berbagai kekayaan alam, salah satunya yaitu rempah-rempah. Pada zaman dahulu Indonesia sangat terkenal dengan kekayaan rempah-rempahnya sehingga menjadi ketertarikan tersendiri bagi negara lain seperti Portugis, Belanda, Spanyol hingga Jepang. Kekayaan rempah-rempah menjadi saksi bisu sejarah penjajahan yang terjadi di Indonesia karena keinginan negara-negara tersebut menguasai Indonesia.

Sejatinya, nilai ekonomi dari rempah-rempah sudah dikenal secara luas oleh dunia sehingga memunculkan perdagangan rempah antar komunitas di dunia. Perdanganan rempah-rempah antar Benua pertama tercatat pada tahun 2.600-2.100 SM. Pada masa itu, Bangsa Eropa meyakini bahwa rempah-rempah seperti cengkeh memiliki banyak khasiat sehingga harganya dibandrol jauh lebih mahal daripada harga emas. Karena khasiatnya tersebut cengkeh mulai banyak diminati oleh oleh orang bangsa Eropa, rupanya rempah-rempah yang berasal dai Indonesia sudah banyak dikenal di Eropa sehingga banyak dari mereka yang datang dan membeli langsung rempah-rempah tersebut. 

Dikarenakan bagusnya kualitas serta harga jual rempah-rempah yang berasal dari Indonesia cukup tinggi di pasaran Eropa, lama kelamaan semangat bangsa Eropa untuk membeli rempah-rempah berubah menjadi niat jahat untuk dapat menguasai wilayah Indonesia yang merupakan penghasil rempah-rempah yang sangat diminati. Mulai dari situ Indonesia dijajah oleh Belanda hingga Jepang yang awal mulanya hanya karena Indonesia merupakan wilayah penghasil rempah-rempah.

Setelah merdeka, popularitas rempah-rempah tidak surut dikarenakan banyak negara yang memanfaatkan rempah-rempah sebagai bahan dasar atau bumbu pelengkap makanan. 

Selain sebagai pelengkap bumbu makanan, rempah-rempah juga kerap digunakan sebagai bahan untuk membuat minuman herbal yang banyak memiliki khasiat seperti menyegarkan badan, oleh karena itu hingga saat ini selalu ada permintaan rempah-rempah baik di dalam negeri maupun diluar negeri. Indonesia merupakan salah satu  produsen rempah-rempah dunia, menurut data yang dikeluarkan oleh Food and Agriculture Organization (FAO), Indonesia menempati  peringkat pertama produsen vanili dan cengkeh dunia serta menduduki peringkat ke-2 produsen lada dan pala dunia di tahun 2014 (FAOStat, 2016).

Sebagai produsen rempah, Indonesia memiliki peluang besar sebagai pemasok rempah dunia yang dapat memberikan kontribusi bagi perekonomian Indonesia. Dengan demikian, rempah-rempah merupakan komoditas ekspor yang menjanjikan mengingat pasarnya yang terus tumbuh, sementara negara produsen jumlahnya terbatas. Beberapa komoditas ekspor rempah Indonesia tercatat cenderung mengalami peningkatan nilai ekspor ke European Union 15 selama kurun waktu 10 (2008-2018). Lada menjadi komoditas yang memiliki nilai ekspor terbesar di antara komoditas rempah lainnya dengan nilai rata-rata ekspor mencapai 44.034 US$. 

Selanjutnya, komoditaspala menjadi komoditas kedua yang memiliki rata-rata nilai ekspor terbesar yaitu 40.377 US$, kemudian diikuti oleh komoditas cengkeh dan jahe dengan nilai eksporrata-rata masing-masing sebesar 2.108 US$ dan 1.093 US$. Hingga pada bulan Januari-April 2020 ekspor rempah-rempah mencapai US$218,69 juta atau  meningkat 19,28%. 

Komoditas ekspor rempah utama Indonesia pada tahun  2019 ialah  lada (pangsa pasar 22,04 5%), cengkeh (16,65 %), bubuk kayu manis (12,16 %), vanila (10,42 %), dan pala (10,09 %).  

Namun pada masa pandemi seperti sekarang ini tentu saja berdampak terhadap produksi serta aktivitas ekspor rempah-rempah sehingga memerlukan strategi peningkatan ekspor dengan memperkuat daya saing komoditas dengan memanfaatkan pasar ekspor luar negeri yang saat ini terus tumbuh serta melakukan promosi, penetrasi dan pengembangan komoditas untuk dapat merebut pangsa pasar pesaing di negara tujuan ekspor.

Berdasarkan pada penjelasan diatas dapat diketahui bahwa Indonesia sebenarnya negeri yang kaya akan sumber daya alamnya, hanya saja masih kekurangan SDM yang profesional untuk mengembangkan serta memanfaatkan sumber daya alam yang telah tersedia. Kita sebagai anak muda penerus bangsa harus mampu menjadi generasi yang dapat mempertahankan kemerdekaan memajukan bangsa terutama di bidang ekonomi. Dengan bercermin kepada generasi sebelumnyakita dapat mengambil berbagai hal positif serta memperbaiki hal yang kurang baik sehingga kedepannya negara kita dapat menjadi negeri yang maju, sejahtera dan makmur.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun