Mohon tunggu...
Pieter Lomma
Pieter Lomma Mohon Tunggu... profesional -

talk anything, share everything, for better thing, but I'm remains nothing.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Thanks to TV One

13 Maret 2016   07:08 Diperbarui: 13 Maret 2016   08:14 1497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Salam Kompasiana...

Suhu Politik yang berkaitan dengan DKI-1 memang akhir-akhir ini terasa semakin panas, bahkan ada benturan-benturan yang terasa keras, yaitu benturan logika politik, nalar, nurani, bahkan emosi. Dari perspektif seorang awam politik seperti saya; semuanya ya masih ditahap yang wajar-wajar saja, ya namanya proses pendewasaan demokrasi, asalkan tidak berkembang menjadi kampanye hitam, fitnah atau mengarah kepada kekearsan fisik.. it is well- well aja.

Tapi yang namanya Jakarta, ini tempat adalah barometer politik tanah air bro..., apa yang terjadi di Ibu Kota akan menjadi epicentrum penyebaran/ imbas bagi daerah-daerah lain se-antero Nusantara , dari para pejabat yang namanya Gubernur, Walikota, Bupati sampai rakyat dengan berbagai profesi; artis, seniman, budayawan, petani, pelajar, mahasiswa, nelayan hingga pelaku bisnis dll dll. Semuanya dibikin bicara atau setidaknya mikirin hehe. Bahkan di era informasi modern yang instan ini, imbasnya ini sampai di seluruh dunia, orang Indonesia dimanapun berada selalu up-date dengan perkembangan politik di tanah air.

Adapun live event yang diadakan oleh TV ONE dengan ILC-nya, nothing to do with gedung Epicentrum, tetapi sejak ILC mengangkat tittle "DKI-1: siapa penantang Ahok?" Perbincangan, ulasan dan jawaban baik di forum resmi maupun di sosmed masih berlangsung seru, termasuk tulisan ini di lapak Kompasiana.

Sungguh saya berterimakasih kepada TV ONE untuk acara tersebut, banyak orang yang menanggapinya secara negatif terhadap acara tersebut, ada yang bilang forum pembantain terhadap Ahok (karena dua kubu yang tidak berimbang), ada juga yang bilang salah Karni Ilyas, sampai-sampai beliau harus mengklarifikasi via tweeter dll. Tetapi bagi saya cukup belajar dari kasus yang hampir sama, yaitu "pertempuran politik" Pemilu Presiden 2014 yang lalu, TV ONE telah menjadi referensi berita terpercaya, hasil survei yang sangat valid, dan para tokoh politik nasional di tambah pengamat politik juga budayawan yang sangat terkenal dan selalu menjadi nara sumber, wow memang beda.

Ngalor-ngidul "kenapa" saya katakan berterima kasih? karena TV ONE telah berhasil mengumpulkan tokoh-tokoh; baik para kandidat DKI-1 maupun para tokoh politik dll yang berkaitan. Segala sumpah serapah, penghakiman, tuduhan dan kebencian terhadap Ahok tertumpah, sedangkan banyak para tokoh yang hadir dengan antusias sambil manggut-manggut menyatakan tanda persetujuannya terhadap setiap statement yang di arahkan untuk menyerang Ahok.

Dan menurut pendapat saya; inilah yang terjadi di kubu pro-Ahok, mereka hanya bisa terpana karena melihat dan mendengar para tokoh-tokoh ini masih membawa spirit "peperangan politik" tahun 2014, anak-anak muda (teman/ sahabat Ahok) sungguh dibukakan matanya, ternyata waktu yang berjalan cepat untuk sebuah perubahan ini tidak membuat para tokoh langganan TV ONE berubah dan move-on, tetapi beliau-beliau ini masih konsisten untuk hidup dimasa lalu.

Saya rasa event-event seperti ILC atau yang lainya dengan topik kontestansi DKI-1 akan selalu menjadi Hot Sale, dan bagi TV ONE pasti juga akan konsisten dengan para nara sumbernya yang hebat-hebat, meng up-date hasil survey yang valid dan terbukti "menang" di tahun 2014, intinya kubu anti Ahok akan selalu menang telak.

Tapi masalahnya kemenangan yang sejati adalah ketika seseorang atau pasangan yang sudah diumumkan dan ditetapkan oleh KPU untuk menjadi Gubernur DKI (bukan di live event). Jawaban yang sangat cerdas sudah dilakukan oleh masyarakat pendukung Ahok melalui membludaknya penduduk Jakarta yang berbondong-bondong mengambil formulir penyerahan KTP, artinya tidak perlulah berbalas pantun terhadap para tokoh hebat dan narasumber di TV ONE, bahkan ketidak sediaan Ahok untuk hadir di ILC pun dinilai sudah sangat tepat. Semakin di caci si Ahok, semakin banyak yang orang yang terketuk nuraninya, mereka yang seumur-umur golput jadi tidak rela hak politiknya terbuang begitu saja. Oleh sebab itu; para tokoh hebat yang konsisten yang hadir di TV ONE itu adalah orang-orang yang besar jasanya, mereka telah berhasil membawa Jokowi menjadi RI-1 di tahun 2014 yang notabene scope-nya lebih luas (Indonesia), lah ini cuma DKI-1... dipastikan beliau-beliau ini akan kembali menggapai sukses besar.

Ilustrasinya seperti ini:

Di ring tinju si Ahok pasti sedang terkapar K.O dan tidak akan bangun lagi ( ini Ring Tinju Hologram). Dan di satu Ring Tinju yang lain ( ini Ring tinju: PILKADA DKI-1) Ahok sedang nyiapin baju untuk pelantikan oleh Presiden Jokowi di Instana Negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun