Mohon tunggu...
PETRUS PIT SUPARDI
PETRUS PIT SUPARDI Mohon Tunggu... Penulis - Menulis untuk Perubahan

Musafir di rumah bumi Papua

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Papua Bukan Tanah Kosong", Upaya Mencari Keadilan untuk Orang Papua

15 November 2019   16:19 Diperbarui: 15 November 2019   16:23 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana diskusi buku (Dok. pribadi)

Keempat, bencana kemanusiaan yang memalukan. Kelaparan, gizi buruk, tidak adanya persediaan oba-obat dan makanan yang memadai yang merenggut nyawa banyak orang, khususnya anak-anak dan kaum perempuan, di tanah Asmat dan Nduga merupakan sebuah bencana yang memalukan dan aib bagi sebuah bangsa yang bernama NKRI. Situasi ini diperburuk dengan konflik bersenjata yang memuat ribuan orang harus mengungsi dan meninggalkan kampung halamannya secara terpaksa. Bencana kemanusiaan di Asmat dan Nduga adalah sebuah ironi dengan pembangunan infrastruktur yang masif di tanah Papua.

Direktur SKPKC Fransiskan Papua, Yuliana Langowuyo menegaskan bahwa buku "Papua Bukan Tanah Kosong" merupakan salah satu tanggung jawab moral Sekretariat Keadilan Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan Fransiskan Papua untuk memberitahukan kepada semua orang di muka bumi ini bahwa penderitaan dan air mata orang Papua masih tetap ada dan mungkin akan selalu dialami orang Papua setiap hari selama Papua masih menjadi bagian dari NKRI.

"Judul buku 'Papua Bukan Tanah Kosong' merupakan slogan yang direfleksikan untuk memaknai sekaligus memotivasi orang-orang Papua untuk bangkit dan bangun dari tidurnya. Bangun untuk bersama dan berjalan merebut segala yang sudah mulai hilang dan punah dari tanah Papua," tegas Yuliana.

Ia menambahkan bahwa "Papua Bukan Tanah Kosong" karena di tanah Papua ada sumber daya alam dan manusia yang harus dihormati dan dihargai seturut martabatnya yang luhur di hadapan sang Pencipta.

"Kehadiran buku 'Papua Bukan Tanah Kosong' juga dimaksudkan agar siapa saja yang berkehendak baik untuk memperjuangkan perdamaian, keadilan dan keutuhan ciptaan bagi orang Papua di tanah Papua dapat memahami segala persoalan dengan baik dan bisa melaksanakan tawaran solusi yang tertuang dalam buku ini," tegasnya.

Dikeluarkan di Jakarta

Pada hari Jumat

Tanggal 15 November 2019                                                            

Yuliana Langowuyo, Direktur SKPKC FP

Aloysius G. Goa, Direktur JPIC OFM Indonesia

Paulus Rahmat SVD, Direktur Vivat Indonesia

Narabung: Basil -- 081281873685

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun