Mohon tunggu...
Zefanya Pilar Tiarso
Zefanya Pilar Tiarso Mohon Tunggu... Lainnya - .

Mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menyatukan Perbedaan

13 September 2020   14:01 Diperbarui: 13 September 2020   16:16 2140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah kamu pindah ke suatu tempat dan merasa terasingkan? Melihat budaya yang berbeda, mendengar bahasa yang berbeda, tentu setiap orang pernah merasakannya. Kaget dan penasaran adalah reaksi natural dari manusia setiap kali menemukan sesuatu yang berbeda. 

Hal-hal inilah yang membuat setiap kita perlu mempelajari komunikasi antar budaya, karena dengan mempelajari komunikasi antar budaya akan membuat kita lebih siap dengan lingkungan baru, juga membuat kita lebih mudah beradaptasi sehingga tidak akan merasa canggung ataupun aneh ketika menemukan kebudayaan yang baru.

Indonesia memiliki banyak sekali keragaman budaya. Kebudayaan-kebudayaan tersebut dibangun dari masa ke masa oleh masyarakat dari berbagai generasi. Budaya yang turun temurun ini sudah seharusnya terus diwariskan oleh anak cucu kita. 

Setiap budaya memiliki keunikannya sendiri, seperti misal Bali dengan tari kecaknya yang sangat khas atau Jawa Barat dengan tari jaipongnya. Meskipun begitu, budaya bukan hanya melingkupi seni tari saja, melainkan bahasa, pakaian, makanan, dan lain-lain.

Perbedaan budaya di dunia, khususnya Indonesia inilah yang terkadang menimbulkan kesalahpahaman dalam berkomunikasi karena berasal dari lingkungan yang berbeda.

Sebagai contoh saja, ketika seseorang yang berasal dari Sunda mengatakan kepada seseorang yang berasal dari Jawa untuk membelikan "gedang", maka yang dibeli oleh orang dari Suku Jawa tersebut adalah pisang, padahal yang dimaksud bukanlah pisang melainkan pepaya. Kesalahpahaman seperti ini seharusnya bisa diminimalisir apabila seseorang mempelajari komunikasi antar budaya.

Menurut Samovar, Porter, dan McDaniel (2017), ada tiga hal penting untuk mengembangkan kesadaran dalam berkomunikasi antar budaya, diantaranya yaitu:

  • Individual Uniqueness, kita haruslah menyadari bahwa setiap individu memiliki kepribadian dan keunikannya masing-masing, dengan memahami bahwa setiap individu memiliki keunikan sendiri, maka akan membantu kita untuk lebih peka terhadap sekitar dan memaklumi apabila seseorang melakukan suatu hal yang menurut kita tidak biasa, karena bisa jadi itu merupakan budaya yang sudah dibangun sejak dia kecil.

  • Generalizing, hal ini sering sekali dilakukan oleh kebanyakan orang, menggeneralisasi suatu kaum hanya akan menimbulkan stereotype yang buruk karena menganggap semua orang dari suku atau kaum tersebut sama. Misalnya seperti menganggap semua orang Padang itu pelit, semua orang Batak itu galak, padahal stereotype tersebut mungkin tidaklah benar karena balik lagi seperti poin nomor 1, bahwa setiap individu memiliki keunikannya sendiri.

    Maka dari itu, suku tidak bisa menggambarkan kepribadian dari setiap individu, jadi kita tidak boleh memberi "cap" terhadap orang lain hanya karena merasa tau tentang kebudayaannya.

  • Objectivity, melihat seseorang secara obyektif merupakan hal yang penting dalam melakukan komunikasi antar budaya, melihat secara obyektif artinya tidak menduga-menduga dan melihat dari perspektif sendiri bukan apa kata orang lain.

    Contoh, apabila kita bertemu dengan orang yang badannya kekar dan mukanya terlihat galak, maka yang harus dilakukan adalah melihat individu tersebut secara obyektif dan bukan melihat dari fisiknya saja. Dengan begitu, maka komunikasi yang terjalin bisa lebih baik dan minim kesalahpahaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun