Mohon tunggu...
PERHUMAS Muda Yogyakarta
PERHUMAS Muda Yogyakarta Mohon Tunggu... Lainnya - Organisasi

PERHUMAS Muda Yogyakarta merupakan organisasi profesional yang berada dibawah naungan PERHUMAS Indonesia. PERHUMAS Muda Yogyakarta memiliki fokus pada bidang Public Relations atau hubungan masyarakat bagi para mahasiswa yang ada di Yogyakarta. Organisasi ini diharapkan mampu menjadi wadah belajar dan mencari pengalaman bagi para pemuda yang memiliki minat di bidang Public Relations.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Peran Public Relations dalam Menanggapi Isu Boikot Brand Pro-Isrl

31 Desember 2023   18:24 Diperbarui: 31 Desember 2023   18:24 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : Indah Gita Pertiwi

Indahgitapertiwi2016@gmail.com

Teman-teman pasti ga asing lagi dengan isu boikot yang akhir-akhir ini terjadi di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia. Yaps, isu boikot beberapa brand yang pro Israel sedang marak di media sosial akhir-akhir ini. Hal ini disebabkan beberapa brand tersebut diisukan mendukung tindakan genosida yang dilakukan Israel terhadap Palestina. 

Konflik antara Israel dan Palestina yang terjadi selama puluhan tahun sangat berdampak besar bagi berbagai aspek kehidupan di dunia, baik politik, sosial, bahkan ekonomi. Konflik tersebut memicu reaksi dari berbagai kalangan masyarakat termasuk Indonesia. Beberapa saat lalu marak kembali aksi boikot pro-Israel. Di Indonesia, gerakan boikot ini telah muncul beberapa kali, terutama pada saat terjadinya eskalasi konflik Israel-Palestina. Pada tahun 2023, gerakan ini kembali muncul menyusul terjadinya serangan Israel terhadap Jalur Gaza. 

Ajakan gerakan boikot produk ataupun perusahaan-perusahaan yang pro terhadap Israel ini dipicu oleh tindakan-tindakan Israel yang dianggap tidak adil terhadap Palestina, seperti penyerangan terhadap warga sipil, pembongkaran rumah, dan blokade jalur Gaza. Gerakan ini juga didukung oleh sentimen anti-Israel yang berkembang di kalangan masyarakat dunia, termasuk di Indonesia.


Gerakan boikot terhadap produk pro-Israel telah menimbulkan dampak yang signifikan bagi perusahaan-perusahaan yang menjadi targetnya. Beberapa perusahaan telah mengalami penurunan penjualan, kerusakan reputasi hingga kerugian finansial.

Tapi teman-teman di rumah tahu ga sih? Kalau gerakan atau aksi boikot ini pastinya memiliki pengaruh besar dan erat kaitannya dengan bidang public relations. Yaaps, sebagai seorang public relations yang bertugas untuk menjadi jembatan penghubung antara perusahaan dan stakeholder, seorang public relations juga harus bisa mengembalikan dan mempertahankan citra serta reputasi perusahaan lhooo.

Peristiwa atau isu yang menerpa sebuah perusahaan tersebut tentunya perlu dikendalikan, hal ini dikarenakan apabila isu yang terjadi dibiarkan begitu saja maka akan berdampak signifikan terhadap citra, reputasi bahkan keuangan perusahaan loh. Maka dari itu, diperlukan strategi dari perusahaan khususnya disini peran public relations dalam menghadapi isu yang ada agar tidak menjadi sebuah krisis dalam perusahaan.

Menurut L. Fearn Banks (1996:1), krisis merupakan sebuah peristiwa besar dengan hasil yang berpotensi negatif mempengaruhi suatu organisasi, perusahaan atau industri serta publik, produk, layanan dan nama baik.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa krisis merupakan sebuah kejadian serius yang mempengaruhi keselamatan manusia dan atau produk, reputasi perusahaan dan mungkin memperoleh dan diancam publisitas negatif.

Contoh beberapa kasus yang sejumlah perusahaan di Indonesia yang diisukan pro terhadap Israel yaitu Starbucks, McDonald's, PepsiCo, Unilever, Coca Cola dan lain sebagainya. Perusahaan-perusahaan tersebut diisukan mendukung gerakan genosida Israel terhadap Palestina. Dukungan seperti memberikan dana, produk, maupun dukungan secara non benda. Maka, hal tersebut tentunya berdampak buruk bagi perusahaan yang membuat perusahaan-perusahaan tersebut di boikot oleh masyarakat baik secara aksi nyata maupun di media sosial.

Aksi tersebut berimbas dengan sepinya pelanggan yang mengkonsumsi produk dari perusahaan tersebut, yang berimbas pada turunnya pendapatan dari perusahaan dan menyebabkan kerugian.

