Mohon tunggu...
Philip Manurung
Philip Manurung Mohon Tunggu... Pengajar

lahir di Medan, belajar ke Jawa, melayani Sulawesi, mendidik Sumatera; orang Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Kisah Nyata Yasuke, Afro-Samurai yang Penuh Misteri

8 Agustus 2019   11:25 Diperbarui: 8 Agustus 2019   19:57 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster film Afro-Samurai. Disalin dari: amazon.com

Kenshin, Musashi, Shingen, Hidesyoshi, Zatoichi. Familier dengan nama-nama tersebut? 

Benar. Mereka adalah legenda-legenda samurai dari Jepang.

Selain nama-nama besar di atas, ada satu lagi yang sering dilupakan orang. Bukan karena sepak terjangnya tidak signifikan, tetapi kisah hidupnya penuh misteri.

Namanya dikenal dalam sejarah sebagai Yasuke. Ia seorang samurai keling (kulit hitam); orang Afrika pertama dan satu2-satunya yang layak menyandang dua katana.

Dididik oleh Para Misionaris

Tahun 1543, bangsa Portugis sampai di pesisir Selatan Jepang pada waktu yang tepat. Kekaisaran Ming di Cina memutuskan hubungan dagang dengan Jepang. Padahal, Jepang masih sangat membutuhkan kain sutra impor dari Cina.

Para pedagang Portugis melihat sebuah peluang bisnis sebagai perantara. Mereka akan membeli kain Sutra dari Cina dan menjualnya di Jepang.

Masuknya pedagang Portugis di Jepang serta merta membuka pintu bagi para misionaris Yesuit. Misi mereka: menginjili seluruh wilayah Jepang. 

Pada masa puncaknya, banyak daimyo (tuan tanah/Lord) dan lebih dari 200 ribu orang Jepang menjadi Kristen. Para petobat baru terkonsentrasi di wilayah Kyushu.

Sementara di belahan bumi Afrika, kaum Yesuit yang lain menjalankan misi yang sama. Salah satu metode yang mereka lakukan adalah membeli sejumlah budak dari kepala suku setempat untuk dikapalkan ke Eropa. Begitulah ceritanya sehingga seorang budak dari Afrika akhirnya menjadi pelayan bagi para misionaris Yesuit.

Tidak banyak yang diketahui mengenai asul usulnya. Bahkan nama aslinya. Diduga, ia berasal dari suku Bantu di Mozambik. 

Yang jelas, setelah bekerja bagi kaum Yesuit, ia dididik dalam agama Katolik. Mereka mempercayakannya kepada Alessandro Valignano, seorang pengawas Yesuit.

Seorang Keling di Negeri Sipit

Pada tahun 1579, Valignano membawanya ikut dalam pelayanan ke Jepang. Itu adalah masa yang dikenal dalam sejarah sebagai Sengoku Jidai (warring states period). 

Jepang terbagi-bagi dalam beberapa poros kekuasaan yang saling memperebutkan. Di antara semua daimyo yang lain, Oda Nobunaga dari klan Oda-lah yang paling berkuasa.

Ketika sang budak Afrika itu dibawa ke Kyoto (ibukota pada saat itu), kota itu gempar. Dalam sekejap ia menjadi pusat perhatian. Ratusan penduduk Kyoto menerobos gereja Yesuit di kota itu untuk melihat langsung orang keling itu.

Mereka tidak hanya takjub dengan kulitnya yang hitam legam, tetapi juga ukuran tubuhnya. Ia satu setengah kali lebih tinggi daripada rata-rata penduduk lokal.

Kehebohan ini sampai juga ke telinga Nobunaga. Ia segera meminta orang-orang Yesuit untuk membawa budak itu ke istananya. Ketika akhirnya bertemu, panglima perang itu lebih takjub lagi. Ia tidak mengira ada jenis manusia sebesar dan sekeling itu.

Seakan tidak percaya, ia meminta pembantunya menyeka kulit pemuda itu untuk memastikan warna aslinya. Setelah dilihat tidak berubah, barulah ia yakin. Nobunaga kemudian memberinya nama: Yasuke.

Pada tahun itu pula, Yasuke menjadi bagian dari pasukan Nobunaga. Ia menerima semua hak sebagai seorang samurai: sebilah katana pendek, sebilah katana panjang, seperangkat pakaian, dan sebidang tanah. Setelah Injil, kini ia tunduk kepada aturan Bushido.

Timbul dan Tenggelam Bersama Nobunaga

Sebagai samurai, ia diterjunkan dalam berbagai perang untuk menghancurkan lawan-lawan Nobunaga. Para samurai dari klan-klan yang lain mulai sering bertemu dengan samurai keling itu.

Pilihan Nobunaga tidak salah. Terbukti, setelah dilatih, Yasuke menunjukkan kejeniusannya dalam bertarung. Kekuatan dan keganasannya ditakuti oleh para lawan. Teror menyebar ke seluruh Jepang.

Ia pun menjadi samurai kesayangan Nobunaga dan diundang makan oleh para daimyo. Ia sering berkuda mendampingi tuannya memperlihatkan daerah-daerah yang baru direbutnya. 

Namanya semakin berkibar. Banyak yang mengidolakan, tetapi banyak juga yang iri; juga terhadap Nobunaga.

Pada tahun 1582, Nobunaga diserang oleh pasukan Akechi Mitsuhide. Yasuke bertempur habis-habisan membela tuannya. Ia gagal. Kalah, Nobunaga mengakhiri hidupnya dengan seppuku di Kuil Honno-Ji.

Yasuke berpikir cepat. Ia lari ke kastil Azuchi dan menyelamatkan putra Nobunaga. Sayang, sang penerus tahta akhirnya bunuh diri ketika Mitsuhide kembali menyerang.

Menurut aturan Bushido, Yasuke juga harus melakukan seppuku mengikuti tuannya. Anehnya, Mitsuhide mengampuninya. Mungkin karena rasa hormatnya atas reputasi samurai itu.

Sebagai gantinya, ia memerintahkan sang Afro-samurai kembali kepada para misionaris Yesuit di Kyoto. Yasuke pun menyerahkan pedangnya.

Tidak ada yang tahu bagaimana nasibnya setelah itu. Tidak ada catatan tentang perjalanan selanjutnya bersama para misionaris.

Begitupun, reputasi sang samurai keling terus bertahan hingga abad 21. Sepak terjangnya menginspirasi sebuah film animasi berjudul Afro-Samurai, dengan Samuel L. Jackson sebagai pengisi suara.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun