Petugas kesehatan juga manusia. Mereka pergi ke kampung tetapi tinggal di mana? Rumah petugas kesehatan di kampung sudah rusak. Tidak tersedianya tempat tinggal, air bersih dan listrik menjadi alasan klasik yang dilontarkan tatkala menjawab desakan masyarakat yang meminta petugas kesehatan.
Kematian demi kematian di Asmat terjadi lantaran ketidakhadiran petugas kesehatan di kampung-kampung terpencil. Orang Asmat mati lebih cepat dari usia hidupnya.Â
Di dalam Kitab Suci, khususnya Kitab Mazmur tertulis dengan sangat jelas bahwa "Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat delapan puluh tahun" (Mazmur 90:10). Tetapi, kematian di Asmat, karena ketidakhadiran petugas kesehatan, bukan karena kodrat atau kehendak Tuhan melainkan sejarah manusia saling mengabaikan.
Melihat kondisi tersebut, pemerintah daerah Kabupaten Asmat seharusnya mengarahkan pandangan ke kampung-kampung terpencil yang tidak ada petugas kesehatan dan infrastruktur dasar pelayanan kesehatan.
Pemerintah harus memprioritaskan pembangunan rumah petugas kesehatan di kampung-kampung terpencil di Asmat, tanpa kecuali.
Bagaimana Anda memberikan Surat Keputusan (SK) kepada petugas kesehatan ke kampung-kampung tanpa menyiapkan tempat tinggal yang layak untuk mereka? Mereka akan pergi ke kampung dan tinggal di mana untuk melayani masyarakat?
Ke depan, demi menyelamatkan manusia Asmat, pemerintah daerah Kabupaten Asmat, harus sungguh-sungguh memperhatikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di kampung-kampung terpencil di Asmat. Di setiap kampung harus ada rumah petugas kesehatan dan ada petugas kesehatan (Mantri/Bidan) yang tinggal dan melayani masyarakat.
Tanpa ada komitmen dari pemerintah untuk memperhatikan kesehatan orang Asmat, maka mata rantai kematian orang Asmat akan berlanjut dan lambat laun orang Asmat bisa punah di atas tanah leluhur mereka. [Agats_04-12-2019]