Dalam perkembangan zaman yang semakin pesat tugas pemuda semakin berat terutama bagi mereka yang sedang berada di wilayah perdesaan.
Pemuda pada saat ini dituntut untuk memiliki daya saing yang tinggi dalam mengikuti kompetisi global yang mana hal tersebut harus ditopang dengan kepribadian yang produktif dan proaktif.
Dari situlah, nilai tawar seorang pemuda saat ini sedang dipertanyakan. Mengingat seorang pemuda memiliki sebuah peranan yang sangat strategis dalam membangun peradaban masyarakat di masa yang akan datang dengan seluruh potensi mereka yang akan menjadi agen perubahan serta agen kontrol sosial di dalam lingkungan sekitar masyarakat khususnya di lingkungan sosial masyarakat desa.
Dalam membentuk sebuah generasi yang unggul dan produktif diperlukan sebuah penguatan literasi di tengah - tengah kehidupan pemuda desa tersebut.
Literasi tersebut merupakan sebuah kunci utama agar mereka dapat memiliki daya saing ditengah terjadinya perkembangan zaman saat ini. Meningkatkan literasi itu sendiri merupakan sebuah kegiatan untuk meningkatkan minat baca dan menulis seorang pemuda.
Dengan meningkatkan minat baca pemuda desa tersebut akan dapat meningkatkan kecakapan mereka dalam menarik kesimpulan dan memecahkan kan permasalahan sosial yang lahir dari masyarakat di wilayah perdesaan tersebut. Seiring dengan semakin meningkatnya kecakapan literasi di tengah kehidupan pemuda maka akan dapat melahirkan sebuah dampak positif yang bukan hanya bagi diri mereka dan keluarga mereka sendiri akan tetapi juga dapat memberikan dampak positif bagi kehidupan sosial masyarakat di wilayah perdesaan yang akan menjadi sumber perubahan ke arah yang lebih baik di masa yang akan datang.
Maka dari itulah, pemerintah daerah harus mampu memberikan peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kecakapan literasi pemuda desa tersebut.
Dalam pengaturannya, Â peningkatan kecakapan literasi tersebut dapat di tinjau dari dua aspek penting, yaitu : Indeks pembangunan literasi pemuda, dan tingkat gemar membaca pemuda desa.
Pengaturan tersebut, bisa dijadikan untuk pedoman pemerintah daerah dalam menyusun APBD untuk membangun perpustakaan dan dan Literasi pemuda dalam rangka meningkatkan literasinya.
Hal tersebut, mendorong pemerintah dalam meningkatkan peranannya untuk mengalokasi sebagian anggaran APBD untuk membangun dunia literasi seperti pembangunan perpustakaan daerah khususnya di tengah kehidupan pemuda yang berada diperdesaan. Dengan hal tersebutlah, para pemuda akan lebih mudah dalam mengembangkan dirinya walaupun keberadaan mereka di tengah kehidupan masyarakat desa yang jauh dari kehidupan masyarakat kota yang telah lama memiliki pengetahuan yang luas.