Beberapa perusahaan yang terkena dampak seringkali memberikan klarifikasi berupa video atau mengatakan bahwa mereka tidak pro terhadap Israel. Tapi tahukah teman-teman dirumah? Bahwasannya sebagai seorang Public relations terkadang kita tidak harus langsung menanggapi isu yang ada dengan cara terang-terangan dengan membuat klarifikasi. Sebagai seorang Public Relations kita bisa dahulu mengumpulkan data-data yang ada terhadap isu yang menimpa perusahaan dan melakukan strategi-strategi yang dapat meminimalisir kerugian dan kritikan dari masyarakat yang dapat memperburuk keadaan. 

Nah, sebelum kita mengetahui apa saja strateginya. Perlu kita ketahui bahwasannya ada beberapa tahapan perusahaan dilanda krisis, yaitu:

  1. Pre-krisis, dimana awal mula krisis ini muncul dan seorang public relations harus memprediksi masalah apa yang akan terjadi di perusahaan. Maka kita sebagai public relations harus melakukan Riset and Development (RnD) di tahap ini.

  2. Warning, pada tahap ini masalah yang ada sudah dapat dikenali, dipecahkan dan diakhiri atau bisa juga dibiarkan. Namun, apabila berlarut untuk membiarkan masalah maka nantinya masalah tersebut akan berkembang menjadi sebuah kerusakan yang menyeluruh bagi perusahaan.

  3. Acute, tahap ini yaitu tahap dimana seorang public relations khususnya di uju kepemimpinan dan problem solving nya. Hal ini dikarenakan krisis sudah terbentuk dan media sudah mengetahui masalah yang terjadi di perusahaan. Jika sudah pada tahap ini perusahaan tentunya harus bertindak menyusun strategi agar tidak menimbulkan kerugian bagi perusahaan.

  4. Clean-up, seperti namanya sendiri yaitu bersih. Dimana perusahaan harus dapat membersihkan dan memulihkan perusahaan dari kerugian.

  5. Past-krisis, nah pada tahap ini perusahaan seharusnya sudah bereaksi saat suatu krisis sudah di tahap warning atau peringatan. Karena pada tahap ini penyelesaian masalah harus segera dihentikan. Jika sejak awal tidak dihentikan, krisis akan terjadi. Namun jika perusahaan dapat memenangkan kembali kepercayaan publik dan dapat beroperasi kembali dengan normal maka secara formal dapat dikatakan bahwa krisis dapat dihentikan.

Strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi krisis dan menghindari tahapan krisis menjadi sebuah krisis berkelanjutan yaitu dapat dilakukan dengan cara:

  • Komunikasi yang transparan dan jujur

Perusahaan perlu menyampaikan informasi yang transparan dan jujur kepada publik tentang hubungan mereka dengan Israel. Perusahaan juga perlu menjelaskan posisi mereka terkait konflik Israel-Palestina.

  • Dialog terbuka dengan konsumen maupun aktivis yang pro terhadap Palestina

Perusahaan perlu membuka dialog terbuka dengan konsumen untuk mendengarkan pendapat dan keluhan mereka. Perusahaan juga perlu memberikan penjelasan dan klarifikasi atas tuduhan-tuduhan yang dilayangkan oleh para pendukung gerakan boikot.

  • Melakukan aksi nyata untuk mendukung perdamaian

Perusahaan dapat melakukan aksi nyata untuk mendukung perdamaian di Palestina. Aksi ini dapat berupa sumbangan dana, dukungan moral, atau kegiatan-kegiatan lainnya yang dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Palestina. Pada strategi ini peran public relations sangat harus bisa mengambil simpati, mengetuk hati nurani dan melakukan tindakan kemanusiaan. Corporate Social Responsibility atau CSR pada saat ini sangat diperlukan karena tindakan sosial atau kegiatan sosial yang pernah maupun yang akan dilakukan harus digunakan untuk mengembalikan citra perusahaan.

  • Membangun citra perusahaan yang positif

Perusahaan perlu membangun citra perusahaan yang positif, terlepas dari hubungan mereka dengan Israel. Perusahaan dapat melakukan hal ini dengan berbagai cara, seperti meningkatkan kualitas produk dan layanan, berkontribusi positif terhadap masyarakat, atau melakukan kegiatan CSR yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

Isu boikot brand pro-Israel merupakan isu yang kompleks dan sensitif. Isu ini memiliki implikasi yang signifikan bagi perusahaan-perusahaan yang terdampak. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan tersebut perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk meminimalkan dampak negatif dari gerakan boikot tersebut. Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan strategi public relations yang efektif.

Nah, maka dari itu sebagai seorang public relations kita harus sangat peka dan update terhadap apa yang sedang terjadi di lingkungan kita. Tentunya seorang Public relations juga harus sigap dan cerdas dalam mengambil langkah dalam menghadapi isu-isu yang terjadi, agar tidak berdampak buruk bagi perusahaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun