Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Saham Media Pro Prabowo Anjlok

11 Juli 2014   19:27 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:38 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pasca Pilpres, hari Kamis kemarin (10/7), IHSG bergerak hijau. Penguatan IHSG ini sudah diprediksi oleh para ekonom dengan catatan proses Pemilihan Presiden berlangsung damai. Ekspektasi para pelaku pasar terhadap proses demokrasi yang kondusif pun terpenuhi. Imbasnya, kemarin IHSG menguat 2,19% ke 5.134 setelah pada perdagangan Selasa (8/7) ditutup pada level 5.019.

Walaupun IHSG bergerak positif, harga saham beberapa emiten yang terafiliasi dengan Capres-cawapres nomor urut satu justru anjlok. Misalnya PT. Media Nusantara Citra Tbk dengan kode MNCN yang notabene adalah group MNC yang dimiliki oleh Hary Tanoesodibyo, harga sahamnya mengalami penurunan 3,36% atau 100 poin dan ditutup pada harga Rp 2.630 per lembar saham. Begitu pula dengan PT. Visi Media Asia Tbk dengan kode VIVA yang merupakan perusahaan yang membawahi TV One dan portal berita viva.co.id. Group perusahaan milik Aburizal Bakrie tersebut tercatat mengalami penurunan 4,85% atau sebesar 13 poin menjadi Rp 255 per lembar saham.

Pergerakan harga saham yang negatif tersebut berlawanan dengan emiten yang bergerak di bidang media lainnya seperti PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) yang naik 2,9 persen dan PT Tempo Inti Media Tbk yang juga naik tipis 0,97 persen. Selain itu, PT Star Pasific Tbk (LPLI) yang menaungi media Investor Daily dan Berita Satu juga naik 1,9 persen

Seorang analis dari PT.Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo mengatakan penurunan saham MNCN dan VIVA tersebut adalah akibat perbedaan hasil Quick Count yang ditampilkan masing-masing media, sementara mayoritas lembaga survei yang kredibel mencatat kemenangan Jokowi-JK dengan selisih keunggulan kurang lebih 5%.

Membaca dinamika bursa efek Kamis kemarin, terlihat bahwa pelaku pasar merespon positif iklim pilpres kita, namun terhadap media-media yang menayangkan hasil Quick Count berbeda dengan mayoritas lembaga survei, pasar merespon negatif.

Walaupun seiring waktu, harga saham-saham tersebut akan rebound mengikuti fundamental perusahaan, mestinya ini jadi pembelajaran buat para konglomerat pemilik perusahaan.

Agak berbeda dengan dunia politik, dalam bisnis, kepercayaan adalah unsur yang paling penting. Apalagi media merupakan ranah bisnis yang menempatkan “kepercayaan” sebagai salah satu core business-nya. Media yang main-main dengan “kepercayaan” ini suatu saat pasti akan ditinggalkan pembelinya. (PG)

Referensi:

VIVA dan MNCN anjlok

pemilu.tempo.co.id

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun