Mohon tunggu...
Pina Azira
Pina Azira Mohon Tunggu... Mahasiswi

Seorang mahasiswi, membaca novel

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Pedagang Kue Pinggir Jalan: Usaha Sederhana yang Menghidupi Keluarga

3 Juli 2025   14:43 Diperbarui: 3 Juli 2025   13:44 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Etalase sederhana berisi aneka kue basah yang menggugah selera."

"Foto bersama Ibu Nizha, pedagang kue pinggir jalan yang penuh semangat dan inspiratif."
Setiap pagi, aroma wangi kue basah menyeruak dari sebuah dapur kecil milik Ibu Nizha di pinggiran kota. Tangannya lincah membentuk adonan pastel, melipat lemper, dan menyiapkan risoles isi ayam yang gurih. Meski bukan chef terkenal atau pemilik toko besar, Ibu Nizha adalah bagian dari denyut hidup ekonomi mikro,seorang pedagang kue yang gigih menghidupi keluarga lewat usahanya.

Setiap pagi, saat sebagian orang baru bersiap berangkat kerja atau sekolah, Ibu Nizha sudah berdiri di pinggir jalan dengan meja lipat dan etalase kecil. Di atasnya tersusun rapi aneka kue basah—risoles, lemper, kue lapis, dan bolu kukus warna-warni.

Ibu Nizha adalah pedagang kue pinggir jalan yang biasa mangkal di dekat lampu merah Airlangga. Ia sudah berjualan sejak lima tahun lalu. Awalnya hanya coba-coba membawa 20 potong kue, sekarang bisa menjual lebih dari 100 potong setiap hari.

“Dulu Cuma buat iseng, buat bantu ekonomi rumah. Tapi ternyata banyak yang beli, terutama ibu-ibu dan anak sekolah. Jadi saya lanjut terus sampai sekarang,” ujar Ibu Nizha sambil merapikan dagangannya.

Berjualan di pinggir jalan memang bukan hal mudah. Harus bangun pagi, siap-siap bawa dagangan, panas-panasan, kadang hujan. Tapi bagi Ibu Nizha, ini adalah sumber rezeki yang halal dan barokah. Dalam sehari, ia bisa membawa pulang keuntungan Rp100.000 sampai Rp200.000, tergantung banyaknya pembeli.

Menurut Ibu Siti, dosen kewirausahaan, pedagang kecil seperti Ibu Nizha adalah contoh nyata usaha mikro yang tangguh. “Meski usahanya sederhana, tapi mereka punya peran besar dalam ekonomi rakyat. Mereka mandiri, ulet, dan sangat dekat dengan masyarakat,” jelasnya.

Pakar bisnis Dr. Rhenald Kasali juga pernah mengatakan, usaha kecil seperti ini bisa tumbuh besar kalau dikerjakan dengan niat dan mau belajar. “Tidak ada usaha yang terlalu kecil jika dikerjakan dengan sungguh-sungguh,” ujarnya dalam sebuah wawancara.

Sekarang, meskipun berjualan di pinggir jalan, Ibu Nizha juga mulai belajar promosi lewat WhatsApp,Instagram, dll.  Beberapa pelanggan tetap suka memesan lebih dulu, lalu tinggal ambil langsung di tempat jualannya. Ia juga mulai menerima pesanan kue untuk acara kecil di lingkungan sekitar.

Kesimpulan

Berjualan kue di pinggir jalan mungkin terlihat sederhana. Tapi dari meja kecil di trotoar itu, Ibu Nizha bisa membantu ekonomi keluarga, menyekolahkan anak, dan tetap mandiri tanpa harus bekerja ke luar kota. Usaha kecil seperti ini membuktikan bahwa semangat dan ketekunan lebih penting daripada modal besar.

Karena di balik setiap risoles dan lemper yang dijual dengan senyum ramah, ada harapan besar untuk masa depan yang lebih baik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun