Mohon tunggu...
Viator Henry Pio
Viator Henry Pio Mohon Tunggu... Freelancer - Fakta : Proyek Agung Pikiran dan Kata

Start by doing what's necessary; then do what's possible; and suddenly you are doing the impossible

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pandemi dan Kekuatan Mama

10 Desember 2020   10:30 Diperbarui: 10 Desember 2020   10:46 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keluarga sebagai tempat dan situasi yang paling mungkin menyelematkan hidup (kesehatan), menunjang kebutuhan harian (ekonomi) dan pengasuhan nilai (edukasi) bagi kita. Boleh dibilang keluarga adalah perpanjangan tangan dimana program pemerintah bisa diejawantahkan. Spesifiknya yakni pendidikan formal harus terjadi dalam rumah keluarga dengan bantuan dan kerja sama semua anggota keluarga.

Maka makna keluarga harus dicerna dengan baik. Kelurga itu adalah istana yang dibangun ayah. Keluarga itu rahim yang diwakili mama. Keluarga itu lingkaran cinta yang tak terputuskan. Tanda penghubungnya adalah aliran darah yang selalu terhubung dan terikat kuat. Dan itu hadir dalam diri sudara dan kerabat yang tak bisa disangkal.

Keluarga itu tempat dimana jiwa kita dibentuk, paras kita dipoles dan jalan kita dituntun. Keluarga pemberi identitas ibarat baju yang menutupi ketelanjangan tubuh dan kekosongan diri kita. Bahkan oleh karena keeratan keluarga makhota keberasilan boleh kita raih. Ibarat kapal yang engkau tumpangi menuju tepian seberang.

Dan yang tak boleh dilupakan adalah keluarga adalah mata pertama yang melihat kejatuhan kita dan tangan pertama yang akan akan mengusap air mata kegagalan kita serta kekuatan pertama yang menarik dan membangunkan kita. Keluarga juga memberikan situasi istimewa yang selalu menginspirasi kita bagaimana kita menenum jati diri.   

Namun tahukah kita bahwa dari berbagai kriteria dan sumbangan keluarga itu sebenarnya ada dalam diri mama. Yach, mama menjadi sosok yang fundamental ruang dan rumah keluarga.

Dengan rahimnya mama melahirkan. Dengan air susunya mama mengasih supaya kita bertahan hidup. Dengan pangkuannya mama mengasuh supaya kita terjaga. Dan dengan logika tangannya kita diasah menjadi pribadi yang kuat dalam hidup.

Sosok mama kita kenal dan tahu namun bagi saya tak ada satu pun kata yang cukup kuat untuk menggambarkannya. Mama bahkan hadir dan telah mewakili segalanya bagi hidup kita. Walau hidup oleh, dari mama namun terkadang hidup kita jarang untuk mama. Ini miris. Seperti ironi politik yang sulit menyentuh kekotoran rakyat.

Teknik meutika dalam tempahan mama

Kahlil gibran dalam puisisnya yang terkenal "anakmu, bukanlah milikmu" seakan mempromosikan posisi kemandirian dan kemerdekaan anak. Dengan prioritas bahwa anak merupakan pribadi yang bebas dalam hidupnya dan perjuangan untuk meraih masa depan. Pernyataan ini benar adanya. Namun pengagungan berlebihan terhadap ideologi Gibran ini akan mencederai aspek kewajaran dalam hal edukasi.

Di sini yang perlu digaris-bawahi adalah tidak pernah ada keterlepasan total soal panutan sosok dalam keluarga terhusus sosok mama. Keluarga seperti bahan bakar yang menyanggupkan  rosa hidup berjalan dan seperti kendaraan yang kita tumpangi menuju masa depan. Lepas dari kontrol keluarga ibaratnya pohon tanpa akar yang hanya menunggu waktu tuk roboh oleh tiupan angin kencang.

Bagi saya masa pandemi merupakan saat tepat dimana semua orang harus menggali kembali kekuatan edukatif dalam keluarga. Sebab keluarga sebagai wilayah intim dan substansial dalam aspek penanaman nilai-nilai. Oleh karena itu tidak pernah salah jika kesempatan ini kita bernostalgia tentang ajaran dari keluarga terkhusus mama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun