Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Personifikasi Tuhan yang Kebablasan

10 Juni 2018   22:53 Diperbarui: 10 Juni 2018   23:27 1282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar dari www.cnnindonesia.com

Kita ketahui bersama bahwa AR (Amien Rais) adalah salah satu elite politik yang getol menyuarakan presiden baru pada pilpres tahun depan. Isu yang kerap digaungkan adalah tenaga kerja asing, kriminalisasi ulama dan utang. Tapi kadang AR juga mengeluarkan pernyataan-pernyataan kontroversial yang bikin gaduh se-Indonesia Raya. Masih jelas di ingatan kita pada salah satu ceramahnya, AR memberi label parpol yang ada dengan label partai setan dan partai Allah.

Sabtu malam (9/6) portal CNN menurunkan berita tentang pernyataan kontroversial AR yang lain lagi. Pada acara buka puasa bersama kader PAN pada hari Sabtu (9/6), AR meminta masyarakat berdoa agar pada pilpres mendatang, negara kita memiliki pemimpin baru. Jika masyarakat intens mendoakan hal tersebut, Tuhan pun malu jika tidak mengabulkannya. 

Demikian pernyataannya seperti dikutip dari portal CNN, "Jadi Anda itu sekarang perlu berdoa jadi tiap sore ya tiga menit saja 'Ya Allah semoga engkau memberikan bangsa yang tercinta ini sebuah presiden baru yang cinta kepada agamamu, yang tidak akan mengkriminalisasi ulama, tidak akan menjual kekayaan bangsa ke asing dan Aseng. Kalau belasan juta tiap hari itu berdoa, Allah malu tidak mengabulkan."

Personifikasi Tuhan

Sebenarnya kita pun secara sadar atau tidak kerap membatasi keadikuasaan Tuhan dengan melukiskan Tuhan lewat sifat-sifat dan polah tingkah manusia kita. Misalnya saat mengatakan tangan Tuhan, Tuhan menjaga, Tuhan mengasihi, Tuhan memandang dan lain-lain. 

Tapi hal tersebut didasari oleh tujuan yang mulia agar kita lebih dekat dan lebih mudah memahami karya Tuhan dalam hidup kita. Kita semua tahu Tuhan itu bersifat impersonal, tapi untuk memudahkan kita memahami ketidakterbatasan-Nya, kita menggunakan kata-kata kita yang terbatas.

Sehingga saat beribadah kita sering menggambarkan Tuhan secara kaku dalam doa-doa kita. Misalnya mohon agar jadi juara kelas, mohon agar lamaran kita diterima, atau pada saat ada pertandingan/kompetisi kita mohon agar Tuhan memilih kita jadi pemenang dan lain-lain. Padahal bisa jadi pihak lain bahkan kompetitor kita pun mendoakan hal yang sama. Apa yang terjadi? Apa kita sebagai manusia fana yang hanyalah butiran debu bermaksud "memaksa" Tuhan membuat pilihan? Tentu tidak, bukan?  

Jadi pernyataan AR meminta masyarakat yang menghendaki pergantian presiden agar berdoa dengan khusyuk itu sah-sah saja. Sampai di situ pernyataannya masih sangat lumrah. Tapi begitu sampai pada pernyataan Allah malu jika tidak mengabulkan, rasanya sudah kelewatan. Personifikasi Tuhan-nya sudah overdosis.

Bagaimana jika pernyataan itu kita balik? "Kalau belasan juta masyarakat tiap hari berdoa agar Presiden Jokowi terpilih kembali, Allah malu tidak mengabulkan."

Kita sedang bermain-main dengan Sang Maha Kuasa!

Tuhan Tidak Akan Berubah karena Politik 

Saya tidak paham benar pesan apa yang ingin disampaikan AR lewat pernyataan tersebut. Entah segmen masyarakat mana yang akan disasar dengan pernyataan seperti itu. Saya yakin sebagian besar masyarakat sudah paham dan komitmen dengan pilihan politiknya. Terkait pilpres 2019, sampai saat ini paling tidak ada dua kubu masyarakat yaitu yang memilih #2019TetapJokowi atau #2019GantiPresiden. 

Dua kubu masyarakat tersebut sudah yakin dengan pilihan politiknya. Sebagian masyarakat yang masih bisa berubah haluan adalah mereka yang menentukan pilihan dengan lebih subjektif atau tidak terikat secara emosional dengan personal kandidatnya. Jadi menurut saya statement apapun yang dikeluarkan AR tidak akan banyak berpengaruh lagi pada keputusan politik para konstituen. 

Akhirnya pernyataan tersebut malah jadi blunder buat AR sendiri. Kubu #2019GantiPresiden bergeming dengan pilihannya, sementara kubu #2019TetapJokowi juga semakin yakin untuk tidak berada di pihak yang sama dengan AR.

Apalagi ujung-ujungnya terdengar kabar kalau AR pun siap jadi salah satu kandidat Capres dari PAN. Pernyataan yang dilontarkan AR pun semakin terkesan memaksa Tuhan berpikir menggunakan cara berpikirnya.

Memang setelah menimbulkan kegaduhan, AR memberikan klarifikasi pernyataan tersebut pada artikel ini. Tapi setelah membaca artikel tersebut, saya tetap menyayangkan AR membawa-bawa Tuhan pada pidato politiknya.

Pada akhirnya, tahun depan Tuhan pasti bekerja atas negeri ini. Tuhan bekerja lewat suara-suara para konstituen. Akan ada lebih dari 200 juta orang yang menentukan nasibnya sendiri selama lima tahun berikutnya lewat pilpres. Sistem demokrasi yang kita bangun memang menegaskan ungkapan Suara Rakyat Suara Tuhan. Tapi apapun hasil pilpres nanti, kita tetap akan beribadah kepada-Nya. Tidak akan ada sifat-sifat Tuhan yang berubah, Tuhan tetap Maha Kuasa dan tidak perlu malu kepada siapa pun. (PG)

---

Referensi: 

Amien Rais: Tuhan Malu

Amien Rais Siap Nyapres 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun