Di suatu pagi yang penuh harapan, seekor alarm eh, maksud saya, sebuah alarm berjuang keras menjalankan tugas mulianya: membangunkan manusia. Tepat pukul 05.00 WIB, ia menjerit sekuat tenaga:
 "TIT! TIT! TIT! BANGUN WOOI!"
Si pemilik, seorang manusia biasa yang katanya "niat hidup disiplin", mengerang pelan, menyentuh tombol snooze, dan berkata, "5 menit lagi..."
Dan disitulah awal tragedi dimulai.
Si alarm menunggu. Lima menit... sepuluh menit... satu semester.Â
Manusia itu tak bangun juga. Alarm pun bertanya pada Tuhan,
"Tuhan... aku ini ciptaan siapa? Mengapa nasibku seperti mantan? Hanya dicari saat dibutuhkan, lalu dilupakan begitu saja?"
Alarm itu mulai trauma. Setiap kali dia harus berbunyi, dia menangis dalam diam.
"Untuk apa aku berbunyi... kalau pada akhirnya aku cuma jadi hiasan jam tidur?"
Hari-hari berlalu. Alarm tetap setia. Tapi manusia ini mulai lihai: dia letakkan HP di bawah bantal, kadang malah dimatikan sambil mimpi.
Sampai suatu hari, alarm tak mau lagi berbunyi.Â
Ia merasa lelah, seperti hati yang dighosting berkali-kali.