Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Teman yang Saya Jodohkan Hampir Jadi Janda Muda

22 Mei 2021   20:24 Diperbarui: 22 Mei 2021   20:39 924
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi double date. Gambar dari istockphoto.com


Rasanya hampir semua orang punya insting jadi mak comblang, apalagi bila statusnya sudah punya pasangan (entah pacar atau suami/istri) tapi kawan karibnya belum. Insting tersebut pun semakin kuat munculnya jika kawan-kawan yang masih single dan ingin dijodohkan itu punya persamaan dalam beberapa hal.

Ini saya alami beberapa tahun lalu. Target peristiwa jodoh-menjodohkan ini adalah teman kantor, gadis manis yang wajahnya dalam sekejab bisa berubah dari putih bersih menjadi merah kepiting rebus jika sedang tersipu malu.

Target pasangannya adalah teman kantor istri, yang juga saya kenal baik. Usia keduanya terpaut sekitar 7 atau 8 tahun. Dia memang sudah cukup mapan. 

Kata istri, dia ingin segera mencari pendamping hidup. Kriterianya tidak muluk-muluk, yang penting pandai masak itu sudah cukup. Kriteria yang lain masih bisa dikondisikan.

Kebetulan teman kantor saya ini orangnya jago masak. Dia sendiri tidak ada masalah dengan cowok yang jauh lebih tua. Jadinya klop, bukan? Tapi memang orangnya sedikit pemalu. Sebenarnya mereka sama-sama pemalu, akibatnya beberapa kali rencana rendezvous mesti ditunda karena selalu saja ada alasan.

Akhirnya setelah beberapa kali tertunda, mereka pun berhasil ketemuan di salah satu restoran pizza. Hanya saja karena keduanya malu-malu kalau bertemu berdua saja, mereka pun mengajak bala bantuan. Yang cowok mengajak saya untuk menemani, yang cewek mengajak satu lagi teman kantor cewek lainnya untuk menemani.

Jadinya kami berempat duduk semeja. Mirip-mirip double date, tapi yang sepasang lagi jadi pelengkap penderita saja. Hanya walaupun jadi pelengkap, saya cukup senang karena bisa makan malam gratis saat itu.

Kami pun ngobrol ngalor ngidul. Sesekali saya membantu mengiring percakapan, agar mereka lebih saling mengenal walaupun tidak saling bertanya langsung. Seingat saya pembicaraan saat itu berjalan lancar dengan banyak canda dan tawa.

Bagaimana hasil pertemuan tersebut?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun