Mohon tunggu...
Phadli Harahap
Phadli Harahap Mohon Tunggu... Freelancer - Aktif di Komunitas Literasi Sukabumi "Sabumi Volunteer"

Seorang Ayah yang senang bercerita. Menulis dan Giat Bersama di sabumiku.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Virus Corona Harus Mendekat agar Warga Semakin Waspada

3 April 2020   00:23 Diperbarui: 3 April 2020   00:23 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: istimewa

Di tempat tinggal saya, awalnya virus corona tidak begitu ditakuti. "Wilayah kita termasuk Green zone," kata Bupati dan Walikota Sukabumi. Bagi yang belum tahu, Sukabumi itu terdiri dari dua wilayah, Kota dan Kabupaten. Orang-orang masih suka jalan-jalan ke Kota, mengunjugi mall dan supermarket. Bahkan, orang masih terlihat pergi berduyun-duyun ke bioskop. Maklum beberapa hari sebelum diumumkan oleh Pemerintah belajar dan bekerja #dirumahaja, bioskop baru dibuka setelah 21 tahun harus nonton ke Bogor atau ke Bandung. 

Desas-desus virus corona dianggap belum bahaya. Ketika Gubernur Jakarta Anies Baswedan tampak begitu heboh menyoal COVID-19, kehidupan warga Sukabumi masih tenteram, aman dan sentosa. Virus Corona? "Kematian itu urusan Allah." Kata sebagian warga. Jangan coba-coba melarang warga salat jamaah di masjid. 

Hingga memasuki minggu ketiga bulan Maret, daerah Bogor yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Sukabumi ditemukan kasus positif COVID-19, bahkan walikota yang baru dari luar negeri terjangkit juga. Sementara itu, pasien yang meninggal di rumah sakit Cianjur, ternyata posoitif virus corona. Kabar tersebut sayup-sayup terdengar juga oleh warga. tetapi sekali lagi, wilayah Sukabumi itu daerah hijau. Begitu kata dua orang para pemimpin daerah.

Status zona hijau itu pula yang membuat pabrik di wilayah kabupaten belum menutup operasinya. Para buruh pabrik diminta memakai masker dan sanitizer saat masuk kerja. Tetapi di dalam pabrik ya tetap tidak jaga jarak dan tak  terjamin pula kondisi kesehatannya. Memasuki pekan terakhir bulan Maret, sebagian warga pelan-pelan mulai mendengar bahaya virus corona. 

Sejurus dengan itu, Pemerintah Desa mulai lebih ketat menjalankan surat edaran dari Gubernur Jawa Barat. Kepala Desa mengumumkan kepada warga untuk lebih banyak melakukan kegiatan di rumah saja. Sepekan terakhir Bulan Maret 2020, bahaya virus corona gaungnya mulai kencang. Pemerintah Daerah pun melakukan penyemprotan dan pengecekan di perbatasan Cianjur dan Bogor kepada para pendatang yang memasuki Sukabumi. 

Aparat desa mulai menyemproti masjid, sekolah, dan fasilitas publik lainnya. Rumah warga yang berada di pinggir jalan utama desa termasuk disemproti disinfektan. Penjaga masjid pun mengumumkan harus membawa sajadah sendiri bagi yang mau salat jamaah. Masjid tidak semata sebagai tempat ibadah, tetapi tempat mimbar agama dan pengajian anak-anak. Sehingga, sulit sekali meminta warga tidak jamaah ke masjid. 

Virus corona rupanya semakin mendekati wilayah tempat tinggal kami yang termasuk zona hijau. Pemerintah Kabupaten mengumumkan terdapat 2 kasus COVID-19 dan akhirnya Walikota Sukabumi juga mengumumkan terdapat satu orang terjangkit virus. Lalu, Gubenur Jawa Barat, Ridwan Kamil pun mengumumkan hasil rapid test bahwa Kota Sukabumi terbanyak kasus positif. Tak disangka, 300 orang polisi di Sekolah Pembentukan Perwira Lembaga Pendidikan dan Latihan (Stukpa Lemdiklat) Sukabumi diumumkan positif COVID-19 berdasarkan hasil rapid test.  

Kasusnya semakin dekat. 300 kasus polisi yang terjangkit virus membuat warga menjadi waspada, karena mungkin saja terjadi kontak di luar pihak kepolisian. Pemerintah Kota Sukabumi pun membuat kebijakan lebih ketat dengan membatasi waktu operasi warung, toko biasa, toko perbelanjaan modern, dan tempat usaha lainnya. Pengumuman tersebut membuat warga semakin sadar kalau kasus virus corona tidak hanya hadir di televisi dan internet saja. Ketika virus corona semakin dekat, warga pun semakin waspada akan risikonya bahayanya. Saran mencuci tangan, jaga jarak, dan tetap di rumah akhirnya menjadi bahan gosip dan obrolan ibu-ibu di perkampungan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun