Mohon tunggu...
Petra Wahyu Utama
Petra Wahyu Utama Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Sejarah

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.” -Pramoedya Ananta Toer-

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Rock di Semarang, Gegap Gempita Distorsi hingga Akhir 90-an

18 Juni 2020   23:57 Diperbarui: 21 Juni 2020   14:52 1265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Koleksi Arsip Pribadi

Hal ini berlaku pula pada musik rock sebagai bagian dari industri, yang kemudian sedikit demi sedikit tergeser dengan kemunculan aliran pop alternatif, melayu, dan boyband di industri musik.

Musik Rock memang tidak pernah benar-benar mati, namun memasuki awal dekade 2000-an antusiasme masyarakat kemudian mulai beralih. Pop Alternatif seperti yang dibawakan oleh Ungu, Sheila on 7, dan Peterpan meledak dan begitu digandrungi oleh para kawula muda. 

Pada pertengahan dekade, aliran melayu seperti yang dibawakan oleh ST 12 dan Kangen Band turut berkompetisi dan memberi warna pada industri musik. Secara serempak anak-anak muda di Semarang pun ikut terpengaruh, bahkan pada fase ini banyak band yang memfokuskan penciptaan notasi, aransemen, dan lirik lagunya dengan style yang hampir mirip dengan mereka. 

Kangen Band (Tangkapan Layar YouTube Warner Music Indonesia) via kompas.com
Kangen Band (Tangkapan Layar YouTube Warner Music Indonesia) via kompas.com
Musik Rock semakin tergeser dari siaran Radio dan Televisi ketika boyband-boyband berisikan pria-pria tampan bergaya seperti Westlife, Boys II Men, dan Backstreet Boys kembali meledak pada kurun waktu 2010. Belum lagi kumpulan wanita-wanita cantik turut membentuk kelompok yang disebut dengan girlband juga muncul pada fase ini. 

Mulai dari SM*SH, Coboy Junior, Cherrybelle, JKT 48, bahkan ala Boyband/Girlband Korea (K-Pop) mampu merebut pangsa pasarnya yakni para kawula muda. 

Acara-acara musik yang menampilkan boyband pun turut dihelat di Semarang. Sebagai contoh penampilan boyband legendaris Westlife yang terselenggara pada 1 September 2019 lalu. 

Tentunya, pilihan seseorang atas suatu fenomena yang terjadi dari perubahan produk budaya ini, sedikit banyak akan termanifestasi dalam gaya hidupnya. Musik rock memang belum benar-benar tumbang sepenuhnya, bahkan aliran musik yang mampu memberi pengaruh besar di kalangan muda-mudi di Indonesia ini, pasti suatu saat akan kembali bangkit.

Tren musik bagaikan sebuah metamorfosis, kadang muncul dipermukaan kadang tenggelam. Semuanya pun kembali pada selera masing-masing dan tidak ada satu pun yang dapat memaksakannya. Tinggal bagaimana cara membangkitkannya, biarlah para Rocker yang berbicara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun