Mohon tunggu...
Petrus Septianus Sasi
Petrus Septianus Sasi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswa di Universitas Mercu Buana Nama : Petrus Septianus Sasi NIM : 41322010008 Mata Kuliah : Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB Dosen : Prof.Dr. Apollo , Ak , M. Si. Universitas Mercu Buana Meruya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Gaya Kepemimpinan Ki Hadjar Dewantara Pada Upaya Pencegahan Korupsi

12 November 2023   19:04 Diperbarui: 12 November 2023   19:10 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

I. Pendahuluan

Korupsi merupakan salah satu masalah besar yang dihadapi oleh Indonesia. Korupsi dapat menyebabkan kerugian negara, ketimpangan sosial, dan kerusakan tatanan sosial. Oleh karena itu, upaya pencegahan korupsi merupakan hal yang penting untuk dilakukan.

Salah satu tokoh yang berperan penting dalam upaya pencegahan korupsi di Indonesia adalah Ki Hadjar Dewantara. Ki Hadjar Dewantara, atau yang lebih dikenal dengan nama Paku Buwono IX, adalah seorang tokoh pendidikan dan kebudayaan Indonesia. Beliau lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889 dan wafat pada tanggal 26 April 1959. Ki Hadjar Dewantara dikenal sebagai pelopor pendidikan nasional dan pendiri Tamansiswa.

Ki Hadjar Dewantara lahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Beliau berasal dari keluarga bangsawan Jawa. Ayahnya bernama GPH Soerjaningrat dan ibunya bernama Raden Ayu Rukmini.

Ki Hadjar Dewantara bersekolah di Europeesche Lagere School (ELS), sekolah rendah untuk anak-anak Eropa. Setelah lulus dari ELS, beliau melanjutkan pendidikannya di STOVIA, sekolah kedokteran untuk orang Jawa. Namun, beliau dikeluarkan dari STOVIA karena terlibat dalam aksi protes terhadap pemerintahan kolonial Belanda.

Pada tahun 1908, Ki Hadjar Dewantara mendirikan organisasi Budi Utomo. Organisasi ini merupakan organisasi pergerakan nasional pertama di Indonesia. Ki Hadjar Dewantara berperan penting dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melalui jalur pendidikan dan kebudayaan.

Pada tahun 1922, Ki Hadjar Dewantara mendirikan Tamansiswa, lembaga pendidikan yang berazaskan Trilogi Pendidikan, yaitu:

  • Ing ngarso sung tuladha (di depan memberi teladan)
  • Ing madya mangun karsa (di tengah menciptakan peluang)
  • Tut wuri handayani (di belakang memberi dorongan)

Tamansiswa menjadi pelopor pendidikan nasional di Indonesia. Lembaga pendidikan ini telah melahirkan banyak tokoh-tokoh nasional Indonesia.

Ki Hadjar Dewantara juga dikenal sebagai seorang penulis yang produktif. Beliau telah menulis banyak buku, artikel, dan puisi. Buku-bukunya banyak membahas tentang pendidikan, kebudayaan, dan politik.

Pada tahun 1945, Ki Hadjar Dewantara diangkat menjadi Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan yang pertama di Indonesia. Beliau menjabat sebagai menteri selama dua tahun, yaitu dari tahun 1945 hingga tahun 1947. Ki Hadjar Dewantara wafat pada tanggal 26 April 1959 di Yogyakarta. Beliau dimakamkan di Taman Wijaya Brata, Yogyakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun