Mendapat Banyak Cerita
Cerpen Yudha Adi Putra
        Menjadi mahasiswa akhir, tentu tidak mudah. Bergumul dengan skripsi. Bukan hanya mood yang tidak menentu. Rasa malas ada saja. Belum lagi, ketika bimbingan. Ada saja perubahan muncul. Semua salah di mata dosen pembimbing. Perbaikan demi perbaikan dilakukan. Semua tentu dengan harapan supaya lulus. Kreativitas terhenti, terkadang tak akademis. Itu dilarang, tulisan harus sesuai kaidah.
        "Sudahlah, Jar. Nurut saja apa yang diminta dosen pembimbingmu,"
        "Tapi itu aneh sekali. Bisa berubah-ubah. Sudah revisi berkali-kali. Ini yang terakhir sebelum bimbingan," jawab Jarwo pada saran temannya. Teman yang lain dosen pembimbing.
        "Waktu bimbingan, memangnya apa saja yang harus direvisi ?"
        "Semuanya !" jawab Jarwo.
***
        Setelah semalam tak tidur, Jarwo akhirnya bisa tidur. Ia tidur jam dua belas siang. Tepat ketika cuaca sedang panas. Buku berantakan di kamarnya. Bacaan yang dibaca semalaman. Mungkin karena kelelahan. Kelelahan melembur skripsi yang tak ada hentinya itu.
        "Badanku sakit semua. Kenapa tadi seperti terdengar suara hujan ?" terbangun dari tidurnya. Jarwo menaap sekeliling. Tak ada orang di rumah. Sepi. Air ada di mana-mana. Membasahi lantai. Melangkah keluar, Jarwo menatap pohon-pohon ada yang tumbang.
        "Pasti ini ada angin besar. Pohonnya banyak yang tumbang. Tapi, aku malah bisa tidur siang dengan tenang," gumam Jarwo.